42. THE REAL BABY

70.2K 5.4K 421
                                    

Happy Reding 
ada banyak typo!


Anna, tak pernah menyangka bila pernikahannya dengan Reza si pria dingin nan arogant akan sampai dititik ini. Sifatnya yang sudah sangat berubah, jauh dari yang Anna kenal dulu. Benar-benar sudah berubah.

Dan sebentar lagi mereka akan dianugrahi anak kedua setelah kurang lebih enam tahun menikah. Benar-benar hal yang tidak pernah Anna sangka. Ia sungguh tuhan takdirkan untuk Reza. Sudah jauh pergi, namun tuhan tak ingin mereka pisah. Jika itu terjadi, ada banyak cara tuhan kembali mempersatukan.

"Melamun lagi?" Anna merasakan elusan lembut dipuncak sebuah. Ia menoleh pada pria yang sedang menatapnya penuh cinta. "Melamunkan apa hmm?" Reza menggenggam tangan sang istri yang sedang rebahan disofa kamar bayi.

"Sedang berpikir, mengapa kita bisa sampai ada dititik ini."

"Why to be it? Harusnya kamu berpikir sebentar lagi kamu akan melahirkan, sayang."

"Besok." Bisik Anna dengan senyuman lebar. "Aku jadi bingung mengapa bisa mengubah watakmu yang dulu sangat dingin dan cuek, jadi bucin seperti ini." Anna terkikik.

Wajah Reza berubah masam, tak terima disebut cuek dan dingin. "Sayang, sejak dulu aku memang sudah luluh padamu. Hanya saja ego-ku besar, jadi tak terlihat saja." Ucapnya membela diri. "Lagipula, aku masih dingin dan cuek, namun dihadapan orang lain. Bila dihadapan istriku yang sangat cantik ini ... Uhh aku mana bisa begitu." Reza mencubit gemas pipi Anna yang sedikit bulat semenjak kehamilan ini.

Anna meringis pelan seraya tertawa. "Aku jadi sebal, semenjak tanganmu sembuh pipiku terus jadi sasarannya." Anna cemberut.

"Karena aku gemas."

Pintu kamar diketuk beberapa kali dari luar, bi Hasri dan bi Ida masuk membawa keranjang dan kotak-kotak entah apa isinya.

"Maaf mengganggu tuan, nyonya." Ucap bi Ida seraya melangkah masuk, mendorong troli besi yang berisi kotak-kotak.

"Sudah sampai?" Tanya tuan Albert pada pembantu rumah tangga tersebut. Kedua pembantu yang dapat disebut senior itu menganguk. "Tolong langsung disusun ke lemari kaca yang disudut!"

"Sayang, itu apa?" Tanya Anna heran. Sampai detik-detik hari H persalinan Reza juga belum selesai dalam pakaian bayi. Padahal semuanya pikir Anna sudah siap, tinggal menunggu dokter saja malam ini datang untuk membantu Anna bersalin. Ya, dokter memperkirakan besok Anna akan melahirkan.

"Mainan-mainan yang dapat mengarah ke motorik. Itu penting."

"Reza kita kan masih punya waktu setelah melahirkan untuk membelinya."

"Tak apa sayang, jangan khawatir." Reza mengecup puncak kepala Anna dengan sayang.

Anna hanya bisa geleng-geleng kepala menghadapi Reza yang sangat antusias ini. Ada banyak barang-barang dan perlengkapan bayi lain yang Reza beli. Seperti troli bayi dan baby walker untuk bayi latihan berjalan contohnya, Anna kesal kenapa dibeli terlalu cepat. Reza membeli masing-masingnya dua, untuk bayi laki-laki dan perempuan. Saat ditanya mengapa membeli dua, jawaban sangat mencengangkan. Reza menjawab dengan polos karena ia tidak tahu jenis kelamin calon bayi mereka.

Melihat wajah polos suaminya, mana tega Anna memarahi Reza. Karena jika dimarahi juga, suaminya itu hanya akan diam lalu mengadu pada bayi dalam perut Anna. Mengadu dirinya dimarahi oleh mommy-nya, seolah-olah merasa sangat sedih terzalimi sekali. Anna sampai terheran-heran melihatnya.


*****


Ezar sedang menunggu seorang gadis ditaman sekolah itu. Sesekali melirik kearah kotak bekal diatas pangkuannya. Di sekolah, semenjak ada Kesya, sepupu Sherly yang juga bersekolah disini. Kesya jadi sering ikut kemanapun mereka pergi dan bergabung dalam kelompok apapun yang mereka ikuti. Kesya seolah tak bisa lepas dari Sherly.

I MISS YOU MOMMYWhere stories live. Discover now