9. SHERLY

69.7K 5.6K 297
                                    

Hahahha beneran double 😂😂


"Mommy, masih hidup tidak ya?" Tanya Ezar.

"Ohh mommy..." Mikha mencoba menjawab dengan ekspresi bingung.

"Mommy Helvi datang! Hai sayang, ternyata kamu di sini?!" Tiba-Tina Helvi datang dengan suara yang riang dan heboh melihat Ezaron yang sedang duduk di atas pelampung.

Wajah lucu Ezar terlihat malas dan datar. Orang yang tak di harapannya yang malah datang.

"Tidak ada daddy di sini" ucap Ezar dengan dingin.

Semua orang tercengang atas ucapan Ezar barusan. Begitu dingin dan datar. Semua orang akan begitu yakin kalau dalam tubuh mungilnya memang mengalir darah seorang pria arrogant bernama Reza Albert. Bi Hasri tak seberapa kaget lagi. Bagaimana Ezaron begitulah Reza kecil, keras kepala, sedikit angkuh. Syukur sekali gaya sedikit angkuh itu tak turun pada Ezar.

Wajah Helvi terlihat berubah masam namun begitu cepat ia merubah kembali mimik wajahnya sehingga tak ada yang melihat wajah masamnya barusan. "Mommy Helvi kesini ingin bertemu Ezar, bukannya daddy Reza"

"Ezar tidak mau bertemu aunty"

"Kenapa?"

"Tidak mau" Ezar bergegas pergi dari kolam, meninggalkan para pengasuh dan wanita yang terus menyebut dirinya mommy itu.

Bi Ida menatap Helvi sebentar. "Tuan muda sedang badmood kurasa ada baiknya nyonya pulang saja"

Helvi terlihat marah, ia berdiri kali ini. "Hehh pelayan! Kau mengusirku?!" Helvi mengangkat tinggi dagunya. "Bukankah sudah Kukatakan kalau aku akan segera menggantikan posisi nyonya kalian sebelumnya, Anna!"

"Kau-"

"Bi Hasri sudah! Jangan" dengan cepat Mikha menghadang bi Hasri yang sedari tadi hanya diam meredam emosinya. Bi Hasri akan membela habis-habiskan nyonya nya sebelumnya. Ia begitu menyayangi Anna, entah kenapa.

"Tapi Mikha aku tak suka ucapannya!"

"Kita masuk saja" Akhirnya mereka masuk.

Helvi menunggu Reza kembali namun sudah berjam-jam tidak kunjung kembali. Menelepon pria itu pun sudah berulang kali tapi tak di angkat. Ezar pun sama sekali tak kunjung keluar dan turun dari atas. Helvi semakin sebal dan akhirnya ia pulang.

Benar-benar usaha yang sia-sia.

*****

Ezar berdiri diam di sisi lapangan menatap teman-temannya yang terus berlari sana sini mengejar bola dengan semangat. Sementara Ezar hanya diam memperhatikan bola itu yang terus di kejar dan di tendang sana sini. Hingga ia melamun dan lamunannya buyar akibat bola itu mengenai lututnya sedikit keras. Tak lama seorang bocah mendatangi Ezar dengan senyuman remehnya.

"Jika tidak bisa main bola lebih baik kau main dengan anak perempuan" ujar Demino diakhiri tawa geli.

"Ezaron tendang bolanya. Ayo main!" Ajak teman kelasnya yang lain.

"Aku tidak mau main, jangan ganggu aku Demino" ucap Ezar memperingati.

Demino mengulur tangannya menyentuh poni rambut Ezar yang menutupi sebelah keningnya."Kalau aku mau-"

I MISS YOU MOMMYOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz