19. TAMPARAN ANNA

129K 8.8K 927
                                    

Iya iya iya iya aku ingat kok malam minggu. Sbar ya, chill 🤸🏻‍♀️💃

Selamat membaca readersss

Reza terus melirik jam tangan mahal di tangannya, memastikan kalau jam pulang sekolah putra kecilnya akan tiba sebentar lagi. Dan demi hal ini ia membatalkan banyak janji dengan koleganya. Simon adalah orang yang dapat ia percaya untuk menggantikannya.

Suara gema lonceng dari dalam sekolah menghentak Reza dari lamunannya. Dengan gesit ia melepas sabuk pengaman dan keluar dari dalam mobil. Sejumlah anak-anak sudah di jemput orang tuanya.

Mata biru Reza menggerilya mencari keberadaan sang anak. Hingga tatapannya semakin tajam saat melihat Ezar sedang berjalan dengan putri Rafael William menuju ke taman sekolah. Mereka terlihat sangat akrab dengan bergandengan tangan seperti itu.

Kaki Reza yang panjang menuntunnya melangkah masuk menghampiri Ezar dan Sherly. "Ezaron"

Ezar masih terlihat sibuk mengikat sepatu. Sherly menyenggol Ezar dengan tatapan terus mendongak menatap polos pada Reza. Bukan tak tahu, ia pun tahu jika sang papa dan daddy Ezaron berhubungan tidak begitu akrab. "Daddymu"

Ezar mendongak dan kaget melihat sang daddy. Jika dulu ia akan antusias dan senang jika di jemput Reza. Entah kenapa kali ini tidak begitu. Dengan wajah datar tak bahagianya, jelas terlihat Ezar tak mengharap sang daddy yang menjemputnya.

"Daddy mau apa ke sekolah?"

Pertanyaan Ezar sukses membuat Reza membulatkan matanya. Anaknya bertanya begitu padanya? Sisi hatinya sedih.

"Ezar bertanya daddy mau apa ke sekolah? Tentu saja menjemputmu pulang nak. Ke rumah kita, ayo!" Reza mengulurkan tangannya berharap Ezar menyambutnya tapi Ezar malah menggelengkan kepalanya.

"Tidak daddy, mommy akan menjemput. Daddy kan sibuk" Ezar tahu jika ini adalah jam sibuk daddynya sehingga ia tak mau mengganggu. Karena ia sudah memiliki mommy yang banyak meluangkan waktu untuknya.

Reza menyamakan tinggi tubuh mereka dan memegang kedua bahu sang anak. "Daddy minta maaf jika selama ini daddy tak pernah punya waktu untukmu. Tapi daddy janji mulai sekarang akan terus ada untukmu, Ezar"

"Daddy tidak perlu minta maaf, tidak apa-apa" Ezar tersenyum dengan tampan.

"Ezar" panggil Anna.

"Sherly" panggil Rafael.

Anna dan Rafael tak sengaja bertemu di depan gerbang sekolah. Mereka memutuskan untuk masuk bersama ke dalam untuk menjemput sang anak yang biasa akan main berdua. Tapi Anna malah di kejutkan dengan adanya Reza di sana.

"Mommy!" Dengan girang Ezar mengambil tas dan memeluk pinggang sang mommy.

Sementara Sherly sudah berdiri di sebelah sang daddy.

"Biarkan aku membawa pulang Ezaron. Sudah beberapa hari ini ia bersamamu" Reza bangkit dan menghadap Anna.

Anna menunduk menatap Ezar yang menggelengkan kepalanya dengan wajah sedih, jawaban itu jelas tidak mau. "Tanyakan padanya, apakah ia mau atau tidak?"

Reza menatap penuh harap pada putranya. Tapi Ezar kembali menggelengkan kepalanya. "Ezar, pulang dengan daddy ya?"

"Tidak mau, Ezar ingin dengan mommy"

"Pokoknya Ezar akan pulang dengan daddy!" ucapan Reza kali ini lebih memaksa. Ia memegang pergelangan tangan Ezar sehingga anak itu meronta. "Ayo!"

Rafael maju dan menghempas tangan Reza dari tangan kecil Ezar. Reza yang kesal, semakin menatap tajam Rafael.

"Putramu tidak mau, jangan di paksa. Dia ingin dengan ibunya"

I MISS YOU MOMMYOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz