1. DADDY SIBUK!

251K 10K 441
                                    

Selamat membaca

Seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar bernuansa anak laki-lakian. Wanita itu menarik gorden sehingga sinar matahari pagi yang begitu cerah, menembus masuk ke dalam kamar sang tuan muda Albert. Putra tunggal pewaris seluruh harta kekayaan keluarga Albert.

Bocah laki-laki yang begitu tampan masih bergulung dengan selimut di atas ranjangnya yang nyaman langsung merasa terganggu.
"Ahh... bi Hasri, Ezar tidak mau sekolah" rengek bocah lelaki tampan bernama lengkap Ezaron Ann Albert itu. "Huhh, malas berjumpa Rachel dan Demino" gumamnya tak semangat.

"Jangan begitu tuan muda, daddy tuan bisa marah" ucap bi Hasri sambil mengelus rambut Ezar dengan sayang.

Hal itu malah membuat Ezar kecil makin nyaman tertidur.

"Daddy kan memang hobi marah" sahut Ezaron cepat.

"Ssstt! Tidak boleh begitu tuan muda, itu kan tetap daddynya tuan muda"

"Andai saja ada mommy, mungkin daddy tidak hobi marah" kata Ezar sambil bangun dari ranjang dan melangkah pelan ke arah jendela.

Bi Hasri tersenyum getir melihat tingkah Ezar yang kadang bersifat dingin namun tersayat kesedihan. Sosok bocah lelaki itu setiap waktu terus mengingat ibunya. Ibunya yang entah dimana, tiada yang tau.

Bi Hasri tersenyum lagi kala membayangkan wajah cantik milik ibu Ezar, Anna. Wanita lemah lembut yang sangat sabar dan tabah menghadapi manusia berhati es batu yang tak lain ialah Reza Albert.

"Baik pangeran Ezar yang tampan. Bi Hasri akan menunggu sang pengeran berkemas di bawah" kata bi Hasri dengan suara ceria untuk mengubah suasana hati Ezar.

Ezar hanya mengangguk dengan mata terus menatap ke luar jendela.

Ezar selama ini hidup hanya dengan tangan sang daddy. Dia tak mengenal sama sekali sosok mommy atau wanita yang mengandung dirinya. Kadang ingin dirinya bertanya dimana sosok sang mommy berada pada sang daddy. Tapi Ezar kecil terlalu takut berbicara pada daddynya. Dia cukup mengenal daddy sebagai orang yang sangat sibuk dan kadang suka marah. Hal itu membuat Ezar takut dan kadang hanya berani bertanya pada bi Hasri yang tak bisa menjawab apa-apa selain diam dengan tatapan yang menyedihkan. Ezar tentu ingin seperti anak-anak lainnya yang mempunyai ayah dan ibu. Paling tidak dia tahu apakah mommy masih hidup atau telah tiada. Tapi ia bahkan tak mengetahui apapun, dan ia tak berdaya apa-apa untuk mengetahuinya.

Jika tuhan memberikan sebuah permintaan yang akan langsung di kabulkan. Maka Ezar akan meminta, untuk bisa berjumpa dengan mommynya. Ezar sangat ingin bisa melihat wajah sang mommy, menyentuhnya, menciumnya, dan memeluk tubuhnya yang sempat melindungi Ezar selama dalam kandungan dulu. 

Tapi... Ezar mampu membayangkan sedikit wajah itu. Hanya saja sulit untuk memastikannya. Namun seolah ada lukisan kabur berupa wajah sang mommy dalam memori kecilnya. Tepat di jantung hatinya. Wanita berkulit putih dengan rambut yang panjang, mata yang indah serta senyuman yang manis.

Apakah benar, seperti itu deskripsi tentang mommy?

×××××

"Apa Ezar sudah bangun?" tanya Reza dengan tangan sibuk memakai dasinya sendiri.

"Sudah tuan" sahut bi Hasri yang baru saja turun dari lantai atas.

Reza hanya mengangguk sambil berjalan ke meja makan dan duduk di tempat yang dari dulu memang tempatnya. Jam terus berjalan hingga derap sepatu yang kencang membuat Reza mendongakkan kepalanya menatap Ezar yang baru siap dengan seragam sekolahnya. Dia baru di bereskan oleh sang maid, bi Ida. Melihat Reza duduk sedang sarapan sendirian di atas meja. Ezar berjalan ke arah meja makan dan meletakkan tasnya di atas kursi sebelah. Lalu ia berjalan ke arah Reza.

I MISS YOU MOMMYWhere stories live. Discover now