17. BATAL SUDAH

119K 8.5K 1.2K
                                    

Selamat membaca, jangan kupa komen dan vote


"Hiks...hiks... sakit.. hiks..."

Anna melirik kanan kiri, saat tangisan itu terdengar agak kencang ia pun bangun dan mencoba mencari asal suara. Hingga ia melihat seorang gadis kecil berseragam sekolah sama seperti Ezar menangis kesakitan karena lututnya terluka. Anna berjongkok di hadapan gadis kecil itu.

"Sayang, kaki kamu kenapa luka? Jatuh ya?"

"Iya, aunty hiks.. sakit.." tangisnya.

"Aunty bantu bangun ya. Duduk di kursi di sana!" Tunjuk Anna dengan dagunya ke arah kursi taman. Ia menggendong gadis kecil berserakan TK itu dan mendudukkannya di kursi taman tak jauh dari mereka. "Sebentar ya nak. Aunty beli air dan betadine dulu ya. Ini ada ice cream, untukmu ya" Anna memberikan gadis cantik itu ice cream nya.

Sambil menangis gadis itu mengangguk dan menerima pemberian Anna. Anna segera kembali ke super market untuk membeli air dan keperluan untuk membersihkan luka lainnya. Tak lama ia kembali dan segera membersihkan luka di lutut gadis kecil itu dengan air.

"Awhh... perih aunty hiks..."

"Sabar ya cantik, jika tidak di bersihkan ini bisa infeksi. Aunty berusaha pelan-pelan ya"

Diiringi ringisan perih dan tangisan sakit. Akhirnya luka di lutut gadis cantik itu sudah Anna tangani dengan peralatan seadanya. Lalu Anna mengambil sesuatu di dalam plastik belanjaannya.

"Sudah jangan menangis lagi" Anna mengelus puncak kepala gadis kecil itu. "Orang tua kamu kemana?"

"Lagi di kantor. Kantornya ada di dekat sini. Tadi Sherly kejar kucing, terus tidak sengaja terpeleset dan jatuh" jelasnya dengan wajahnya yang polos, Anna tanpa sadar malah tersenyum.

"Lain kali hati-hati ya"

Anna tersenyum memperhatikan gadis kecil disisinya itu. Ia malah melamun, jika mungkin nanti ia mempunyai anak perempuan. Mungkin akan menyenangkan. Bisa mengepangi rambutnya seperti gadis ini. Atau mengajaknya memasak dan belanja bersama, sepertinya seru. Tapi ia kembali lesu mengingat masalah keluarganya saja tak seindah keluarga kecil lainnya.

Tiba-tiba gadis itu mengatakan sesuatu.
"Melihat aunty, Sherly jadi teringat mama"

Anna tertegun.

"Di foto Sherly berdua dengan mama. Mama cantik, rambutnya panjang seperti aunty" gadis itu lalu menatap Anna dengan tatapan sedih.

"Emang mama kamu kemana?"

"Mama sudah meninggal."

Anna menutup mulutnya. Kasian pada gadis di sampingnya. "Ohh sayang maafkan aunty ya, malah bertanya soal mama kamu. Aunty tidak tahu" Anna memeluk tubuh kecil gadis itu. Ia hanya mengangguk dengan wajah sedihnya.

"Tidak apa-apa aunty. Papa bilang, Tuhan lebih sayang mama daripada aku dan juga papa. Karena papa bilang, mama sakit terus waktu itu"

"Kamu harus ikhlas ya sayang, mama kamu udah bahagia di surga"

"Iya aunty, Sherly tau. Papa selalu juga bilang begitu"

"Sherly! Ya ampun nak. Papa mencari mu kemana-mana ternyata kamu malah ada di sini!" Pria berstelan kantoran berdiri di hadapan mereka. Menatap lelah anak gadisnya yang tampak menikmati ice cream di genggamannya. Ia lalu melihat wanita cantik di sisi putrinya sekilas. "Dan ini siapa? Sherly kamu kan sudah papa ingatkan jangan terlalu dekat dengan orang asing"

Anna tak tersinggung. Ia mengerti maksud pria ini, oleh karenanya ia hanya tersenyum menanggapi.

"Papa jangan begitu. Aunty ini baik, lihat ini!" Sherly memperlihatkan luka di lututnya. Papanya terkejut melihat luka itu. "Bagaimana bisa luka Sherly?!"

I MISS YOU MOMMYWhere stories live. Discover now