6. The Past

16.2K 2.1K 968
                                    

Gadis itu melajukan mobil sport kuningnya amat kencang membelah jalanan kota Seoul. Sama sekali tidak menikmati keindahan lampu berwarna-warni di jalanan.

Ponselnya terus berbunyi, tapi Lisa mengabaikannya. Itu adalah sang ibu, karena Lisa pulang tanpa pamit pada siapa pun. Salahkan saja Jennie yang sudah merusak suasana hatinya.

"Tidak, aku memang benar-benar tak membutuhkan mereka. Kau tidak salah, Lisa." Gadis itu bergumam di antara kegundahan hatinya. Satu sisi dia merasa bersalah, tapi di sisi lain dia merasa benar karena sudah berkata jujur.

Lisa memiliki prinsip hidup, bahwa sendiri itu lebih baik. Dia bisa melakukan semuanya tanpa melibatkan perasaan orang lain. Dia juga bisa mengambil pilihan yang dia suka, tanpa campur tangan orang lain.

Semuanya berhasil selama sebelas tahun ini. Dia mampu berdiri pada kakinya sendiri tanpa bantuan siapa pun.

Keluarga tidak seberarti itu untuk Lisa. Dia tak butuh kehangatan keluarga selama ini. Dia juga tak butuh uang milik orang tuanya. Dia bisa meraih apa yang dia mau.

Sebelas tahun lalu saat Lisa ingin pergi dari Korea, sang ibu menawarkan diri untuk menemaninya. Tapi Lisa menolak, dia memilih tinggal bersama Bibinya di Amerika Serikat. Alasannya tentu karena dia tak ingin Ibunya meninggalkan ketiga kakaknya di Korea.

Hidup disana ternyata tak berjalan dengan baik. Bibinya tidak sebaik apa yang Ibunya ceritakan. Dia seakan tidak dianggap sebagai manusia disana. Dia disiksa, tidak diberi makan, selalu diperbudak, hingga membuat Lisa harus keluar dari rumah itu setelah dua tahun tinggal.

Dulu dia masih terlalu kecil untuk melawan. Mengadu pun tak bisa karena selalu mendapat pengawasan dari keluarga Bibinya yang lain. Mereka kejam, seperti iblis.

Lisa tak mau terus disana. Dia memilih pergi melanjutkan pendidikannya di Italia. Meyakinkan orang tuanya bahwa dia bisa tinggal sendiri karena sudah berusia 16 tahun.

Dia tak mengerti dengan dirinya sendiri mulai saat itu. Dia tak suka bergantung dengan orang lain. Dia mulai terbentuk, menjadi seorang yang tak tersentuh. Sampai saat ini.

Bohong jika Lisa berubah dengan sendirinya menjadi manusia tak punya hati. Dia trauma, sungguh. Umurnya saat itu masih empat belas tahun, tapi sudah menerima begitu banyak hal-hal tak pantas. Bahkan pernah sekali, suami Bibinya melakukan pelecehan padanya.

"Ah, shit! Kenapa aku harus mengingat setan-setan itu!" Lisa memukul kemudi mobilnya keras saat bayang-bayang kelam hidupnya dulu kembali teringat.

Tapi Lisa sungguhan ketika berkata bahwa dia tak punya alasan tentang sikapnya pada keluarganya. Itu hanya karena hati Lisa kini sudah membeku. Dia sulit untuk mencairkannya kembali.

...........

Disana hanya ada isakan. Jennie sibuk menggigit bibir bawahnya, berjalan mondar-mandir di hadapan Jisoo yang kini sedang terisak di pelukan Rosé. Sampai akhirnya anak ketiga Ahn itu tak tahan lagi.

"Benarkah Lisa mengatakan itu?"

Rosé masih belum bisa percaya, jika Lisa mampu berkata tentang hal buruk kepada Jennie dan Jisoo. Walau jaraknya merenggang dengan Lisa, tapi sampai sekarang Rosé masih menganggap Lisa sebagai adik yang baik.

"Aku bersumpah, Chaeyoung-ah. Ingin sekali aku mencincang mulutnya." Jennie menggeram marah. Perkataan menyakitkan yang Lisa lontarkan masih sangat melekat di kepala Jennie sampai sekarang.

Rosé menghela napas. Meraih ponsel yang ada di saku jaketnya. Dia harus memastikannya pada Lisa secara langsung. Tapi dengan cepat Jennie merebut ponsel seharga puluhan juta itu.

Lampyridae ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat