12. Chasing You

15.6K 2.2K 733
                                    

Lisa pulang jam sembilan, malam ini. Hari yang sangat melelahkan. Bukan karena pekerjaannya sebagai Dokter bedah, karena itu sudah biasa. Hanya saja, hari ini begitu memusingkan untuk Lisa.

Akibat dari Jennie yang dirawat di rumah sakit itu tempo hari, semua menjadi tahu bahwa Lisa adalah anak bungsu Ahn Jaehyun. Banyak sekali yang bertanya padanya, dan Lisa tentu membenci hal seperti itu.

Lisa memasuki mobil kuningnya. Tak langsung menjalankan kendaraan beroda empat seharga 6 Milyar itu. Memilih memejamkan matanya sejenak, guna menghilangkan kantuknya sedikit saja.

Namun tiba-tiba Lisa mendengar seseorang membuka pintu mobilnya. Dengan terkejut, gadis berponi itu melihat kursi di sampingnya yang kini sudah diisi oleh seseorang.

"Apa yang kau lakukan disini? Keluar." Suara dinginnya tak memggetarkan hati sosok itu. Justru dia mulai menyamankan diri di mobil milik Lisa.

"Aigoo. Tubuhku tiba-tiba lemas. Tak bisa bergerak."

Lisa mendesis kesal melihat sang kakak yang justru mempermainkannya. Enggan bicara lagi, Lisa mulai menyalakan mobilnya. Biarlah gadis itu melakukan hal sesuka hati. Mungkin nanti Lisa akan menurunkannya di tengah jalan.

Jisoo tersenyum melihat Lisa yang mulai pasrah. Tangannya perlahan mulai menyentuh tangan Lisa yang ada di kemudi mobil. Keajaiban, adiknya itu tak menepisnya.

"Ayo kembali ke rumah Appa dan Eomma?"

Lisa tidak menjawab. Hanya saja dia semakin menginjak pedal gas dalam-dalam. Membuat Jisoo ketakutan dan memilih memandang ke depan dengan tangan meremas seatbeltnya.

Mobil kuning itu lagi-lagi memasuki area mansion milik orang tua mereka. Sebenarnya Lisa ingin menurunkan Jisoo di jalan. Tapi dia merubah pikirannya karena tak mau menjadi adik kurang ajar.

"Keluar." Jisoo menggeleng cepat dan semakin mengeratkan pegangannya di seatbelt.

Tujuannya memghampiri Lisa di rumah sakit, adalah untuk membawa adiknya itu pulang bersamanya. Dia sudah berusaha menghilangkan rasa sakit hatinya karena Lisa, demi membuat keluarga mereka hangat seperti dulu.

Jisoo sudah tak peduli lagi jika mendapat cacian dari Lisa. Bahkan kalau adiknya itu memukul pun, Jisoo akan terima. Dia tak akan menyerah lagi sekarang. Karena pasrah bukan jalan terbaik.

"Apa kau bodoh?" merasa sudah geram, Lisa menanyakan hal kasar itu kepada kakaknya.

Walau merasa hatinya berdenyut, Jisoo tetap berusaha tersenyum. Dia sudah berjanji pada dirinya untuk tak kalah. Dia harus membuat adiknya kembali manis.

"Aniyo." Jisoo menjawab dengan santai, semakin membuat Lisa kesal.

"Kau tidak ingat? Aku sudah mengataimu pengganggu. Jujur saja, aku tak mau minta maaf karena telah mengatakan itu. Apa kau tak sakit hati---"

Jisoo tak suka mendengar apa yang baru saja Lisa katakan, maka dari itu dia menghentikannya dengan mengecup bibir merah muda itu. Membiarkan wajah Lisa memerah dibuatnya.

"Ya!---" Sekali lagi, Jisoo mengecup bibir Lisa agar adiknya itu diam.

"Jika kau terus protes, aku akan terus melakukannya."

Lisa meremas kemudi mobilnya erat. Merasa ketiga kakaknya mulai tak bisa dikendalikan. Padahal, Lisa sudah menyakiti hati mereka. Tapi kenapa tak ada yang gentar satu pun dari mereka?

"Lisa-ya, dengar." Tidak peduli dengan wajah marah adiknya, Jisoo meraih dagu milik gadis berponi itu.

Ketika sang adik hendak menepis tangannya, wajah Jisoo mulai mendekat dengan mata melotot. Membuat Lisa mengurungkan niatnya dan membiarkan Jisoo melakukan apa yang dia mau.

Lampyridae ✔Where stories live. Discover now