60. Strong Girl

17.9K 2K 1.1K
                                    

Mata hazel itu terbuka ketika mulai merasa tak nyaman pada perutnya. Pandangan Lisa langsung tertuju pada kantung drainase yang sudah penuh dengan cairan urinenya.

Kantung itu harus segera diganti, tapi bagaimana caranya. Lisa tidak bisa melakukan apa pun selain pasrah sekarang.

Hari sudah malam. Lisa bisa melihatnya dari jendela ruangan itu. Ada gambaran bulan sempurna di langit. Perlahan, Lisa menampakkan senyum lemahnya.

Lisa tidak tahu, apakah dia akan berakhir di tempat ini atau justru hidupnya masih terus berlanjut nanti. Tapi di dalam lubuk hatinya, Lisa masih sangat ingin hidup. Dia ingin menua bersama ketiga kakaknya.

"Unnie, jangan menangis ya? Lisa akan terus berusaha. Kita... Akan bertemu kembali." Lisa melirih ditengah rasa sakitnya.

Mata itu kembali terpejam, tapi bukan untuk tertidur. Melainkan sedang menahan rasa sakit yang menghujam dadanya tanpa ampun.

"Uhuk!"

Entah sudah berapa banyak darah yang Lisa keluarkan, kini dagu, leher, hingga bajunya sudah terkotori begitu banyak.

Tubuh yang sudah tak kuat menahan sakit itu ambruk perlahan. Lisa meremas piyama bagian dadanya ketika napasnya tak bisa berhembus sama sekali.

Wajahnya memerah, saat merasakan seperti ada yang mencekiknya dengan kuat. Namun di dalam kondisi itu, Lisa terus berusaha mempertahankan kesadarannya.

Berusaha mengendalikan dirinya, napas itu kembali bisa berhembus. Walaupun tersengal dan sangat berat. Lisa tidak peduli, asalkan dia masih bisa bernapas dan hidup.

Matanya mulai memandang penuh harap pada pintu ruangan yang tertutup rapat. Tangannya yang gemetar, mulai terulur ingin menggapai pintu yang jaraknya cukup jauh bagi Lisa.

"Unnie, kalian pasti bangga pada Lisa kan? Lihat, Lisa masih bisa bertahan. Lisa tak akan menyerah," lirih gadis itu dalam hati.

..........

Tidak ada yang bisa tertidur sama sekali. Ketiga putri Ahn itu duduk bersama di sofa ruang tengah dengan wajah berantakan. Tadi malam, saat jam menunjukkan pukul satu dini hari mereka memutuskan duduk bersama disana. Sampai pagi menjelang.

"Kau sudah menemukan lokasinya? Arra. Aku akan segera kesana."

Suara terburu-buru milik Jaehyun itu membuat ketiga putrinya bangkit dengan wajah penuh harap.

"Appa, kau menemukan Lisa?" tanya Jisoo tak sabar.

Jaehyun mengangguk. Dia sudah mengerahkan seluruh pengawal yang pria itu punya, juga menyewa kelompok agen rahasia untuk pencarian Lisa. Tak sia-sia, pagi ini dia sudah mendapatkan kabar baik mengenai lokasi Kijoon menyekap Lisa.

"Aku ikut---"

"Aniya. Sebaiknya kalian tunggu di rumah bersama Eomma. Disana terlalu bahaya," potong Jaehyun cepat.

Jennie menggulum bibirnya. Padahal dia ingin sekali ikut bersama Jaehyun untuk menemukan Lisa. Tapi jika dipikir lagi, keikut sertaannya akan membuat sang ayah bertambah repot.

"Jika tidak, tunggulah di rumah sakit. Appa akan langsung membawa adikmu kesana. Appa janji, nak. Akan menemukan Lisa dalam keadaan selamat."

Jaehyun mendekat pada ketiga anaknya. Memberikan mereka kecupan hangat di dahi, lalu melangkah pergi keluar secara terburu-buru.

Menghela napas berat, Jisoo mulai menatap kedua adiknya.
"Ayo bersiap dan pergi ke rumah sakit."

Lampyridae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang