21. Angry

15.6K 2.2K 592
                                    

Katakan saja jika Lisa sudah gila. Dengan amarah yang menggebu, gadis berponi itu mendatangi kantor polisi dan bertemu dengan pelaku pengeroyokan Rosé tadi.

Berkali-kali Lisa menghembuskan napasnya kasar untuk meredakan emosinya. Tapi melihat wajah-wajah tanpa rasa bersalah itu, justru emosi Lisa semakin meningkat.

"Ya! Kalian pikir, kalian siapa?" Lisa membentak remaja berseragam yang jumlahnya enam orang itu.

Bahkan dia kini bisa melakukan apa pun yang dia inginkan. Saat menyebut dirinya sebagai Ahn di hadapan petugas kepolisian, mereka seakan begitu takut. Lisa merasa cukup kagum dengan reputasi sang ayah.

"Unnie, kau berisik."

Lisa memejamkan matanya. Dia tak tahan lagi. Jika saja negara itu tak memiliki hukum, mungkin Lisa sudah membakar keenam bocah itu.

Brak~

Kedua tangan kurusnya memukul meja dengan keras hingga keenam gadis itu terkaget. Lisa bahkan kini berjalan mendekat ke arah salah satunya, dan menarik kerah pelajar itu dengan kasar.

"Kau... Akan kubuat kau menangis darah karena telah menyakiti Kakakku." Lisa mendesis, lalu menghempaskan kasar tubuh itu hingga tersungkur di lantai.

Tak lama, datanglah seorang wanita paruh baya menggunakan pakaian mewah. Lisa bahkan merasa matanya sakit karena pakaian wanita itu terlalu berkilau.

"Berani kau menyakiti putriku?"

Lisa menahan tangan yang hendak menamparnya. Tanpa memikirkan bahwa wanita itu jauh lebih tua, Lisa bahkan mendorong tubuhnya hingga ikut tersungkur dengan malang.

"Hah~ Kenapa dunia ini dipenuhi oleh manusia tidak bergunan?" sekali lagi gadis itu menghela napas sembari membersihkan tangannya seakan baru saja menyentuh kotoran.

Ketika merasa tangannya sudah bersih, Lisa berjongkok untuk mensejajarkan posisinya dengan wanita paruh baya yang tiba-tiba marah padanya itu.

"Nyonya, kau tau Ahn Jaehyun? Anakmu itu... Sudah menyakiti anaknya." Lisa berkata dengan pelan, tapi kalimat itu seakan menusuk.

"Bagaimana jika anakmu dipenjara selama beberapa tahun? Sepertinya menarik."

Bungsu Ahn itu tertawa hambar sambil bangkit berdiri. Lalu meninggalkan wanita paruh baya yang kini tampak panik bukan main, sedangkan keenam siswi tadi mulai dilanda keresahan. Tatapan Lisa, sungguh mengerikan.

Keluar dari kantor polisi, Lisa berniat menghubungi seseorang melalui ponselnya. Cukup lama dia menunggu panggilannya diterima. Hingga penantian itu berakhir.

"Yeoboseyo, Lisa-ya." Sapaan itu datang dari sang ayah di seberang sana.

"Bisakah aku bekerja mulai hari ini? Kau bisa mengurusnya kan, Appa?" sedari tadi Lisa tak bisa tenang sebelum melihat keadaan Rosé secara langsung. Tapi dia cukup merasa gengsi untuk mengunjungi kakaknya itu. Dan inilah jalan satu-satu agar Lisa tak terlihat begitu peduli.

"Itu hal mudah, Sayang. Tapi kenapa tiba-tiba?"

"Satu lagi, Appa. Aku tidak ingin diperkenalkan sebagai anakmu secara resmi disana." Lisa tahu jika sang ayah terkejut atas permintaannya kini. Tapi sungguh, Lisa tak suka menjadi pusat perhatian hanya karena menjadi berstatus sebagai anak seorang Ahn Jaehyun.

"Tapi, Nak---"

"Aku akan pergi ke rumah sakit sekarang."

Cepat-cepat Lisa mematikan sambungan telepon itu. Dia tak ingin mendengar bantahan ayahnya. Menjadi Ahn sungguh berat. Bisa saja Lisa kembali di pandang remeh karena kasta sang ayah.

Lampyridae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang