7. Hurt

16.5K 2.1K 552
                                    

Ada perkataan yang menyebutkan, apa yang kita lihat belum tentu benar. Tapi banyak sekali manusia yang lupa akan hal itu. Mereka bisa dengan mudah menilai seseorang yang tertawa, berarti bahagia. Tanpa tahu jika tawa itu sebenarnya mengandung luka yang cukup dalam.

Kehidupan Rosé seperti itu. Dia sebenarnya tak bisa menyalahkan orang yang menganggap hidupnya sempurna, padahal kenyataannya tidak.

Sebagai public figure, dia selalu dituntut menjadi sempurna di depan kamera. Hal yang membuat Rosé sebenarnya tertekan. Tapi inilah yang harus dia lakukan untuk impiannya.

"Berhenti membaca komentar di akun sosial mediamu." Haewook menegur Rosé yang sedang memandangi layar ponselnya sedari tadi.

Kebiasaan buruk Rosé memang adalah sangat rajin membaca semua komentar mengenai dirinya. Terlebih tentang komentar jelek yang menjatuhkannya.

"Apakah aku terlihat gemuk?" tanya Rosé sembari meletakkan ponselnya. Dia menemukan komentar pada foto terbarunya yang menyebutkan jika kini tubuh Rosé tak sebagus dulu.

"Kau bahkan sangat kurus," gerutu manager Rosé yang masih melajang itu.

Tak mendapatkan jawaban memuaskan, Rosé menghela napas. Pandangan gadis itu memandang langit-langit studio rekaman. Dia ada disana untuk membuat lagu baru. Tapi entah kemana semua idenya, Rosé sulit untuk berpikir sekarang.

"Bukankah kau bilang adikmu sudah pulang? Kau tak meminta libur beberapa hari untuk pergi berlibur?" Haewook duduk di samping Rosé. Memberikan gadis itu teh hangat.

Suasana hati Rosé semakin buruk ketika Haewook membahas perihal adiknya. Jangankan berlibur bersama, untuk bertemu dengan Lisa saja sungguh sulit. Adiknya sangat menjaga jarak.

"Oppa, bilang pada Bobby Oppa jika aku tak ingin membahas lagu baru hari ini. Aku akan ke Cafeterian saja." Rosé bangkit, meninggalkan ruangan itu dengan kedua tangan masuk ke dalam saku jaketnya.

Haewook hanya menggeleng melihat tingkah Rosè. Dia sudah terbiasa, karena gadis Ahn itu selalu berlaku seenaknya sejak Ahn Jaehyun menanam saham yang cukup besar di agensi itu.

Sesampainya di Cafeterian agensi, Rosé memesan satu potong kue tiramisu dan segelas milkshake strawberry. Dia kesana ingin menenangkan diri dan melupakan Lisa barang sejenak.

Memikirkan adiknya selalu membuat Rosé sakit kepala. Pertanyaannya begitu banyak yang terlintas mengenai perubahan Lisa, tapi dia tak bisa bertanya. Lebih tepatnya, mustahil Lisa mau menjawab semua pertanyaannya.

Prak~

Baru saja hendak duduk di salah satu bangku Cafeterian, Rosè harus mematung karena terkejut setelah sebutir terus mengenai wajahnya. Bukan tanpa sengaja, tapi memang ada orang yang meleparkan itu pada Rosé.

"Ya! Jangan dekati Eunwoo Oppa kami! Kau tidak pantas berada di di dekatnya!"

Di depan Rosé kini, ada sekitar lima pelajar sedang meneriakinya. Rosé hanya diam, tak membalas satu kata pun. Membiarkan petugas keamanan mulai menarik para siswi yang membolos itu untuk keluar dari Cafeterian.

"Rosé-ya, gwenchana---"

"Aku permisi," ucap Rosé memotong kalimat salah satu artis satu agensinya.

Gadis blonde itu berjalan cepat menuju toilet. Sesampainya, dia langsung mengunci pintu toilet umum itu dan berdiri di depan wastafel.

Ini bukan pertama kalinya Rosé mendapat perlakuan buruk dari penggemar temannya. Kali ini, penyebabnya pasti karena dia dan Eunwoo baru saja dipertemukan pada salah satu variety show.

Lampyridae ✔Where stories live. Discover now