19. Light

14.3K 2.1K 615
                                    

Setelah kegiatan seminar yang dihadirinya pagi tadi, Lisa tertidur di kamar hotelnya sampai sore menjelang. Dan kini, gadis berponi itu sudah siap keluar dari kamar hotelnya dengan ransel di punggungnya.

Lisa ingin mendatangi kembali hutan yang beberapa waktu lalu dia datangi bersama Nam Joohyuk. Jaraknya dari hotel Lisa tak terlalu jauh. Lagi pula dia sudah menyewa sebuah mobil untuk membantunya sampai tujuan.

Baru saja menjauh dari pintu kamarnya sampai tiga langkah, sebuah panggilan membuat Lisa berhenti. Dia lupa, jika ketiga kakaknya kini sedang menjadi penguntit dirinya.

"Kau ingin kemana?" Jennie muncul di hadapan Lisa. Memandang penampilan Lisa yang kini dibalut dengan jaket dan celana jogger berwarna hitam.

"Aku ingin pergi ke hutan." Lisa menjawab dengan acuh, lalu melangkah menjauh dari Jennie.

Sayangnya anak kedua Ahn Jaehyun itu tak ingin tinggal diam. Dia menarik tas ransel Lisa hingga langkah gadis berponi itu kembali tertahan.

"Tidak bisakah kau membiarkanku pergi? Aku butuh waktu sediri!" Lisa berkata dengan kesal. Tak ingin rencana untuk menenangkan pikirannya dihancurkan oleh Jennie.

"Untuk apa kau pergi ke hutan? Disana berbahaya."

Lisa menghempaskan tangan Jennie yang menahan ranselnya. Tidak bisa kah gadis berpipi mandu itu tak membuatnya kesal satu kali saja? Setiap bertemu, Jennie selalu memancing amarah Lisa untuk muncul.

"Kau hanya anak manja yang tak tahu dunia luar. Jadi diam saja jika tidak tahu." Ucapan Lisa itu membuat kedua tangan Jennie mengepal.

Jennie membenarkan kalimat Lisa. Dia memang selalu hidup dalam kemewahan orang tuanya sedari kecil. Dia tak tahu menahu bagaimana kehidupan di alam liar. Dia hanya tahu, disana cukup berbahaya. Berbeda dengan sang adik yang memang memiliki kehidupan bebas.

Tapi walaupun benar, entah kenapa hati Jennie sakit mendengarnya langsung dari mulut Lisa. Ingin marah, tapi dia tak mau membuat Lisa kembali menjauh.

"Kalau begitu, beritahu aku." Kedua mata Jennie menyiratkan keseriusan. Dan Lisa merasa ingin berlari saja sekarang.

"Tunggu aku disini. Jangan kemana-mana. Jika kau pergi lebih dulu, aku akan sangat marah padamu."

Bibir Lisa hanya bisa menganga melihat Jennie yang kini berlari menjauhinya. Ancaman Jennie sebenarnya tak berarti apa-apa untuk Lisa. Dia bisa saja meninggalkan Jennie tanpa memikirkan jika gadis itu akan marah padanya atau tidak.

Tapi kedua kaki Lisa sungguh berat untuk melangkah. Berkali-kali mendengus, merutuki dirinya yang tiba-tiba menjadi penurut. Sampai akhirnya Jennie kembali hadir, dengan Jisoo dan Rosé.

"Kajja!"

Lisa bisa menolaknya. Itu sangat mudah. Tapi, hatinya sungguh tak bisa dikendalikan. Pikiran dan perasaannya terlalu bertolak belakang. Dia membiarkan ketiga gadis itu mengikutinya hingga sampai di hutan yang pernah dia datangi sekali bersama Joohyuk.

"Lisa-ya, disini... Tidak ada macan kan?" tanya Rosé ketakutan, bahkan tanpa sadar meremas lengan Lisa cukup kuat.

"Ada," jawab Lisa dengan nada datar.

"Eodiga? Dimana, eoh?"

"Di samping kananmu." Jawaban Lisa kali ini membuat Jennie melotot. Tentu saja karena posisinya ada tepat di samping kanan Rosé.

"Ya!"

Lisa mengusap telinganya ketika Jennie berteriak kencang. Memilih melangkah cepat meninggalkan kakaknya di belakang. Matahari mulai tenggelam, dia tak mau terus berdebat dengan kakaknya dan berakhir harus melewati jalanan yang gelap gulita.

Lampyridae ✔Where stories live. Discover now