27. Rampage

16K 2.2K 880
                                    

Ruang rawat VVIP itu sudah dipenuhi oleh keluarga Lisa. Saat mendengar jika Lisa pingsan di UGD, semua merasa panik. Bahkan Rosé pun ada di sana juga. Dengan infus masih terpasang di lengannya dan menggunakan kursi roda.

"Dia mengalami dehidrasi dan kelelahan. Aku sudah memasangkannya cairan infus." Joohyuk menjelaskan perihal keadaan Lisa sekarang pada keluarga itu.

"Kenapa dia bisa kelelahan?" Jennie bertanya dengan tajam. Andai saja jika tadi malam dia tak mabuk, mungkin dia akan kembali menyeret Lisa pulang dan beristirahat seperti tempo hari.

"Dia belum pulang sedari kemarin karena dihukum oleh Dokter Byun untuk menjaga UGD dan melakukan banyak operasi."

Jennie menggertakkan giginya mendengar jawaban dari Joohyuk. Dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah, Jennie melangkah cepat keluar dari ruangan itu.

Semua tak bisa menahannya. Tapi Jisoo memutuskan untuk mengikuti sang adik karena takut jika Jennie berbuat di luar batas. Sudah hal biasa untuk Jennie jika marah akan lepas kendali.

"Kau tau dimana Dokter Byun?" Jennie menahan salah seorang perawat yang lewat.

"Dia ada di UGD, Nona."

Setelah mendapat jawaban pasti, Jennie kembali melanjutkan langkahnya. Jisoo terus mengikuti. Tak berkeinginan untuk meredamkan amarah Jennie karena saat ini pun dia juga merasa marah.

Sebelum memasuki ruang UGD, Jennie merebut segelas kopi milik sakah satu Dokter yang sedang bersantai. Dokter itu ingin protes, namun tak bisa ketika tahu siapa Jennie dan Jisoo.

Tanpa berkata apa pun, Jennie menyiram wajah Dokter Byun dengan kopi hangat itu. Tentu saja membuat lelaki seusia Jaehyun itu tersentak kaget.

"Kau merasa berkuasa disini? Siapa kau berhak menghukum adikku?" Jennie bertanya dengan amarah yang memuncak. Tak peduli bahwa kini semua orang disana menatapnya.

"Menghukum adikmu? Aku tak pernah menghukum pasien, Nona." Dokter Byun dibuat kebingungan. Setahunya, adik Jennie sedang di rawat di rumah sakit itu. Dan untuk apa dia menghukum pasien?

"Kau membuat adikku sakit, bedebah!" Jennie ingin meraih monitor komputer di atas meja untuk dilempar, tapi dengan cepat Jisoo menahannya.

"Dokter Byun, kau telah menghukum adik kami dengan menahannya di UGD seharian. Dia pingsan karena ulahmu." Suara Jisoo tidak setinggi Jennie, namun tatapan tajamnya cukup membuat Dokter Byun merinding.

Beberapa detik berlalu, lelaki itu tak bisa mencerna ucapan Jennie dan Jisoo. Sampai pada akhirnya dia ingat hanya satu Dokter yang dia perlakukan seperti ucapan Jisoo, kemarin.

"Ahn... Ahn Lisa? Maksudmu---"

"Nde. Dia adik bungsu kami." Potong Jisoo cepat.

Semua Dokter maupun perawat yang ada di ruangan itu memekik tertahan mendengarnya. Jadi selama ini, mereka telah bekerja di tempat yang sama dengan Bungsu Ahn?

"T-Tidak. Dia---" Suara Dokter Byun tertahan ketika melihat kedatangan Ahn Ilwoo dan dua orang bodyguard. Mendadak lelaki itu kesulitan bernapas.

"Samchon, kau tau apa yang harus kau lakukan kan? Aku tidak mau orang yang telah menyakiti adikku bahagia." Jennie menekankan setiap kalimatnya pada sang Paman yang baru saja tiba di ruangan itu.

"Temani lah adikmu. Paman yang akan mengurusnya, hm?" Ilwoo mengusap lembut kepala Jennie serta Jisoo.

Karena percaya dengan Pamannya, Jennie mengangguk saja. Melirik tajam pada Dokter Byun, dia mulai beranjak meninggalkan suasana tegang itu bersama Jisoo. Bodyguard yang semula mengikuti Ilwoo juga beralih mengikuti mereka berdua.

Lampyridae ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora