17. Care

16K 2.2K 1.1K
                                    

Ini sudah pukul sebelas malam lebih. Tapi tak ada rasa kantuk yang menyerangnya sama sekali. Dia sibuk menatap tajam sang istri yang sedari tadi menunduk. Mungkin saja ketakutan... Atau menyesal?

"Kenapa kau berbicara seperti itu pada Jisoo? Kau tau? Kau menyakitinya," suara Jaehyun terdengar frustasi. Dia bahkan tak tahu anak sulungnya itu pergi ke mana malam-malam begini dengan keadaan perasaan yang kacau.

"Yeobo, aku hanya...." Hyesun meremas tangannya gusar. Dia bahkan tak mengerti, bagaimana bisa membentak anaknya sendiri.

"Kau tau kita berhutang budi pada Sohee kan? Aku hanya tak ingin mengecewakannya."

Jaehyun tertawa hambar. Selalu hal itu yang menjadi alasan untuk Hyesun agar dia menuruti Sohee. Jaehyun rasa, dia sudah tak bisa melakukan kemauan istrinya. Mereka sudah melangkah terlalu jauh.

"Apakah kita berhutang nyawa pada adikmu?" Hyesun mendongak ketika sang suami berkata menggunakan nada tinggi.

"Yeobo,"

Jaehyun mengabaikan panggilan memelas dari istrinya. Pria Ahn itu sibuk mencari sebuah nomor di ponselnya dan cepat-cepat menekan tombol dial.

"Pak Oh, tolong rubah kepemilikan LS Cosmetics menjadi atas nama Ahn Jisoo. Besok semuanya harus sudah selesai." Tanpa menunggu respon dari seseorang itu, Jaehyun langsung mematikan sambungan teleponnya. Lalu kembali menatap istrinya dengan tajam.

"Mulai besok, bahkan Jisoo bisa memecat Jaebum dari sana." Tekan Jaehyun yang membuat Hyesun menghembuskan napas frustasi.

"Yeobo, kenapa kau melakukan ini? Kau tidak ingin membalas budi pada adikku? Dua tahun dia---"

"Aku sudah memberikan banyak hal pada keluarganya. Apakah selama ini kurang cukup? Apa aku perlu memberikan seluruh hartaku agar kau diam?"

Hyesun bungkam dibuatnya. Selama menikah, ini adalah kali pertama mereka bertengkar. Hyesun tentu cukup terkejut, karena biasanya Jaehyun selalu mengalah padanya. Tapi kali ini, sang suami seakan tak mau dibantah sedikit pun.

"Tidak ada yang lebih penting bagiku, selain kebahagiaan putri-putriku." Setelah mengatakan itu, Jaehyun bangkit berdiri. Melangkah lebar meninggalkan istrinya yang terdiam.

..........

Di ruang tamu itu, keadaan sangat hening. Padahal terdapat empat orang gadis yang duduk disana. Semuanya tak berani mengeluarkan sepatah kata pun. Padahal hati ingin sekali mengungkapkan sesuatu.

Sampai Lisa akhirnya mulai bergerak untuk meraih salah satu cangkir teh hangat di atas meja dengan tangan kirinya. Tentu saja hal tersebut mengundang tatapan penasaran ketiga kakaknya. Lisa bukanlah orang yang kidal seperti Rosè. Dia selalu melakukan apa pun dengan tangan kanan.

"Ada apa dengan tangan kananmu?" Rosè yang terlebih dahulu bicara.

"Igeo, tanganku kram karena terlalu lama melakukan operasi." Jawab Lisa menunjuk tangannya yang terasa kaku dan nyeri. Dia bahkan tak bisa melupakan bagaimana sibuknya meja operasi hari ini.

"Ah, aku mendengar beritanya. Ada kecelakaan beruntun di dekat rumah sakit tempat Lisa bekerja." Jennie ikut menanggapi. Dia memang orang yang selalu mengetahui berita terkini tentang apa pun.

Jisoo mengangguk paham. Hari ini pasti adiknya begitu lelah. Tapi harus terjaga karena ketiga kakaknya berkunjung secara bersamaan. Terlebih Lisa harus mendengar cerita kurang mengenakan yang Jisoo bawa dari mansion beberapa waktu lalu.

Meraih tangan kanan Lisa, Jisoo mulai memijatnya. Hal itu membuat Lisa tertegun. Dia bahkan tak ingat, kapan terakhir kali Jisoo merawatnya. Karena dulu, ketika dia sakit Jisoo lah orang pertama yang selalu merawatnya.

Lampyridae ✔Where stories live. Discover now