31. The Reason

16.6K 2.3K 829
                                    

Sebenarnya hari ini Jennie sangat sibuk di kantornya. Tapi setelah menerima telepon dari Suzy, gadis itu mengabaikan pekerjaannya yang menumpuk begitu saja.

Kakak sepupunya itu bilang, jika saat ini Sohee datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti bulan-bulan lalu. Suzy hanya berjaga-jaga, jika nanti Sohee akan bertemu dengan Lisa.

Jennie datang sendirian. Sebenarnya Suzy juga menghubungi Jisoo. Tapi tampaknya sang kakak masih dalam perjalanan. Karena kantor Jennie lah yang terdekat dari rumah sakit itu.

Kemungkinan pertemuan antara Lisa dan Sohee sebenarnya sangat kecil. Mulai beberapa hari lalu, bungsu Ahn itu kembali bekerja dengan kesibukannya setelah melayangkan protes terhadap Ilwoo untuk mengembalikan jadwalnya seperti semula.

Suzy, Jennie, dan Jisoo hanya tak ingin sesuatu yang buruk terjadi. Karena hari ini, Jisoo sudah melaksanakan keinginan Lisa. Yaitu memecat Jaebum dari perusahaannya. Bisa saja Bibinya justru mendatangi Lisa untuk marah-marah karena Bungsu Ahn itu tanpa alasan yang jelas menyuruh Jisoo memecat Jaebum.

Entah sudah berapa lama dia mengelilingi rumah sakit itu, setelah bertanya kesana kemari akhirnya dia menemukan jawaban pasti dimana adiknya berada.

Ada perawat yang melihat, bahwa Lisa diseret oleh seseorang menuju tangga darurat. Dan Jennie menemukan sosok Sohee dan Lisa berada di tangga darurat, di atasnya.

"Kau bisa membunuhku! Tapi jangan sentuh kakak-kakakku!" Ketika mendengar bentakan yang Lisa lontarkan itu, Jennie mengurungkan niatnya untuk mendatangi keduanya.

Dia tidak tahu apa yang sedang Sohee dan Lisa bicarakan. Tapi perasaannya bilang jika akan ada sesuatu yang sangat penting di lontarkan keduanya. Maka tanpa ingin menyia-nyiakan kesempatan, Jennie mulai mengeluarkan ponsel pintarnya. Dia membidik sosok Lisa dan Sohee dari celah pegangan tangga di atasnya.

"Jika tahu kau akan sangat merepotkan seperti ini, dulu aku lebih baik memilih membunuhmu." Sohee mendesis, dan hal itu cukup mengejutkan untuk Jennie yang mendengarnya. Baru kali ini dia melihat sisi menyeramkan Bibinya.

"Kau sudah membunuhku sedari dulu, Imo." Jennie dapat melihat, jika sekarang Lisa sedang mengepalkan tangannya erat.

"Aku sudah mati sejak sebelas tahun lalu. Aku sudah mati sejak kau memukuliku setiap hari! Aku sudah mati ketika Paman melecehkanku dulu!"

Plak~

Jennie seakan kehilangan nyawanya. Tangannya yang sedang menggeggam ponsel bergetar hebat. Dia sudah tak mampu lagi berdiri, tapi tiba-tiba sebuah tangan membekap mulutnya. Menyuruh agar Jennie tak mengeluarkan suara tangisan. Dia adalah Jisoo, yang kini berdiri di belakang Jennie.

"Kenapa kau menjadi rewel, Lisa-ya?" tamparan yang Sohee berikan untuk Lisa sama sekali tak terasa. Dia sudah mati rasa.

Jisoo kini sedang memeluk tubuh Jennie erat. Dia menahan adiknya untuk menghampiri Lisa ketika melihat Sohee kini sedang mencengkram kerah jubah putih milik Lisa.

Hati keduanya sama-sama sakit. Mereka ingin berteriak sekuat tenaga, ketika mengetahui luka Lisa di masa lalu. Tapi mereka harus diam, demi sebuah bukti yang bisa menghancurkan Sohee dan Kijoon.

"Seharusnya dulu aku langsung menghunuskan pisau ke jantungmu. Bodohnya aku malah memainkan pisau itu di punggungmu."

Jennie meremas bajunya erat. Entah sudah seberapa banyak air matanya saat ini keluar. Jennie sudah merasa sesak bukan main. Dia ingin mendekap Lisa, sungguh.

"Kau seharusnya diam, anak bodoh! Kenapa kau menghancurkan rencanaku? Sial!" Sohee menghempaskan tubuh Lisa hingga membentur dinding.

"Kenapa kau menatapku seperti itu, huh? Aigoo~ Jangan berlagak kuat di depanku. Ingatkan jika kau pernah sekarat di tanganku dulu?"

Lampyridae ✔Where stories live. Discover now