29. Ring

15.9K 2.2K 860
                                    

Suasana makan malam itu hening. Keduanya saling terdiam dengan makanan yang baru saja tiba di meja itu. Mereka merasa begitu cangguh, setelah kemarin terlibat pertengkaran kecil.

"Ingat dengan cincin rumput yang kau berikan padaku dulu? Sampai sekarang aku masih menyimpannya. Bahkan aku membawanya kemana pun." Jennie tertawa cangguh. Raut wajah Lisa begitu tak terbaca sekarang. Dan dia tak tahu apa yang sedang adiknya itu pikirkan.

Keduanya tidak merasa lapar. Makan malam itu hanya sarana untuk mereka bertemu. Maka dari itu, makanan yang sudah tersedia sama sekali belum tersentuh.

"Kau membawanya?" tanya Lisa tiba-tiba, setelah tak menanggapi ucapan Jennie cukup lama.

"Nde?" Jennie di buat kebingungan.

"Cincin rumput itu. Apa kau membawanya sekarang?"

Jennie mengangguk. Dengan tak mengerti dia mulai merogoh tas cokelatnya. Mengeluarkan sebuah kotak bludru dan membukanya. Setelah cincin rumput yang sebelas tahun silam Lisa berikan padanya terlihat, Jennie segera menyerahkan benda itu pada sang adik.

Lisa meraihnya. Namun ketika tangan Jennie hendak kembali, Lisa terlebih dahulu meletakkan sebuah kotak bludru lain di telapak tangan itu.

"Aku ingin menepati janjiku yang dulu," ucap Lisa menjawab tatapan penuh tanya yang dilontarkan oleh kakaknya.

Katakan pada Jennie, jika orang di hadapannya kini adalah orang yang mengatakan hal menyakitkan padanya kemarin. Lisa mudah sekali membuat Jennie jatuh seperti kemarin, lalu tiba-tiba membuatnya kembali melambung tinggi seperti sekarang.

Menarik tangannya, Jennie mendapati sebuah cincin dengan permata biru di tengahnya pada kotak bludru yang diberikan oleh Lisa. Gadis berpipi itu menggigit bibirnya menahan senyuman. Saat masih kecil dulu, dia memang menggilai warna biru. Lisa masih mengingat kenangan mereka dengan baik.

 Lisa masih mengingat kenangan mereka dengan baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gomawo, Lisa-ya." Jennie berucap sembari memakai cincin itu di jari tengahnya. Lihatlah, Lisa bahkan tahu ukuran jarinya tanpa bertanya.

"Hm."

Lisa merasa salah tingkah. Dia memilih memainkan kotak bludru di tangannya. Namun Lisa cukup terkagum melihat cincin rumput di dalam kotak itu. Cincin yang umurnya sudah begitu lama, tapi keadaannya masih sangat baik.

"Tapi... Bolehkah aku tetap menyimpan cincin rumput itu?" tanya Jennie pelan.

Lisa mengangguk saja. Mengembalikan cincin rumput itu kepada Jennie. Padahal niatnya tadi ingin membuang cincin itu karena merasa sudah tak berguna.

"Sebaiknya kita makan sekarang. Hari sudah sangat larut." Lisa menyadarinya, bahwa mereka terlalu banyak diam sedari tadi. Hingga tak sadar jika jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

"Arraseo." Dengan senyum masih setia di bibirnya, Jennie menyetujui usulan Lisa dan memasukkan kedua kotak bludru ke dalam tasnya.

Malam ini dia sungguh bahagia sampai rasanya sulit untuk menenggelamkan senyumannya sendiri. Walau Lisa tak mengucapkannya selamat ulang tahun, tapi dia sudah cukup senang dengan perlakuan Lisa sekarang.

Lampyridae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang