18. Go To Jeju

15.1K 2.1K 614
                                    

"Sialan!"

Lelaki itu berteriak marah. Melempar botol sampanyenya hingga pecah berkeping-keping. Sedangkan sang istri, tampak masih santai menyesap minuman alkohol di gelasnya.

"Bocah itu, apa aku harus menghabisinya?" Kijoon mendesis, merasa begitu marah karena Lisa.

Beberapa jam lalu, Ahn Jaehyun mengbuhunginya. Memberitahu jika kini Kijoon sudah dipindahkan menjadi Direktur di perusahaan Artificial Intelligence milik lelaki Ahn itu.

Kijoon merasa sangat marah, lalu mendatangi Jaehyun di mansionnya. Tapi jawaban Jaehyun sama sekali tak bisa meredakan amarah Kijoon. Karena Jaehyun bilang, bahwa Lisa mau bekerja di Yuseong International Hospital dengan syarat bahwa Kijoon tak bekerja disana lagi.

"Jangan gegabah. Kau bisa merusak kepercayaan mereka." Sohee berujar sembari meletakkan gelas berisi sampanye di atas meja.

"Ya! Lalu aku harus bagaimana? Satu-satunya tujunku bekerja di rumah sakit itu karena memang ingin memilikinya. Rumah sakit itu memiliki keuntungan paling banyak di antara perusahaan Hyung lainnya."

Sohee mendesis. Cukup setuju dengan ucapan suaminya. Rumah sakit milik kakak iparnya memang sangat sukses. Memiliki banyak cabang di beberapa daerah besar juga luar negeri. Selain itu, Yuseong International Hospital juga memiliki Trauma Center yang berada di Busan dengan pendapatan yang selalu meningkat setiap tahun.

"Kijoon-ah, kita tak punya sesuatu lagi untuk mengancam Lisa. Sudah bersyukur dia tak membocorkan perlakuan kita kepadanya." Ketika berada di samping suaminya, Sohee kembali memberi peringatan.

Dulu, mereka selalu mengancam Lisa. Tapi sekarang, mereka tak punya apa pun untuk mengancam Lisa. Jadi, satu-satunya cara adalah mengalah.

"Kita bisa mencelakainya atau kakak-kakaknya," ucap Kijoon tak ingin merasa kalah.

"Kau hanya akan memperburuk keadaan. Aku sudah bilang, kita harus bermain halus untuk mendapatkan kekayaan mereka."

Kijoon mendesah frustasi. Hari ini sungguh buruk. Bukannya mendapat kenaikan jabatan, lelaki itu justru dipindah tugaskan karena rasa tak nyaman Lisa.

"Kau harus bicara pada anak itu agar tak membocorkan kejadian dulu. Kita tahu dia adalah anak yang pintar. Tak mungkin dia diam saja seumur hidup." Kijoon duduk dengan napas terengah karena amarah. Membuka salah satu botol sampanye dan meneguknya.

"Dia tak akan berani bicara karena hal itu hanya menyakiti Hyesun Unnie. Kau tau dia sangat menyayangi Ibunya."

Kijoon mengangguk paham. Satu-satunya alasan Lisa tak bicara memang karena ibunya. Sohee selalu menegaskan pada Lisa, bahwa Hyesun bahkan lebih menyayangi Sohee dibandingkan keempat anaknya sendiri. Dengan begitu, Lisa akan ragu untuk bicara.

..........

"Eomma! Lisa Unnie menyiram bajuku!

Kala itu, teriakan Joo Yeji menggelegar. Padahal yang menabrak Lisa ketika sedang membawa air minum adalah dia. Tapi kini Yeji mengadu seolah Lisa yang salah. Karena di rumah itu, memang Lisa yang selalu disalahkan.

Plak~

Wajah Lisa ditampar hingga memar oleh Sohee. Lalu di seretnya tubuh kurus itu ke pinggir kolam renang. Tanpa ampun, Sohee membuat tubuh Lisa merunduk. Sehingga wanita itu leluasa memasukkan kepala Lisa hingga terendam air kolam.

"Beraninya kau, anak sial!"

Ini sudah satu bulan semenjak Lisa tinggal disana. Disiksa seperti ini, Lisa sudah tak mampu lagi menangis. Air matanya seakan habis. Lisa hanya pasrah, sampai Bibinya itu lelah nanti.

Lampyridae ✔Where stories live. Discover now