flight 3✈️

3.8K 401 6
                                    

See You Captain
kamu hanya pergi lebih jauh

"Dama, ayo makan. Mbak bikin orek tempe. Kamu suka kan?"

Sudah sepekan namun tak ada kemajuan dari Damalara Gandistia. Ia tetap mengurung diri dalam sunyinya.

"Ayah."

Lagi-lagi hanya kata itu yang mampu terucap dari mulutnya.

"Di surga." Sahut Dimas yang turut masuk ke dalam kamar itu.

"Ayah...."

"Dama mau ikut Ayah."

Sorot mata itu menatap kosong tak terbaca. Penampilanya rusak dan lebih kurus. Dama tidak hanya kehilangan ayahnya. Ia juga kehilangan cerianya. 180° sangat berbeda. Menyedihkan.

Kamar yang semula menjadi tempat ternyaman kini tak lagi meninggalkan bekas. Benda-benda pun banyak yang disingkirkan semenjak kejadian itu.
Menurut mereka. Kaca adalah benda yang harus dihindarkan dari Dama untuk saat ini.

"Ayo bangkit Dama. Captain pasti sedih melihatmu seperti ini." Suara asing itu berhasil menarik perhatian Dama.

Ia menengok ke arah lelaki dengan seragam yang tidak asing untuknya.

"Siapa?" Tanya Dama to the poin yang kini justru kembali dalam tatapan kosongnya yang mengarah pada Dimas.

Lelaki itu mendekat.
"Mau kenalan? Saya Alfan?" Ujarnya dengan tangan yang mengulur.

Alfan menarik kembali tangannya yang mengudara tiada berbalas.

Kedatangannya ternyata membuat Dimas terkejut. Namun Tanti yang berada dibelakangnya seolah memberi tatapan meyakinkan.

"Kamu tampak buruk saat terlihat seperti ini." Ujar Alfan yang berjongkok di dekat tempat Dama duduk bergelosor.

"Jangan berlarut Dama, ayahmu sudah baik-baik saja disana. Kamu rindu dia bukan? Doakan. Dia butuh doamu. Bukan lagi tangismu. Meski telah tiada, saya yakin ayahmu selalu ingin melihat kamu bahagia."

"Maka dari itu, jangan biarkan dirimu terluka, jangan terus bersedih."


Percuma. Dama hanya menghiraukannya.
"Lekas membaik." Ujarnya lalu berdiri hendak beranjak.

"Terima kasih."

Tidak sia-sia, Dama memang diam namun ia tidak tuli, ia mendengar

Meski lirih, Alfan masih bisa mendengarnya. Senyum tipis tidak dapat ia tahan, dengan harap semoga setelah ini akan ada hak lebih baik nantinya untuk Dama.

"Sama-sama." Balas Alfan yang tidak bisa menyembunyikan lagi senyumnya.

Kedatangannya yang tidak ia sengaja, ternyata membawa setitik bahagia di keluarga ini.

——

"Hari ke hari Dama sudah cukup lebih baik. Kemarin dia juga sudah keluar kamar. Ya, walau sebentar." Tanti bercerita pada sosok yang beberapa saat lalu datang.

Sudah dua minggu lebih sejak hari itu, kini ia datang kembali.
Kali ini kedatangannya memang disengaja. Hanya untuk memastikan atas rasa penasarannya selepas hari saat ia terakhir datang, apa keadaan gadis itu sudah lebih baik atau sama saja.

"Syukur, saya turut berbahagia dengarnya." Ujar Alfan setelah menyesap teh yang di hidangkan untuknya.

Tanti mengangguk lantas tersenyum, "kami juga berharap Dama bisa kembali seperti biasa."

"Dia pasti kembali." Ujarnya meyakinkan dengan senyuman yang seolah menjadi obat untuk kegundahan Tanti pada putrinynya. "Dia hanya belum bisa menerima keadaan ini."

"Capt ingin melihatnya?"


Untuk sejenak Alfan berfikir lalu mengangguk yakin. "Boleh?"

"Boleh, asal ngga kaget aja kalau lihat Dama kaya gembel. Susah mandi dia." Ujar Tanti dengan jenaka.

Bersambung...


Part 3 selesaii

Jangan lupa follow wattpad akuu yaa💙

Jangan lupa follow wattpad akuu yaa💙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


 See You Captain!(END)Where stories live. Discover now