flight 21 ✈️

1.3K 192 5
                                    

Afgan ~ Jodoh Pasti Bertemu

Tuhan selalu memberi hal baik bagi setiap rencana makhluknya.


:fassaarei


See You Captain
kamu hanya pergi lebih jauh

Tujuan...

Sudah beberapa hari setelah masa libur Alfan, lelaki itu sering sekali mampir ke rumah Dama. Entah dengan alasan ingin beradu catur dengan Dimas. Atau karena undangan Tanti untuk datang mencicipi makan malam di rumah mereka.

Dengan senang hati pula, Alfan tak segan untuk menerima tawaran itu.

Seperti saat ini, sejak sore tadi lelaki itu sudah anteng di teras bersama Dimas ditemani dengan suguhan gethuk singkong buatan Tanti.

Sedangkan Dama, hanya akan bersemedi di dalam rumah. Walau sesekali harus dipaksa oleh Tanti atau Dania untuk keluar.

Seperti saat ini, mati-matian ia harus mencoba menolak perintah Tanti untuk mengantarkan teh ke depan. Namun, tetap saja tidak ada bantahan. Dan berakhirlah dengan Dama yang terpaksa menjalankan tugasnya.

"Silahkan." Ujarnya sembari menyajikan teh di hadapan Alfan dan Dimas yang tengah asik memamerkan burung peliharaannya.

"Terima kasih." Balas Alfan yang mengalihkan perhatiannya pada Dama.

Inilah yang dibenci Dama saat harus bertemu dengan lelaki itu. Alfan selalu bisa membuatnya mati kutu hanya dengan senyum biasanya.

"Lanjutin, mas tinggal dulu." Goda Dimas yang mengerti sikon.

Belum juga Dama melarikan diri, namun pintu sudah ditutup oleh Dimas dari dalam. Jadilah ia terjebak di luar dengan Alfan yang sudah senyam-senyum tidak jelas. Sebenarnya ia bisa saja lewat pintu samping, tapi juga percuma masuk pun akan disuruh mereka keluar lagi seperti yang lalu-lalu.

"Apa?!" Sungutnya saat memergoki Alfan terang-terangan melempar senyum mengejek.

"Tidak. Lagi pula percuma kamu berdiri terus di situ. Ini, ada kursi kosong. Duduk."

Walau batin menolak, Dama tetap saja mendaratkan bokongnya di samping kursi milik Alfan.

"Kenapa setiap hari kesini?" Tanya Dama to the point. Bukan karena ia menolak tamu, tapi kedatangan Alfan setiap hari membuatnya merasa, entahlah.

"Kemarin-kemarin saya diundang mama dan Dimas terus."

"Mama? Mama siapa yang di maksud?!" Batin Dama.

"Itu kemarin, terus sekarang ngapain kesini lagi? Ngga diundang, kan?"

Alfan menggeleng tanpa melunturkan senyumnya. Dama yang kesal campur setengah emosi benar-benar mengemaskan di matanya.

"Saya mau ajak kamu keluar." Jujur Alfan yang membuat Dama semakin mendelik.

"Enggak." Tolaknya langsung.

"Kenapa enggak? Kamu bahkan belum dengar saya bilang kemananya."

"Dama ngga ada izin buat keluar. Anak perempuan harus sering di rumah." Bohongnya.

"Tapi saya sudah dapat izin buat ngajak kamu keluar. Gimana dong?"  Ujarnya sambil menunjukkan isi chat dari seseorang yang pastinya itu Tanti.

Jika saja Dama tidak menahan, pasti baki berbahan kayu itu telah melandas mulus di wajah Alfan sekarang juga.

 See You Captain!(END)Where stories live. Discover now