flight 33✈️

1.2K 182 39
                                    

Judika ~ Tak Mungkin Bersama

Yang masih nunggu cerita ini Absen dulu!
SeeYou Readers wajib absen.

Part di ketik mendadak mumpung ada moodnya.
Siapin tisu di part ini.

Putar mulmed dulu, biar tambah nge feel.






Happy Reading
~Sayangnya Mow!

Sejauh matanya memandang, ia melihat senyum lebarnya hingga ke mata. Terpancar jelas aura bahagia darinya.

Senyum yang dulu pernah ia dapatkan tanpa ia hiraukan. Senyum yang dulu terbit saat bersamanya. Sorot mata indah yang dulu belum pernah ia selami. Dan suara lembut yang dulu muak untuknya dengar. Kini baru terasa berarti.

Dia, berdiri jauh di sana. Bersanding dengan bahagianya, tanpa Dama. Terlihat sangat jelas.

Sekerumun orang-orang mendatanginya, menjabat tangannya, dan ... mengucapkan selamat padanya.

Dia, yang tak pernah Dama genggam kini terlepas begitu saja.

"Selamat menempuh hidup baru."

"Terimakasih Dama. Kamu juga harus segera menyusul," jawabnya tanpa melunturkan senyumnya.

Tak ada lagi kata yang mampu Dama ucapkan padanya. Dadanya bergemuruh sesak. Matanya memanas menyadari ia benar-benar kehilangan hal berharga.

Berlari menjauh dimana ia bisa meluapkan isak pilunya. Dress putih selututnya tampak kacau, cukup menggambarkan suasana hatinya.

Langkahnya terhenti kala lelah menghampiri. Menangis sekencang-kencangnya di tengah padang ilalang yang belum pernah ia temui. Kaki tanpa alas menginjak akar-akar kering hingga berdarah. Tak ia rasakan perih sedikit pun. Karena baginya hatinya sudah cukup sakit.

Kala menyadari rasa yang ada saat semua terlambat untuknya.

Hiks

"Aku mencintaimu. Kembalilah, ayo kita bercerita."

Tak ada lagi telinga untuknya.tak ada lagi tangan yang mengusap air matanya.

Kini, tinggalah ia, luka, dan kenangan berharga yang tak akan bisa ia ulang dengan orang yang sama.

Hosh ... Hosh.

Nafasnya tersengal-sengal seperti usai bermarathon. Ia terduduk mengusap peluhnya di pelipis dan matanya yang basah.

Dama menolehkan kepalanya kesana kemari.

Lalu, dimana semua orang-orang tadi? Dimana padang padang ilalang barusan. Kakinya? Mengapa tak ada darah di sana?

Ia baru baru saja bermimpi. Mimpi yang seolah nyata untuk hanya dikatakan sekedar mimpi biasa.

Jelas-jelas rasanya sangat terasa. Menyakitkan. Dadanya bahkan sesak, ia betul-betul menangis.

Lalu mimpi macam apa tadi, mengapa sangat menyakitkan untuknya. Seolah ia tertampar kenyataan, ia telah kehilangan apa yang belum pernah ia genggam.

Aku mencintaimu.

Dama ingat betul bagaimana ia mengucapkan kalimat singkat itu. Lalu apakah mimpi itu adalah jawaban dari semua perasaannya. Mengapa harus seperti ini.

 See You Captain!(END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon