Epilog✈️

2.8K 213 204
                                    

Fiersa Besari ~ Epilog

SEE YOU CAPTAIN!

~kamu hanya pergi lebih jauh~

Aku harap tuhan masih bisa berbaik denganku barangkali sedikit saja.

Kamu pasti akan bertahan'kan capt? Lalu kita akan bertemu kembali. Barangkali hanya aku yang mengingatmu.

"Kamu udah lihat dia ?"

Dama mengangguk, hatinya kacau juga dengan pikirannya yang berantakan.

"Kita masih punya waktu dua jam. Kamu bisa pikirkan semua lagi Dama. "

"Ini yang terbaik Sat. Memang ini yang seharusnya."

"Kamu sakit hati sama ucapan mama Una?"

Ia menatap kosong pada jendela mobil, saljunya terus turun. Dingin dan membuat beberapa benda di sekitarnya tertimbun juga membeku.

"Bahkan sebelum itu, hatiku ngga pernah baik-baik aja. Kecuali sama Alfan."

Satria diam, sulit untuk ia lalui, juga Dama lewati. Ini terlalu jauh. Lukanya juga mungkin terlalu dalam. Hingga tak dapat tersentuh.

"Harapan kita mungkin sama Dama. Kita sama-sama berharap, dia berhasil dan tetap bertahan."

Dama menoleh ke arahnya, "kamu-."

"Kenapa? Bukannya semakin banyak doa yang terpanjat. Semakin pula tuhan mengabulkan. Bukankah tuhan tak akan ingkar pada hambanya?"

Bahkan jika kelak ia kembali, bagaimana pun rasa ini ada. Aku akan tetap melepasmu.

"Aku ngga tahu setelah tadi apa yang terjadi sama dia. Aku ngga bisa bertahan atau mendengarkan apa yang mereka katakan tentangnya. Aku takut, harapanku di hancurkan," Dama kembali mengingat kejadian beberapa saat lalu.

Alarm tanda darurat di ruang itu bahkan masih terdengar nyaring di telinganya. Bayang-bayang akan ketergesaan tim medis, lalu dengan semua ucapan Rauna tempo hari padanya.

"Kamu mau kembali, hm?"

"Aku takut," Dama menggeleng dengan air mata yang kembali turun tanpa permisi.

Satria mengusapnya dengan lembut. Hatinya sakit dan nyeri, namun ia tak dapat egois ketika dengan tegas ia tahu. Pemilik hatinya, memiliki hati yang lain untuk ia cintai.

"Ngga ada yang perlu kamu takutkan. Apapun yang nanti akan kamu lihat dan dengar itu akan jadi jawaban. Sampai kapanpun."

Dama terus menggeleng dan menunduk. Ia sangat ingin kembali. Barangkali ia akan terluka atas jawaban yang tak pernah ia harap. Namun hatinya tak akan sanggup. Bagaimana pun ia tak akan pernah menerima fakta yang nantinya akan ia dapat. Sekalipun dalam waktu yang telah lelah menjelaskan padanya.

Kalaupun aku tetap bersamanya, aku takut dia kena sial. Aku menyedihkan.

Bandara Kyoto, Japan.

"Yakin ngga ada yang ketinggalan kan?"

Pertanyaan bodoh, dan Satria menyadari semua itu.

Dama lagi-lagi hanya menggeleng.  Tenaganya seakan terkuras habis hanya untuk mensugesti fikiran-fikiran buruk yang berlalu lalang di benaknya.

"Sekali lagi aku tanya, dan ini untuk terakhir Dama. Kamu mau kembali atau melanjutkan?"

Walau dengan suasana hati yang tidak baik, tak sekalipun Satria tak berkata halus pada Dama. Gadis di depannya ini terlalu rapuh, bahkan sekali ia melakukan kesalahan. Bisa saja gadis itu patah tak tertolong.

Dama mengangguk, menghela nafasnya. Dan berkata dengan yakin akan keputusannya yang ia ambil. Ini terbaik untuk semua.

Waktu yang dimiliki semakin menipis, itu artinya semakin pula tak akan ada kesempatan kembali.

Kyoto, aku pamit ya. Terimakasih pernah berusaha menjadi yang terbaik. Tolong kasih kabar yang terbaik buat Dama. Dama yakin, kecewamu hari ini bukan untuk kecewamu di esok.  Tolong bawa dia kembali.

"Dama," Satria mengulurkan tangannya lengkap dengan senyum terbaiknya.

Dama turut tersenyum lalu menggapainya.

Mari kita teruskan kisah yang sekarang mungkin terjeda. Dama yakin kita ngga akan berhenti. Suatu saat capt, kita akan kembali.

Bandara Jogja, Indonesia.

Semua kilasan memori yang pernah terjadi kini berputar kembali.  Ia datang dan kembali lebih cepat dari yang ia rencanakan.  Jogjanya memang akan selalu nomor satu, lalu tak akan terganti. Sejauh apapun ia menjejakkan kaki.

Tak ada yang seindah Jogja, walau tak hentinya juga ia mendapatkan lara. Tak ada yang setulus Jogja dan tak ada yang bisa membuatnya jatuh, kecuali Jogja.

"Sudah siap memulai semua, Dama?" lelaki di sampingnya, memberi interupsi.

Dia baik, lagi tulus. Tapi mungkin untuk hati, Dama masih belum bisa menawarnya. Karena lagi dan lagi hatinya masih dengan jelas tahu siapa pemilik sebenarnya.

Dama mengangguk atas pertanyaan Satria. Mencoba menarik sudut bibirnya hingga melengkung indah.

Jogja aku kembali, tolong bantu aku menghilangkan sisa-sisa kecewamu. Tolong juga bawa dia kembali padamu. Untuk sesaat atau dengan waktu lebih lama.

"Ayo."

Kelak kamu harus datang seperti salju pertama.

~Usai~

Segenap tokoh mengucapkan terimakasih untuk antusiasme kalian!!

Alfan : terimakasih mendung! Semoga kita masih bisa bertemu ya?!

Dama : terimakasiiih buat mendung yang selalu kasih semangat buat Dama!

Satria : terimaksih juga ya, semoga untuk gue ngga sad juga kek di sini.

Rauna : makasih mendung! Una tunggu di cerita yang akan datang ya!

Tara : mendung makasih!!!

Other : Sayonara!!! We love you, mendung!!

Kira-kira setelah ini apa?

Masih bisa nungguin kisah Dama?

Yuk spam 🌥️ buat Dama

Yuk spam 🤍 buat Alfan

Yuk spam 🥀 buat Satria

Spam salam perpisahan dari kalian dong buat cerita ini

Spam #weloveSeeYouCaptain

Spam #weMendung

~terimaksi, sampai jumpa~

 See You Captain!(END)Where stories live. Discover now