flight 16✈️

1.4K 227 4
                                    

Judika ~ Sampai Akhir

Kita bisa saja berencana,namun saat tuhan telah menetapkan takdirnya. Maka akan beda juga narasinya.


: fassaarei

See You Captain
kamu hanya pergi lebih jauh

Ketika takdir merubah narasi...

Pagi ini entah bagaimana caranya lelaki itu tiba-tiba datang. Padahal baru kemarin mereka tidak sengaja bertemu.

Duduk di teras dengan suguhan teh manis hangat yang pastinya buatan Tanti. Aroma teh yang diseduh dalam keadaan tubruk itu sangat pekat dan menggugah selera.


Seperti saat ini, Alfan sedang menyeruput teh itu dengan senyum yang mengembang.

Entah bagaimana lelaki itu bisa tersenyum begitu lebar. Padahal menurut cerita yang selalu Dimas dan Dania ceritakan, Alfan adalah sosok yang dingin dan kaku. Namun berbeda lagi dengan Dama yang jelas akan membantah itu.

Alfan itu ribet, cerewet, pemaksa, dan hiperaktif menurutnya.

Lama mengamati dari jendela, lagi-lagi Dama harus mengakui bahwa lelaki itu memang terlihat tampan. Entah mulai kapan ia menyadari, Alfan itu memiliki senyum yang jarang-jarang dimiliki orang lain. Ia tidak memiliki lesung pipi memang. Namun senyumnya, melengkung sempurna seperti bulan sabit.

"Selamat pagi."

Hampir saja Dama membentur tralis jendela karna ulah Alfan.

Tunggu, jadi sedari tadi Alfan memergokinya yang tengah melihatnya?

"Baru bangun?" Tanyanya yang bahkan hanya dijawab dehaman oleh Dama.

Namun Alfan tetap bisa tersenyum. "Bagaimana tidur semalam?"

"Lebih baik." Harus Dama akui, bahwa semalam tidurnya lebih berkualitas. Buktinya pagi ini ia terlihat lebih segar, padahal ia tidur tanpa bantuan obat yang selalu ia gunakan.

Sejak kemarin pula,bebannya serasa lebih ringan berkat sesi curhatnya dengan Alfan yang tanpa ia sengaja. Sungguh, tanpa sengaja.

"Syukurlah. Kamu mau tetap disitu?" Kode Alfan yang syukurnya bisa Dama pahami namun enggan untuknya merespon.

"Hari masih pagi, tapi perut saya sudah lapar. Tadi saya juga lihat di depan ada bubur ayam. Kamu bisa temani saya, kan?"

Sebentar, kali ini Dama sudah paham dengan arah yang dimaksud Alfan.

"Dama izin dulu." Dama yang hendak beranjak, menjadi tertahan saat Alfan mengatakan jika ia telah mendapatkan izin untuk membawa tuan putri rumah itu keluar.

---

Acara makan bubur pun harus melenceng hingga jalan-jalan pagi mendadak. Siapa lagi jika bukan ulahnya Alfan.

"Ayo, itu tinggal di depan!" Serunya yang sudah berada jauh di depan Dama.

Sedangkan Dama harus menahan emosi mati-matian karena Alfan yang selalu memaksanya. Kakinya bahkan terasa perih untuk digunakan berjalan sedari tadi. Bagaimana tidak perih, mereka bahkan sudah berjalan sejauh 2km lebih hanya untuk menuruti Alfan yang ingin melihat bazar di lapangan.

Melihat Dama yang nampak enggan melanjutkan langkahnya, tanpa diduga Alfan kembali mundur, lalu berjongkok di depan Dama.


"Naik." Titahnya yang membuat Dama mendelik. Ia memang lelah, namun tidak juga harus seperti ini. Jaraknya juga sudah dekat, ia pasti mampu.

Namun Alfan tetap Alfan, pemaksa.

"Eh-!"

"Capek kan? Sama saya juga." Ujarnya yang telah beberapa langkah sambil menggendng Dama di belakang punggungnya.

"Pegangan ya, saya mau ngebut." Ujarnya lagi dengan setengah berlari, membuat Dama reflek merapatkan tubuhnya dan melingkarkan kedua tangannya di depan leher Alfan.

"Pelan-pelan! Kita bisa jatuh." Serunya yang semakin mengeratkan lilitan tangannya. Sedangkan yang diperingati malah asik tertawa tidak jelas.

Namun bukannya kesal, tawa itu justru tanpa sadar sudah menular ke Dama. Keduanya saling tertawa seiring langkah Alfan yang semakin membawa mereka mendekat pada tujuan.

"Ngga akan jatuh, karena saya ngga akan biarin kamu terluka."

"Yaaaa!"

Entah sudah berapa kali Dama bisa tertawa lepas hanya karena bersama Alfan.  Berkat Alfan dan karena Alfan. Disaat yang sama pula ia selalu merasa aman dan nyaman. Entah perasaan macam apa yang ia rasakan. Rasanya tidak bisa ia mendefinisikan.




Bersambung...

Bersambung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yang mau digendong Alfan juga, sini ambil nomor urut dulu😭

Vote dan komen jangan lupa ya, biar digendong Alfan 🤌

 See You Captain!(END)Where stories live. Discover now