flight 14✈️

1.5K 206 1
                                    

Sammy Simorangkir ~ DIA
Putar mulmed dulu biar tambah syahdu❤️‍🔥

————

See You Captain
kamu hanya pergi lebih jauh

"Dama! Lihat ke sini!" Seru Alfan yang sibuk dengan gelembung sabunnya.

Bukannya menoleh ke arah Alfan, Dama justru menyibukkan diri dengan es cincau di tangannya.

Puuuf ..

Gelembung besar yang sengaja ditiup ke arah wajah Dama akhirnya meledak tepat di depan wajahnya. Hingga membuat Dama yang semula anteng kini hampir menangis karena cipratan sabun itu mengenai matanya. Perih.

"Eh, m-maaf ..." Dengan sigap Alfan mendekat dan meniup-niup lembut mata Dama yang hampir memerah.

"Masih perih?" Bukannya menjawab, Dama justru merebut mainan itu dari tangan Alfan.

Balas dendam di mulai.

Jika kalian mengira Dama akan membuat gelembung seperti yang Alfan lakukan padanya, maka kalian salah.

"Minum." Perintahnya dengan menyodorkan kembali sabun itu, yang langsung membuat Alfan terkejut bukan main.

Sekalinya Dama berbicara, memang sangat mematikan. Buktinya sekarang Dama ingin Alfan meminum sabun itu, bukankah ia ingin Alfan mati lebih cepat?

Tatapan matanya menyorot tajam ke arah Alfan yang kini menggeleng keras.

"Mi.num." Ulangnya dengan menekan setiap ejaan pada kata itu.

"Kamu mau saya setor nyawa sendiri, ya?" Tanya Alfan hati-hati yang langsung diangguki Dama.

Mau tidak mau, Alfan pun meraih gelas itu dengan rasa pasrah. Ia bisa saja menolak lagi namun tidak mungkin. Bisa-bisa jati dirinya sebagai lelaki akan turun pangkat.

Alfan menatap gelas itu ngeri, membayangkan nasibnya yang mengambang namun tetap mengarahkan gelas itu ke mulutnya. Belum lagi tatapan pengunjung di sekitar mereka yang menatap horor ke arahnya.

Prak.

"Capt gila ya?!" Dengan gerakan cepat, Dama merampas gelas itu kembali hingga terjatuh.

"Saya tidak gila. Kan, kamu yang suruh saya minum. Saya turutin."

"Bukan berarti harus diturutin."

Tidak ingin menambah kacau suasana Dama pun memilih untuk melenggang pergi ke arah lain. Biarkan saja Alfan si super ribet itu sendiri. Ia tidak peduli.

"Dasar bodoh." Batinnya kesal.

Bukan ini yang ia harapkan di seharian ini. Alfan benar-benar merusak mood dan jadwalnya bermalas di kasur rumahnya. Jalan-jalan macam apa yang ada di fikirkan Alfan. Nyatanya hanya lelaki itu yang menikmati.

Bahkan sudah di tempat kedua setelah di pantai, Alfan tetap saja membuatnya repot.

---

"Mau naik?" Tawar Alfan yang sedari memperhatikan Dama yang hanya diam melihat becak hias.

Pandangannya bahkan terlihat kosong. Entah apa yang barusan Dama pikirkan.

Dama menggeleng tanpa menoleh ke asal suara.

"Kenapa? Bukannya benda itu terlihat indah. Apalagi ini sudah malam. Kamu tidak ingin berkeliling dengan itu." Celoteh Alfan yang masih berusaha menggali perhatian Dama.

 See You Captain!(END)Where stories live. Discover now