flight 11✈️

2.2K 242 28
                                    

See You Captain
kamu hanya pergi lebih jauh

Sepenggal cerita di Malioboro...

"Jadi, mau mulai dari mana kita?!" Ujar Alfan dengan semangat.

Sudah sangat lama ia tidak berkunjung ke tempat ini. Cukup ramai, terlebih ini hari Minggu.

"Dama?" Panggilnya.

Dama tak akan meresponnya. Ia sudah dengan tekatnya. Tidak akan berucap sepatah katapun untuk menanggapi lelaki banyak bicara ini. Bagaimana bisa lelaki itu membawa anak gadis orang tanpa melihat pakaian yang dikenakan Dama.

Kaos putih dengan celana trining  panjang lengkap dengan sendal sejuta umat. Malu!

"Daamaaa? Kamu terkejut ya saya bawa kesini? Bukankah ini tempat romantis?" Ujarnya lagi sambil menunduk dengan kedua tangan bertumpu pada lutut, mensejajarkan tingginya dengan Dama.

"Romantis?! Pemikiran kolot macam apa itu?!" Batin Dama benar-benar kesal.

Ia menyesal karena sudah keluar kamar. Jika ia tahu begini nasibnya. Demi celana dalam spongebob yang belum tentu dicuci. Ia tidak akan keluar!

"Mau saya bantu?" Tawar Alfan dengan menjulurkan telapak tangannya. Berharap Dama akan menggapai.

"Jangan harap!"

"Ayo!" Lagi-lagi tanpa persetujuan Dama, ia menguasai lengan Dama yang ia cekal. Dengan lembut.

Dama bergeming dan menghentakkan kaitan tangan keduanya.

"Apa kamu memang selalu memaksa?!" Dama melanggar. Ia bahkan sudah berbicara lebih dari satu kata.

Alfan berbalik dengan bingung.

"Lihat Dama!" Perintah Dama yang justru membuat Alfan tersenyum genit dan Dama, muak.

Lama melihat dan berfikir, Alfan baru menyadari kejanggalan yang sebenarnya.

"Oh..." Alfan membulatkan mulutnya.
"Kamu tunggu sebentar. Disini. Jangan kemana-kemana." Perintah Alfan yang semakin membuat Dama menyesal untuk hari ini.

---

"Bagaimana dengan ini?" Alfan kembali muncul dengan penampilan yang sama dengannya setelah beberapa saat masuk ke dalam mobil.

Awalnya Dama hanya melirik dari ekor mata. Tapi kini justru tatapannya ke Alfan penuh.

Menaik turunkan alisnya, "cocok bukan?"

"Kamu -."

"Iya, saya. Bagaimana? Bukankah sudah seperti ..." Ujarnya menggantung sembari melihat ke sekeliling, "mereka!" Tunjuknya pada dua orang muda-mudi dengan baju yang senada.

"Kita sudah sama seperti mereka, kan?" Ujarnya lagi yang justru membuat Dama menabok lengannya keras.

"Gimana kamu bisa mikir kalau kita sama kaya mereka?! Bahkan mereka kelihatan lebih waras daripada kita!" Emosi sudah.

Bagaimana bisa Alfan menyamakan penampilanya dan Dama dengan dua sejoli itu. Bahkan out fit yang mereka kenakan lebih cocok untuk kerja bakti dari pada untuk datang kesebuah tempat romantis seperti yang dikatakan Alfan, pikir Dama.

---

Setelah adegan paksa memaksa, akhirnya Dama memilih mengalah pada pria itu. Malu sudah menjadi tontonan gratis di saat perdebatan mereka.

 See You Captain!(END)Where stories live. Discover now