flight 4✈️

3.4K 376 6
                                    

See You Captain
kamu hanya pergi lebih jauh


"Apa kabar Dama?"

Sudah hampir setiap pekan jika jadwalnya kosong pasti ia akan mengunjungi Dama di rumah. Hal inilah, yang semakin membuat kondisi Dama berangsur membaik.

Walau masih sangat jauh dari kata semula untuk kepribadian seorang Damalara.

"Tadi waktu perjalanan ke sini saya ngga sengaja lihat toko donat, rame banget. Jadi saya mampir, siapa tahu enak. Serius loh, ngga sengaja." Tunjuk Alfan pada box yang ia bawa.

"Saya rasa, ini sangat enak dan manis. Mau coba?" Ujar Alfan lagi.

Dama hanya sedikit melirik pada kotak itu. Kotak yang menunjukkan gambar kue bundar dengan bolong di tengahnya dan berbagai warna yang pastinya itu toping.

Donat.

"Ah... Kamu ngga suka ya? Ya ngga papa kok, ngga sengaja dibeli ju–." Ucap Alfan terpotong saat kotak di tangannya telah beralih di tangan Dama.

Sangat cepat, bahkan Alfan tidak sempat menebak bahwa Dama akan melakukannya.

Setengah dari satu bundaran donat itu telah masuk ke mulut Dama dengan semangat. Membuat Alfan tercengang seperti melihat keajaiban dunia yang beralih dihadapannya saat ini.

Satu kemajuan lagi.

Merasa diperhatikan. Setengah bundaran donat itu Dama kembalikan lagi ketempatnya.

Alis Alfan terangkat satu. "Apa tidak enak? Apa kamu tidak suka? Atau mau coba yang lain?" Tanya Alfan bertubi-tubi.

"Kamu cerewet." Ujar Dama datar.

Siapapun tolong colok mata Alfan yang sedari tadi melotot tidak percaya. Akhirnya setelah berkali-kali ia berinteraksi dengan Dama, ia berhasil membuat Dama dapat melihatnya. Walau hanya dengan kata-kata singkat, padat, dan jelas.

"Tapi saya baik. Ramah, tidak sombong, rajin dan bersahaja." Ujar Alfan tak ingin kalah telak dengan bersedekap tangan di dada. "Banyak orang yang menyukai saya juga."

"Oh ya? Siapa?" Sela Dama.

"Ada kok..."

——

"Dama, akhir-akhir ini pilot gantengnya sering kesini ya?" Tanya Dania mencairkan suasana yang sedaritadi sunyi di dalam kamar Dama.

Sudah menjadi kebiasaanya untuk selalu dekat dengan Dama. Bahkan sebelum ia sah menjadi iparnya.

"Dia ganteng loh? Kamu suka ngga?" Celoteh Dania lagi yang tetap manjadi angin lalu untuk Dama yang telah berubah 180°.

"Dia juga baik banget. Sama mama, sama Mas Dimas, sama Mbak, apalagi sama kamu."

"Dia sering tanya kabar kamu loh."

Menengok. Entah mungkin lelah mendengar celotehan Dania atau ia sudah mulai tertarik dengan topik yang disuguhkan Dania padanya.

Sudut bibir Dania terangkat melihat respon Dama. "Kabar Dama gimana Ibu? Apa Dama sehat? Apa sudah makan?" Ujar Dania menggoda menirukan dengan pose bertelepon.

"Dama ngantuk."

Sia-sia. Dua kata dari Dama benar-benar membuatnya menghela nafas pasrah. Baru saja ia akan menggoda ipar kesayangannya namun semua harus ia buang jauh-jauh saat mendengar pernyataan itu.

"Selamat tidur." Ujar Dania pasrah dan meninggalkan Dama setelah membenarkan letak selimut iparnya dengan benar dan memastikan mata itu sudah tertutup.

Dari sekian waktu yang selalu ia habiskan untuk beradaptasi dengan Dama setelah kejadian itu, hal ini adalah sebuah kemajuan yang cukup baik. Setidaknya ia menganggap pernyataan Dama yang mengatakan Dama ngantuk itu hanya alibi Dama saja. Sisanya itu ia artikan bahwa Dama memiliki alasan lain, mungkin baper.

Biarlah Dania berfikir sesukanya.

——

Bersambung...




Makasih udah baca💙🫧
Jangan lupa vote+komen, okaiii?

Makasih udah baca💙🫧Jangan lupa vote+komen, okaiii?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Flashback

"Halo Google, ide makanan untuk menaikkan mood perempuan."

"Menurut Google, makanan yang dimaksud adalah makanan yang mengandung rasa manis seperti coklat, permen, es krim ...."

Ck...

Alfan mengusak rambutnya yang baru ia pangkas lagi bulan ini.

Sudah hampir satu setengah jam ia berhenti di tengah perjalanan hanya ketika otaknya tiba-tiba terbesit akan sesuatu yang akan ia bawa untuk dijadikan alasan menemui seseorang.

"Hallo Google, makanan apa yang disukai Dama?"

"Menurut Google, makanan yang mengandung kolesterol adalah makanan bersantan seperti gulai, ...."

"Google, makanan apa yang disuakai Dama."

"...."

"Makanan yang Dama suka."

"...."

"Aish, kenapa bodoh banget."

"Google dungu."

"Ucapkan hallo Google."

"Hallo Google dungu!"

Alfan kesal lantas menutup aplikasi Google yang tidak menyelesaikan masalahnya.

Di benaknya hanya ada satu orang yang bisa ia cari untuk menuntaskan urusannya. Tapi ia cukup malu dan ragu untuk melakukannya.

Dengan mata terpejam, Alfan menekan pelan tombol panggilan.

"Hallo?"

Dengan satu tarikan napas, akhirnya Alfan melakukannya.

"Maaf singkat aja. Dama suka makanan apa, ya?"

Ia semakin menggigit bibir bawahnya saat mendengar suara tertawaan pelan.

"Bawa aja yang simpel-simpel, Capt. Dama semuanya doyan."

"Yang pasti. Saya butuh yang pasti."

"Apa, yaa? Donat. Yang coklat kacang."

Setelah mengucapkan terima kasih, Alfan langsung menutup sambungan telponnya.

Tapi tidak berhenti di situ, ia harus memutari beberapa jalan untuk mendapatkan toko donat meski berakhir lagi-lagi ia harus mengantre di antara puluhan pembeli.

"Demi Dama..."

Flashback off

Jadi?

"Tadi waktu perjalanan ke sini saya ngga sengaja lihat toko donat, rame banget. Jadi saya mampir, siapa tahu enak. Serius loh, ngga sengaja."

———

Udah segitu aja

 See You Captain!(END)Where stories live. Discover now