flight 43✈️

1K 129 5
                                    

Yovie n Nuno - Demi Hati

Seperginya Rauna, kini tinggalah Tara, Dama, dan Satria yang terjebak dengan suasana awkard .

Dama yang enggan berbicara barang sepatah kata pun. Juga Tara dan Satria yang sibuk menduga-duga dengan kekuatan telepati keduanya.

"Dama, mau coba pudingnya?" tawar Tara dengan hati-hati. Pasalnya, diamnya Dama bukan hanya sekedar diam biasa.

Melihat penolakan dari Dama melalui gelengan kepalanya, Tara pun hanya mengangguk maklum.

"Sat gue jemput temen gue dulu ya? Deket sini. Mau gabung katanya," ujar Tara kembali memberi kode pada Satria.

Keduanya pun lantas menoleh ke arah Tara.

"Dama kalau mau jalan-jalan di sini. Satria siap sedia tuh. Gue tinggal bentar ya?"

Dama mengangguk. Walau jelas dari sorot matanya ia enggan di tinggal seperti ini. Terlebih ada Satria. Yang ia sendiri tahu, entah benar atau hanya yang di katakan kedua temannya tentang Satria yang menaruh hati padanya.

Menit demi menit berlalu dan keduanya hanya berdiam, Dama yang menantikan kedatangan Tara pun sepertinya harus lebih bersabar karena gadis itu belum juga muncul kembali.

Sedangkan Satria, hanyalah bergerak kecil. Berada di dunia berdua dengan Dama membuatnya harus menahan segala rasa gugupnya.

"Dama, em- ngga mau keliling kemana gitu dulu?"

Diliriknya Dama yang hanya memandang kebawah sambil menggelengkan kepalanya.

"Oh yaudah," jawab Satria pelan.

Dama mendongak sedikit memusatkan perhatiannya pada lelaki itu. Ada rasa tidak enak saat menolak tawarannya. Terlebih selama ini ia tahu, Satria adalah lelaki yang baik. Dan selalu memperlakukannya dengan baik pula.

Seperti Alfan.

Dilihatnya Satria yang tengah menolah ke samping kiri. Seperti ini saja, Dama sudah dapat menyimpulkan. Betapa sempurnanya pahatan tuhan di hadapannya tersebut.

Hidungnya yang mancung, bibirnya yang berisi, dagunya yang sedikit runcing, dan rambutnya yang lurus tebal. Deskripsi singkat tersebut bukankah sudah membuktikan bahwa Satria memang tak kalah tampan. Dari Alfan, menurut Dama.

Lagi-lagi Alfan datang sebagai tolak ukur bagi Dama. Entah sampai kapan itu akan berakhir.

Mungkinkah sampai suatu saat cintanya beralih?

"Kamu ada kerja di sini?"

Akhirnya setelah sekian waktu di habiskan untuk bersunyi, Dama pun memilih untuk membuka pembicaraan. Walau sedikit sulit. Satria bahkan sempat menoleh tak percaya, namun tak urung untuk tetap menyembunyikan rasa keterkejutannya.

"Em, engga-eh maksudnya ada, tapi udah kelar."

"Gimana kabar Jogja?"

"Kamu kangen?"

Ah, mengingat Jogja. Sudah pasti tanpa di tanya pun jawabannya adalah iya, dia amat merindukan Jogja juga orang-orangnya. Terlebih kenangannya.

"Mungkin."

"Kamu kangen sama keluarga kamu?"

Dama sampai lupa, bahwa Satria memang tak mengetahui perihal lain tentang kedatangannya ke Jepang bukanlah sekedar untuk hal biasa. Namun lebih dari biasa yang ia maksud. Pun dengan upaya melupakannya.

"Bukan cuma sama orang rumah Sat. Mungkin semua tentang Jogja aku kangen banget."

"Kamu mau pulang?"

Dama diam. Jelas ia ingin pulang. Kembali memeluk dan di peluk oleh orang-orang yang ia sayangi dan menyayanginya, "mungkin pulang, kalau mbak Dania lahiran. Itu janjiku dulu. Tapi lihat nanti," ujarnya dengan kekehan di akhir.

"Empat bulan lagi?"

"Kemungkinan, kalau ngga maju juga. Mungkin juga aku pulang sebelum dia lahiran. Karna dia minta di temenin aku juga."

"Kamu sendiri, gimana tentang Jepang?"

Bicara tentang Jepang, jelas sesuatu yang baru bagi Dama. Semua, semuanya serba baru. Mereka orang-orangnya, tempatnya, dan juga hidupnya. Walau tak ia telakkan. Ia masih jauh terjebak pada Jogjanya.

"Masih berharap, lebih baik dari Jogja. Tapi aku sadar, mungkin susah juga buat gantiin Jogja."

"Ngga perlu ada yang di ganti dan mengganti. Mungkin cukup di terima aja."

"Mungkin. Suatu saat," Dama yakin, dalam hidupnya tak akan ada roda yang tak berputar.

Mungkin sekarang, memanglah bukan berada pada pihaknya. Tapi suatu saat, pasti akan ia dapatkan apa yang ia harusnya dapatkan.

Bukankah ia selalu meminta waktu? Dan mungkin waktu sedang bersiap untuknya.

"Dama, mau keliling Kyoto bareng?"

Bersambung...

ada pertanyaan?

Mow kangen sama Alpan:(
Ada yang tahu kabar Alpan setelah nikah gimana?

 See You Captain!(END)Where stories live. Discover now