flight 47✈️

1.3K 169 243
                                    

Tembusin 50 vote + 200+ komen sanggup?
Ramaikan perparagraf ya!!

Seneng ngga updatnya maju?

Ada yang nunggu cerita See You Captain ngga?

Udah siap baca?

Udah siapin hati kalian buat part ini?

SEE YOU CAPTAIN

~kamu hanya pergi lebih jauh~

"Kalau Jepang lebih menyakitkan daripada Jogja, mungkin cuma ada dua pilihan. Bertahan atau kembali meninggalkan."

" Kamu bisa urus semuanya."

"Aku akan urus kalau kamu mau. Tapi aku ngga maksa, di sini tugas aku cuma bantu kamu, dan mencintai kamu tanpa kamu tahu," terus Satria dalam hati.

Dama mengangguk. Jalannya memang seperti itu.

Tidak ada yang bisa mengubah, kecuali dirinya sendiri.

Dama memejamkan matanya yang sudah berembun.

Di hadapannya, gedung menjulang dengan beberapa lantai. Di sana tempat seseorang yang kini sedang berjuang antara bertahan atau memilih pergi. Bergelut dengan rasa sakit yang membawanya jauh di alam bawah sadarnya, dengan waktu yang semakin menipis untuknya.

Sejak kepergiannya di malam itu, Dama sama sekali tak dapat memejamkan matanya.  Tak sampai untuk ia benar-benar meninggalkan Alfan.

Rindunya, sakitnya, dan semua lukanya membaur menyatu.

Langkahnya lemas membawanya terus menuju ke tempat yang ia ingin.  Tempat dimana ia di jatuhkan dan di hancurkan dalam sekali waktu.

Sepi.

Tak ada seorang pun di sana seperti malam itu. Jantungnya berdegup kencang. Ingatan tentang ucapan Rauna mengenai pernyataan dokter terngiang kembali di kepalanya.

Dalam empat hari kakak ngga ada perubahan. Dokter terpaksa cabut semua alatnya.

Lalu sekarang adalah tepat empat hari dalam hitungan dokter yang di katakan Rauna.

Langkahnya semakin lemas. Ketakutan akan semua hal yang tak pernah ia harapkan semakin di depan mata.

Di bukanya pintu ruang ICU itu dengan ragu. Hatinya sudah rapuh bahkan patah. Lalu setelah ini apalagi, hancurkah?

Ia takut, untuk kesempatan terakhir yang bahkan ia tak bisa memiliki.

Untuk beberapa saat, ada kelegaan di hatinya. Beberapa saat pula, semua ketakutannya seolah terhalau. Walau ia tak yakin untuk dapat bertahan lama.

Ia bersyukur Alfan masih disana.

Hatinya seperti di tikam belati, perih dan sesak. Seseorang yang ia cintai masih saja tak berdaya di tempat yang sama. Bahkan dengan luka yang nyata di beberapa titik tubuhnya yang belum juga mengering.

Wajah tampan itu, kini banyak goresan. Tangan hangat yang dulu pernah menggenggam tangannya kini banyak luka yang masih menganga.

 See You Captain!(END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant