flight 23✈️

1.2K 185 10
                                    

Padi ~ Semua Tak Sama

Karena kamu seperti air, ada namun tak dapat ku genggam.


:fassaarei


Air dan Kehidupan ...

Menulis, menulis,dan menulis. Lembaran buku itu kian terisi dengan coretan tinta milik Dama. Ia menikmati setiap malamnya untuk bersama buku itu.

Buku sederhana yang amat berharga baginya.

Kembali bukan hanya tentang bukunya, melainkan pemberinya. Pemberi yang memberikan warnanya dalam hidup Dama.

Entah sejak kapan, namun nama Alfan selalu menjadi cerita seru untuk ia tulis di setiap lembar buku itu. Ia merasa, menceritakan Alfan memang tidak menemukan habisnya.

Setahun lebih dalam mengenal Alfan, ia jadi tahu sedikit-sedikit tentang kebiasaan lelaki itu. Sayang sekali, ia masih belum memecahkan teka-teki tentang perempuan yang memiliki hati lelaki itu. Sering sekali Alfan menceritakan hal itu pada Dama. Yang semakin membuatnya amat penasaran akan wanita yang di gadang-gadang lelaki ribet itu.

Bukan cemburu. Sama sekali ia tidak merasakan itu. Justru ia kelewat senang saat Alfan mau berbagi cerita tentang cerita "cinta sepihak" yang di alami Alfan.

Dalam benaknya, ia justru amat kagum dengan wanita itu. Nampak beruntung dan sempurna saat memiliki hati Alfan. Sayangnya, wanita itu dalam cerita tidak cukup peka.

Sudah hampir dua minggu, lelaki itu juga belum muncul setelah pamit untuk jadwal penerbangan yang katanya cukup padat.

"Dama! Ayo makan!" panggil Dania dari luar kamar menggema, membuat Dama harus menghentikan aktifitasnya.

Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 19. 25. Tidak biasanya makan malam sampai telat seperti ini. Tanpa menyahut, ia langsung membuka pintu dan menuju ruang makan.

Langkahnya terhenti, ketika menemukan seseorang yang sudah duduk dengan anteng di kursi, dengan Tanti yang sibuk menawarinya ini itu yang ada di atas meja.

Seperkian detik Dama sempat terpaku di tempat. Jantungnya terasa berpacu lebih cepat hanya dengan melihat punggung lelaki itu.
Rasa yang aneh dan baru ia rasakan sekarang hingga membuatnya seakan lemas hanya untuk melanjutkan langakahnya.

"Nah, itu orangnya." Tanti yang menyadari kehadiran Dama, lalu menyuruhnya bergegas ke tempat.

Alfan yang sedari tadi anteng, kini mendadak seperti cacing kremi yang tidak tahan untuk hanya sekedar diam.
Seperti biasa, ia tersenyum begitu lebar saat Dama duduk di hadapannya langsung.

"Hai, gimana kabarnya?" tanyanya langsung sesaat setelah Dama selesai mengisi piring

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hai, gimana kabarnya?" tanyanya langsung sesaat setelah Dama selesai mengisi piring.

Dania yang melihat interaksi keduanya pun menyenggol lengan Dimas, Alfan yang bersemangat dan Dama yang justru nampak pias seperti gerogi.

 See You Captain!(END)Where stories live. Discover now