6. Petunjuk

19.7K 3.2K 90
                                    

Sudah satu minggu ini Azmi selalu kepikiran dengan gadis itu, Qiandra. Padahal, ia mencoba berusaha untuk menyibukan diri, tetapi pikirannya tetap tertuju pada gadis itu.

Ada apa dengan Azmi? Tidak biasanya ia menjadi seperti ini karena seorang perempuan. Sepertinya ada yang salah dengan dirinya.

Ia menghela nafas berat, meletakkan dokumen pekerjaan yang tengah ia baca, Azmi memijat pangkal hidungnya karena merasa sedikit pusing.

"Ada apa sih, Pak Bos,"

Azmi mendongakkan wajah, menatap malas kearah Husain yang tengah berjalan kearahnya, "kalau masuk ketuk pintu dan salam dulu," ucap Azmi

Husain tersenyum, "Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam,"

Ia mendudukan diri di kursi hadapan Azmi, "kenapa kamu? Mukanya kayak orang banyak hutang," ucap Husain

"Sembarangan lambemu!" Semprot Azmi

Pria itu terkekeh, "ada apa sih sahabatku yang tampan dan memiliki jutaan fans ini?"

Azmi berdecak, "aku mau tanya, Sain,"

"Semisalnya kamu menemukan suatu barang milik seseorang dan kamu berhasil kembalikan dan menolong orang itu, tapi kamu malah kepikiran terus sama orang itu, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Azmi serius

"Datengin orang itu," jawab Husain simple

"Terus?" Tanya Azmi lagi

"Terus apa?" Tanya balik Husain

"Ya terus kalau ketemu mau ngapain?" Tanya Azmi dengan kesal

Husain kembali terkekeh, "tergantung kepikirannya gimana sih, kalau cuma merasa khawatir aja ya gak perlu sapa, cukup lihat dia dan udah tau kalau dia udah baik-baik aja. Tapi nih," pria itu menggantungkan ucapannya,

"Kalau kepikiran karena ada sesuatu, wajib di istikhorohin!" Lanjutnya

Azmi terdiam, mencerna perkataan Husain, "cara bedain kepikirannya itu gimana?"

"Kamu datangi aja dia dulu, liat dari kejauhan dan pastikan dia baik-baik aja, setelah itu pulang. Kalau masih kepikiran juga, berarti ada sesuatu yang harus kamu lakukan, yaitu meminta petunjuk sama Allah," jelas Husain

"Emangnya kamu kepikiran siapa sih, Mi?" Akhirnya Husain bertanya

Azmi tak menjawab, ia kembali memikirkan perkataan Husain dan harus segera mengambil keputusan.

****

"Qi, untuk dua hari kedepan Kak Shila mau ke Garut menjenguk orangtua A' Rudy. Kamu baik-baik dirumah ya,"

Qiandra mengangguk, "aku titip salam untuk orangtua Kak Rudy ya Kak,"

"Iya, kamu kalau mau beli sesuatu bilang Kakak aja, nanti Kak Shila transfer," ucap Shila

Dengan cepat Qiandra menggeleng, "gak usah, Kak. Aku masih punya cukup uang kok,"

"Bener?"

Ia mengangguk sebagai pertanda jawaban, lalu ia mengantarkan Kakak, Kakak Ipar, dan Keponakannya sampai depan pintu rumah, menatap mobil yang dibawa Kakak Iparnya yang semakin menjauh dan hilang dipertigaan jalan.

Qiandra pun kembali masuk kedalam rumah dan menutup pintu, menguncinya setelah itu bersiap-siap untuk pergi.

Ia akan pergi ke kolong jembatan seperti biasa, karena pasti anak-anak disana sudah menunggunya.

QIANDRA [END]Where stories live. Discover now