49. Bersama

14.6K 2K 140
                                    

Absen dulu yang tau QIANDRA dari tiktok xixixi

*
*
*

Untuk yang kesekian kalinya, Qiandra terus meringis ketika merasakan perutnya yang keram.

Qiandra hanya bisa menahan rasa sakit sendirian, karena Azmi berada di kantor dikarenakan sedang mengurus permasalahan Haris yang sebentar lagi akan selesai.

Qiandra mengusap perutnya yang keram, mengatur napas agar rasa keram itu hilang.

"Qila, baik-baik ya Sayang."

Sejak tadi Qiandra hanya bisa mengatakan itu. Karena ia tahu bahwa hari lahir masih ada beberapa minggu lagi. Tak mungkin jika ia melahirkan saat ini.

Saat keram di perutnya sudah reda, Qiandra kembali melanjutkan kegiatannya, yaitu merevisi naskahnya.

Naskah lanjutan Novel Sendu miliknya akan segera diserahkan ke penerbit baru. Dan penerbit sudah menetapkan tanggal rilis Novel Qiandra. Tidak terlalu lama karena para penggemar Novel Sendu sudah sangat menunggu.

Setelah selesai revisi, Qiandra menyimpannya di sebuah flashdisk, lalu ia mengambil satu flashdisk lain disana dan mengerjakan sesuatu.

****

"Assalamualaikum, Sayang. Aku pulang,"

"Sayang?" Panggil Azmi lagi

"Qiandra, kamu dimana?"

Azmi mencari keberadaan Qiandra dipenjuru rumah. Di dapur tidak ada, di ruang kerja tidak ada, di kamar tidak ada, di kamar mandi tidak ada. Kemana wanita itu?

Azmi pun ke halaman belakang, senyumnya terbit ketika melihat Qiandra yang tengah menyiram tanaman.

Diam-diam Azmi menghampiri Qiandra tanpa menimbulkan suara, lalu ia mengejutkan Qiandra dengan memeluk tubuh Qiandra dari belakang.

"Astaghfirullah. Ih ngagetin aja sih,"

Azmi terkekeh, mengecup singkat pipi Qiandra dan mengusap perutnya, "maaf ya."

Qiandra meletakkan penyiram tanaman. Lalu berbalik menghadap Azmi, ia memberikan senyumnya pada Azmi dan mengecup tangan pria itu.

"Baru jam 4, kok udah pulang?"

"Kangen,"

Qiandra terkekeh mendengar nada bicara Azmi yang kelewat manja, "mau hujan, Mas. Boleh mandi hujan gak?"

"Nanti sakit, Sayang,"

"For the last time, please boleh ya?" Mohon Qiandra

"Oke, tapi ada syaratnya sih."

"Apa syaratnya?"

"Setelah mandi hujan, kita hangatkan tubuh sama-sama, supaya kita gak sakit."

Wajah Qiandra berubah menjadi datar, ia mencubit bibir Azmi dengan gemas, "itu mah kesukaan kamu."

Azmi terkekeh, "gimana, diterima gak persyaratannya?"

"Qobiltu, Sayang."

****

Qiandra menatap langit yang bergerumuh, sudah 30 menit ia hanya duduk di balkon kamar. Menunggu kedatangan hujan.

Ia memejamkan mata, berdoa dalam hati agar hujan segera turun.

Saat ia membuka mata, rintik hujan mulai turun. Senyumnya terbit, doanya telah terkabul.

Dengan cepat Qiandra beranjak menuju halaman belakang, entah ia tak mengetahui dimana keberadaan Azmi. Yang Qiandra inginkan sekarang adalah berdiri dibawah air hujan.

QIANDRA [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt