22. Terlanjur Mencinta

17.1K 2.7K 89
                                    

Sepertinya kalian harus menyiapkan oksigen untuk chapter ini..

****

Qiandra sudah sedikit tenang, ia tak lagi memberontak, hanya mengeluarkan air mata saja.

"Sebelumnya aku minta maaf, Qiandra. Aku gak bermaksud untuk membohongi kamu," ucap Azmi

"Kamu tenang dulu ya, jangan menangis. Aku jelasin semuanya," ia mengusap air mata Qiandra

Lalu Azmi kembali duduk, ia menggenggam erat tangan Qiandra, menghela napas sebelum mulai berbicara,

"Awalnya memang aku udah memimpikan kamu, seperti yang udah aku jelasin. Akupun beranggapan mimpi itu cuma mimpi aneh, tapi ternyata setelah setahun kemudian aku gak sengaja melihat kamu menabrak seorang pria dan pria itu mengumpati kamu, aku gak tega melihat seorang perempuan diperlakukan seperti itu, akupun membantu kamu merapihkan dokumen-dokumen kamu yang jatuh,"

"Setelah kamu pergi, aku menemukan flashdisk kamu. Ingin aku kembalikan tapi kamu udah naik bis. Aku pun gak berniat untuk membuka isi flashdisk kamu, dan sebulan kemudian aku bertemu kamu lagi di cafe, ingin mengembalikan flashdisk kamu tapi kamu malah mengira aku penipu. Memang pada saat itu aku gak membawa flashdisk kamu, karena aku menaruhnya di meja kerja kamar aku,"

"Dan anehnya, setelah pertemuan kedua kita, aku memimpikan kamu lagi. Mimpi kedua yang membuat aku penasaran, karena wajah perempuan yang berada di mimpi aku itu sama dengan wajah pemilik flashdisk itu,"

"Akupun membuka flashdisk itu, aku minta maaf yang sebesar-besarnya Qiandra karena aku udah lancang, tapi demi Allah setelah aku mengetahui kamu lewat flashdisk itu, aku gak pernah sekalipun berniat menikahi kamu hanya karena kasihan,"

"Aku mencari kamu kemanapun untuk mengembalikan flashdisk kamu, tapi gak ketemu. Sampai akhirnya beberapa waktu kemudian aku menemukan kamu pingsan di jalan, akupun membawa kamu kerumah sakit dan mengembalikan flashdisk kamu. Aku pikir setelah aku mengembalikan flashdisk kamu, aku gak akan kepikiran kamu lagi. Tapi ternyata aku salah,"

"Aku terus kepikiran sama kamu, dan akhirnya aku memutuskan untuk kerumah kamu,"

"Dari mana kamu tau rumah aku?" Tanya Qiandra cepat

Azmi menghela napas, "aku minta maaf, saat kamu masuk rumah sakit, aku memfoto KTP kamu, dan aku juga membaca dokumen kamu tentang penerbitan buku,"

"Kamu tau tentang penerbitan buku?" Tanya Qiandra

"Iya, aku tau. Karena Adiba menyukai Novel yang kamu buat, ternyata Novel itu berdasarkan kisah nyata hidup kamu."

"Kata Husain, kalau aku masih terus kepikiran sama kamu, maka aku harus beristikhoroh, akupun melakukannya. Dan kamu tau apa yang terjadi? Aku mendapatkan jawaban lewat mimpi ke tiga itu, Qiandra. Disana kamu meminta aku untuk menuntun kamu,"

"Dan memang Allah sudah merencanakannya, kita bertemu lagi di Masjid,"

Qiandra menutup wajahnya dengan tangan, ia tak habis pikir jika suaminya sudah mengetahui masa lalu dirinya. Qiandra malu dengan Azmi.

"Aku gak pantas untuk kamu, dari awal aku udah bilang kalau aku bukan perempuan baik-baik,"

"Hei.. Qiandra. Kamu gak boleh bicara seperti itu, kamu perempuan terbaik yang telah Allah takdirkan untuk bersama aku,"

Azmi menyingkirkan tangan Qiandra yang menutupi wajah wanita itu, ia mengusap kembali wajah sembab Qiandra,

"Lupakan semua masa lalu kamu, karena itu gak penting untuk masa depan kita. Sekarang yang terpenting, kita membangun masa depan bersama, kamu bukan perempuan seperti apa yang dianggap orang-orang diluar sana Qiandra, kamu perempuan istimewa, istriku, dan akan selalu menjadi istriku,"

QIANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang