44. Takut Kehilangan

13.7K 1.9K 140
                                    

Azmi dibawa keruang tindakan, seketika tubuh Qiandra limbun, ia sudah tak kuat menahan tubuhnya.

Isak tangis juga tak bisa di tahan, Qiandra terduduk di lantai dengan air mata yang sudah memenuhi wajahnya.

Setelah Ambulan datang, Azmi segera dibawa ke klinik terdekat karena disini tak ada rumah sakit, ditemani oleh Qiandra, Tama, Shera, dan Sabina.

Sedangkan Husain, Syaban, Salsa, dan Marisa mengurus 3 pria itu, Husain menelepon polisi dan 3 pria tersebut dibawa ke kantor polisi.

Setelah mengurus 3 pria itu di kantor polisi, baru lah Husain, Syaban, Salsa, dan Marisa menyusul ke Klinik.

"Qia.."

Shera dan Sabina sangat tidak tega melihat kondisi Qiandra, apalagi dengan keadaan Qiandra yang sedang hamil. Wanita itu sangat rapuh sekali.

Mereka berdua berjongkok, merengkuh Qiandra kedalam pelukan, berusaha menenangkan Qiandra.

"Kak Azmi bakal baik-baik aja, Qi," ucap Shera

"Kak Azmi kuat, dia bakal baik-baik aja," ucap Sabina

Tama hanya terdiam melihat Qiandra dan kedua temannya. Jujur saja ia turut sedih melihat keadaan Azmi saat ini, dan entah mengapa melihat Qiandra seperti ini membuat hatinya ikut sakit.

"Ta,"

Tama menoleh, mendapati Marisa, Husain, Salsa, dan Syaban yang baru saja tiba.

"Keadaan Azmi gimana?" Tanya Husain

"Masih penanganan Dokter," ucap Tama

"Gimana? Udah aman?" Tanya Tama

"Sebenernya polisi butuh penjelasan dari Qiandra supaya hukuman mereka lebih berat dari saat ini, tapi gak mungkin Qiandra ke kantor polisi sekarang," jelas Syaban

"Untuk 2x24 jam polisi menahan mereka, setelah itu mereka akan dipindahkan ke Polsek Jakarta Selatan dan menunggu penjelasan dari Qiandra," ucap Husain

"Tadi mereka hampir lolos, tapi karena ada bekas darah Azmi dan batu sebagai bukti, mereka berhasil ditahan," ucap Marisa

Salsa mendekati Qiandra, "Qiandra," panggilnya

"Aku bawain kamu baju, kamu ganti baju dulu ya, baju kamu penuh sama darah," ucap Salsa

Qiandra menggeleng, "aku mau tunggu Mas Azmi, Kak,"

"Dokter masih menangani Azmi, kamu ganti baju dulu ya, yuk aku temenin,"

Salsa mengulurkan tangannya, dan Qiandra pun menerimanya. Salsa membantu Qiandra berdiri dan segera merengkuh Qiandra.

"Sebentar ya," ucap Salsa pada Husain

Husain mengangguk, dan Salsa pun menemani Qiandra ke kamar mandi untuk berganti baju.

****

Setelah satu jam lamanya, Dokter yang menangani Azmi baru keluar. Dengan cepat Qiandra mendekati Dokter tersebut.

Ia sudah berhasil menghentikan tangisnya sejak Salsa terus menenangkannya, hatinya tak tenang menunggu Dokter yang sangat lama menangani Azmi.

"Dokter, gimana keadaan suami saya?" Tanya Qiandra

Dokter tersebut menghela napas, "luka dikepala suami Ibu cukup serius, kami berhasil menjahitnya dan menghentikkan darahnya yang terus mengalir,"

"Alhamdulillah," mereka semua bersyukur mendengarnya

"Tapi keadaan suami Ibu masih kritis, karena kekurangan banyak darah. Suami Ibu membutuhkan transfusi darah golongan darah A+" lanjut Dokter

QIANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang