25. Masa Lalu

15.7K 2.5K 96
                                    

40 votes dan 40 comments, bisa gak ya?

****

Qiandra mengerjapkan mata, merasa silau dengan cahaya yang masuk di pupil matanya. Ia mengerang karena merasakan tubuhnya yang sakit.

"Qiandra.."

Ia menoleh, mendapati Azmi yang berdiri disebelahnya, Qiandra kembali teringat kejadian di kantor Azmi. Dengan cepat ia memegang perutnya,

"Mas.. dia baik-baik aja kan? Dia gapapa kan?" Tanya Qiandra khawatir

Azmi menunduk, ia menggeleng kecil, "ikhlaskan dia ya, Qiandra,"

Qiandra terdiam mematung, ia menatap Azmi bingung, "maksud kamu?"

"Kamu keguguran, Sayang,"

Hening, hati Qiandra terasa sangat hancur. Ia terkekeh dan menggeleng, "kamu bercanda ya?"

"Engga, Qiandra. Aku gak bercanda,"

Qiandra kembali terdiam, air matanya perlahan turun, "bohong.." ucapnya lirih

"Kamu pasti bohong, anak aku pasti baik-baik aja. Kamu bohong kan, Mas? Mas bilang sama aku kalau kamu bohong," ucapnya histeris

Azmi mencoba menenangkan Qiandra, ia menahan tubuh Qiandra yang memberontak, "tenangin diri kamu, Qiandra. Kamu baru aja keguguran,"

"BOHONG!!" Pekik Qiandra

Ia menangis terisak, memegang erat perutnya, "anak aku.."

"Sayang, sabar ya, tenangin diri kamu, ikhlaskan anak kita,"

Qiandra tak mengubris perkataan Azmi, ia tetap menangis dan terus memegang erat perutnya, "ya Allah.."

****

Setelah mengetahui bahwa dirinya keguguran, Qiandra tak membuka suara. Ia terdiam menatap kosong luar jendela, tak menjawab Azmi yang mengajaknya berbicara.

"Aku juga sedih, Sayang. Tapi kita gak boleh terlalu larut dalam kesedihan, kita harus ikhlas, Allah akan memberikan yang terbaik,"

"Qiandra, makan dulu ya. Kamu belum makan dari siang, nanti kamu tambah sakit,"

"Setelah makan kita kabarin Ummi, Abi, dan Kak Shila ya," ucap Azmi

"Jangan kasih tau mereka," ucap Qiandra

Qiandra menatap Azmi, "aku mohon jangan kasih tau mereka,"

"Kenapa?"

"Karena aku belum becus menjadi seorang Ibu, baru aja aku tau ada nyawa didalam perut aku tapi aku belum bisa menjaganya,"

Azmi menggeleng, ia mendekati Qiandra, menggenggam tangan Qiandra, "kamu gak boleh ngomong gitu, ini bukan kesalahan kamu Qiandra,"

Air mata Qiandra kembali jatuh, dengan cepat Azmi merengkuh Qiandra kedalam pelukannya, memberikan ketenangan untuk Qiandra, "ikhlaskan, Sayang. Insya Allah nanti akan digantikan,"

****

Semenjak mengalami keguguran, Qiandra berubah menjadi seseorang yang sangat pendiam, jarang tersenyum, tidak tertawa, dan terkadang masih menangis dalam diam.

Azmi sudah berusaha berkali-kali mencoba untuk membuat Qiandra tertawa, tetapi tetap saja wanita itu tidak tertawa.

Qiandra sama sekali tidak memikirkan perempuan itu, perempuan yang membuat dirinya keguguran. Dan Azmi juga memahami jika berbicara pada Qiandra mengenai Tama bukankah sesuatu yang baik, karena pasti kondisi Qiandra akan lebih memburuk.

QIANDRA [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum