12. Akad

21K 3.2K 159
                                    

Setelah kejadian saat acara reuni sekolah Qiandra, Azmi sama sekali tidak membahasnya. Seolah seperti tidak terjadi apa-apa.

Hingga hari ini, dimana mereka akan melangsungkan akad pernikahan, setelah kejadian itupun Shera dan Sabina langsung menelepon Qiandra, membuat gadis itu bingung harus melakukan apa, alhasil disaat Qiandra tengah memilih cincin bersama Ayla, Azmi lah yang mengangkat telepon dari kedua teman Qiandra itu.

Ia menjelaskan kepada Shera dan Sabina, dan akhirnya kedua teman Qiandra itu mengerti, ikut senang mendengar kabar pernikahan Qiandra.

Qiandra menaruh buku yang berada di genggamannya diatas nakas, itu adalah buku terakhir yang ia baca, buku tentang wanita yang akan menikah. Memang setelah ia dan Azmi berta'aruf, Qiandra lebih banyak membaca buku-buku tentang pernikahan, terlebih pada kewajiban-kewajiban seorang wanita setelah menikah. Hingga hari ini, ia sudah selesai membaca 5 buku tentang wanita.

Qiandra menatap dirinya di pantulan cermin, make up yang soft, dengan baju pengantin yang sangat cantik berwarna putih, punggung tangannya pun dikenakan henna yang cantik sekali.

"Qi,"

Qiandra menoleh, terdapat Shera dan Sabina yang berjalan mendekat kearahnya, terakhir kali ia bertemu kedua teman baiknya itu saat acara reuni tersebut, dan semenjak itu ia tidak berkomunikasi dengan keduanya,

Mereka berdua pun diantarkan undangan oleh Shila.

Keduanya duduk di hadapan Qiandra, membuat Qiandra dengan cepat meraih tangan mereka, "maafin aku," ia menundukkan kepala

"Kenapa minta maaf, Qi?"

"Aku gak bilang ke kalian kalau.. kalau.."

Shera mengusap tangan Qiandra, "gak apa-apa, Qi. Kita ngerti kok, lo pasti takut kita pingsan kalo denger kabar pernikahan lo sama Azmi," ucapnya dengan candaan

Sabina terkekeh, "kita gak nyangka banget loh, untung aja Azmi udah ngejelasin sama kita, jadi lo gak usah takut kita marah Qi,"

Mereka terdiam, terbelunggu dengan pikirannya masing-masing,

"Lo cinta kan Qi sama Azmi?" Tanya Shera

Qiandra menggeleng kecil, "belum,"

"Dulu lo mengidolakan dia kan? Kenapa gak cinta?" Tanya Sabina

"Aku emang mengidolakannya pada saat itu, dan mengidolakan bukan berarti mencintai, aku hanya kagum dan dia menginspirasi aku, tapi semenjak aku dibilang sama orang-orang kalau aku seperti ini karena dia, aku mencoba untuk menghilangkan rasa kagum itu, dan berhasil," jelas Qiandra

"Tapi siapa sangka kalau Allah menakdirkan aku dengan dia?" Lanjutnya

Shera dan Sabina tersenyum mendengarnya, "kita percaya Qi sama lo,"

"Akadnya mau mulai, kita balik ke tempat akad dulu ya, kata Kak Shila nanti Kak Shila kesini jemput lo setelah ijab qobul,"

Qiandra mengangguk, "terima kasih ya,"

Keduanya mengangguk, setelah itu berlalu pergi, meninggalkan Qiandra seorang diri. Ia menatap layar laptop yang berada di meja, dimana disana terlihat Azmi yang sudah duduk berhadapan dengan Syarief.

"Silakan dibacakan maharnya, Mi," ucap Syarief pada Azmi

Azmi mengangguk, ia mengambil mic, menghembuskan napas sejenak dan memejamkan mata, memulai membacakan surah Ar-Rahman.

"Bismillahirahmanirahim.."

"Ar Rahmaan.."

" 'Allamal Quran.."

QIANDRA [END]Where stories live. Discover now