37. Izin

14.2K 1.9K 51
                                    

"Mi, hari ini masuk kantor ya. Karena ada yang harus kamu tangani,"

Mendengar penuturan Husain di seberang sana, membuat Azmi memikirkan bagaimana dengan Qiandra.

Azmi tidak mungkin meninggalkan Qiandra seorang diri, apa lagi saat ini Qiandra sering kali lemas dan mual.

"Aku gak bisa Sain," ucap Azmi

"Loh, kenapa? Udah satu minggu loh kamu work from home. Sebenernya kenapa kamu gak kekantor?" Tanya Husain

Azmi menatap wajah Husain di layar ponselnya yang terlihat pria itu sangat sebal, ya Azmi memakluminya. Seminggu ini ia menyerahkan pekerjaan kepada Husain dan dirinya bekerja dari rumah karena harus menemani Qiandra.

"Ada suatu hal yang membuat aku gak bisa ke kantor," ucap Azmi

"Gimana sih kamu, Mi? Ini kolega penting loh,"

"Tap--"

"Mas,"

Azmi menoleh, Qiandra tengah berjalan menghampirinya, ia berdiri dihadapan Azmi dan memberikan senyum manisnya.

"Gapapa ke kantor aja, aku udah baikan kok," ucap Qiandra dengan suara pelan

Azmi mematikan suara dan kamera, ia menghela napas dan menarik Qiandra agar duduk di pangkuannya.

"Aku gak mungkin tinggalin kamu sendirian, kamu kan lagi mual-mual,"

"Gapapa, Mas. Pekerjaan kamu kan juga penting, nanti setelah selesai kamu langsung pulang aja deh, gimana?"

"Tapi Qiandra.."

"Mas, kasihan Kak Husain kan?"

Benar apa yang dikatakan Qiandra, biasanya Husain hanya membantu Azmi, tapi kali ini Husain yang menghandle pekerjaannya, pasti pria itu kesulitan.

"Kak Husain juga rela bekerja meninggalkan istrinya yang lagi mengandung, dan Kak Salsa juga gak protes," ucap Qiandra

"Masa kamu tega menyerahkan semua pekerjaan kamu di kantor ke Kak Husain yang juga punya istri yang lagi hamil?"

Azmi kehabisan kata-kata, ia hanya bisa menghela napas dan memeluk tubuh Qiandra.

"Tapi kamu gapapa dirumah sendiri?" Tanya Azmi

Qiandra mengangguk, "iya, gapapa kok,"

"Azmi! Halo? Hey, kok ngilang!" Ucap Husain diseberang sana.

Azmi mengambil kembali ponselnya yang ia taruh di meja, lalu mematikan panggilan video begitu saja, dan mengirim pesan pada Husain.

Aku kekantor.

****

Qiandra membasuh mulutnya, ia menghembuskan napas panjang setelah berhasil memuntahkan seluruh makanannya.

Tubuhnya terasa lemas dan sakit, dengan susah payah ia menuju ranjang, berbaring disana.

"Sayang, baik-baik ya. Baba lagi kerja, yang kuat ya," ucap Qiandra dengan mengusap perutnya

Ponsel Qiandra yang berada di nakas berdering, terdapat panggilan video dari Shera dan Sabina. Ia pun segera mengangkatnya.

"QIA!!"

Qiandra mengembangkan senyum menatap kedua temannya yang terlihat sangat bahagia.

"Kangen banget! Ketemu yuk," ucap Shera

QIANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang