42. Puncak

12.4K 1.9K 103
                                    

Senyum Qiandra terus merekah setelah mendengar penuturan Dokter yang mengatakan jika Qiandra boleh saja beraktivitas, asalkan tidak berlebihan.

Sedangkan Azmi, pria itu hanya bisa pasrah menuruti keinginan Qiandra.

"Kamu kabarin temen-temen kamu dan aku kabarin temen aku ya Mas," ucap Qiandra

"Hmm,"

"Berarti besok kita ke puncak kan?"

"Hmm,"

"Ih, jawab yang bener dong jangan hm hm aja," ucap Qiandra sebal

Azmi menghela napas, "iya, istriku. Besok kita ke puncak,"

Qiandra tersenyum senang, ia segera mengirim pesan pada Shera dan Sabina untuk mengajak keduanya. Ia yakin Shera dan Sabina sudah pasti bisa ikut.

"Kita beli perlengkapan dulu ya," ucap Azmi

"Hmm," jawab Qiandra dengan mata yang masih tertuju pada layar ponselnya

Azmi melirik Qiandra, "jawab yang bener dong sayang, jangan hm hm aja," balas Azmi

Qiandra terkekeh, beralih menatap Azmi, "iya, suamiku."

****

Keduanya telah sampai di pusat perbelanjaan atau yang biasa dikenal dengan nama Mall.

Dengan riang Qiandra mengayunkan tangannya dan tangan Azmi yang saling menggenggam. Keduanya memutari Mall untuk mencari sesuatu yang di butuhkan.

"Mas, kita berapa hari di Puncak?"

"Sehari, cukup?" Tanya Azmi

"Masa sehari?"

"Dua hari?"

"Tiga hari deh," ucap Qiandra

Drrt.. ddrtt..

Ponsel Azmi bergetar, membuat Azmi menghentikan langkahnya, begitupun dengan Qiandra.

"Siapa?" Tanya Qiandra ketika Azmi mengambil ponsel pria itu di saku

"Haris," ucap Azmi

"Kita duduk dulu yuk disana,"

Keduanya menuju sebuah tempat duduk yang memang tersedia di Mall. Azmi mengangkat telpon tersebut, dan Qiandra menunggunya.

Tetapi ternyata Azmi tengah membahas pekerjaan bersama Haris, sudah cukup lama hingga membuat Qiandra bosan.

Mata wanita itu menjelajah isi Mall, ia mengembangkan senyum ketika melihat sebuah toko kamera, entah mengapa Qiandra sangat tertarik dan ingin memiliki kamera sendiri.

"Mas," panggil Qiandra

"Sebentar sayang,"

Qiandra mengernyit, sepertinya Azmi sedang serius membahas pekerjaan, jadi tidak bisa di ganggu.

"Mas aku ke toko kamera ya," ucap Qiandra sebelum beranjak berlalu

Azmi tak menyadari kepergian Qiandra karena pria itu masih sibuk bertelepon. Sedangkan Qiandra sudah menuju toko kamera tersebut.

Ia disambut dengan hangat oleh pegawai toko ini. Ada banyak macam-macam kamera yang membuat Qiandra terpukau.

"Sore, Kak. Ada yang bisa saya bantu?"

"Sore, Mba. Saya mau cari kamera yang bagus,"

"Oh kami punya Canon AE-1 kak, itu kamera analog terbaik dengan harga 4,5juta aja,"

QIANDRA [END]Where stories live. Discover now