8. Restu

18.7K 3K 61
                                    

Azmi meletakkan sendok diatas piring yang habis ia kenakan untuk makan malam, ia meminum segelas air putih lalu menghela napas, menatap kedua orangtua dan adiknya yang masih makan.

Ia menunggu mereka selesai, karena Azmi ingin membicarakan sesuatu kepada kedua orangtuanya,

Sudah dua hari ini ia memikirkan matang-matang keputusannya, dan hasilnya tetap sama, ia akan menikahi Qiandra.

Tak lama akhirnya mereka telah selesai makan, Azmi menatap mereka satu persatu, lalu berdeham singkat,

"Dib, boleh Mas Azmi bicara bertiga dengan Abi dan Ummi dulu?" Tanya Azmi karena Adiba tak kunjung beranjak

Adiba mengernyit, "Mas Azmi mau bicarain apa emang? Serius banget kayaknya sampe Diba gak boleh tau,"

"Memang ini persoalan serius, Dib. Belum waktunya kamu tau,"

Walaupun penasaran, tapi Adiba tetap mengangguk, ia pun pamit dengan membawa semua piring kotor, yah lebih baik ia mencuci piring saja daripada terus penasaran dengan apa yang akan dibicarakan kedua orangtua dan Kakaknya itu.

"Ada apa, Mas?" Tanya Alwi memulai pembicaraan

Azmi menatap kedua orangtuanya, ia menghembuskan napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara,

"Sebelumnya mohon maaf karena ini terlalu mendadak, Bi, Mik,"

"Memang ada apa?" Tanya Ayla

"Azmi sudah menemukan perempuan yang akan menjadi pendamping Azmi selamanya, dan Azmi berniat ingin mengkhitbahnya, apa Ummi dan Abi akan merestui Azmi?"

Keduanya cukup terkejut dengan perkataan Azmi, tetapi sebisa mungkin mereka memberikan respon yang baik untuk Azmi,

"Apa kamu sudah yakin dengan perempuan itu?" Tanya Ayla

Azmi mengangguk mantap, "dia memang hanya perempuan biasa, dari keluarga biasa, dan membutuhkan seseorang untuk menuntunnya. Azmi merasa jika Allah telah menakdirkan Azmi untuk menjadi seseorang itu, yang bisa memimpin dia,"

"Azmi sudah memikirkan ini, sudah meminta petunjuk sama Allah, dan alhamdulillah Allah telah memberikan petunjuk. Azmi gak ingin perasaan ini akan tumbuh dan nantinya akan menjadi syahwat jika Azmi tidak segera menghalalkannya," lanjutnya

"Ummi dan Abi merestukan Azmi?"

Keduanya terdiam cukup lama, mencerna kata demi kata yang dilontarkan anak sulung mereka, lalu Alwi berkata,

"Mas, kamu tahu kan bahwasannya pernikahan adalah hal sakral, pernikahan adalah ibadah penyempurna, pernikahan bukan hanya sekedar main-main, dan pernikahan adalah suatu ikatan antara kamu dan pasangan kamu untuk meraih keridhoan Allah. Jika memang kamu merasa yakin dia adalah perempuan yang sudah Allah takdirkan bersama kamu, maka Abi dan Ummi sebagai orang tua akan terus merestukan kamu, meridhoi apa yang terbaik untuk kamu,"

"Jika kamu sudah menikahi dia, kamu adalah pemimpinnya, kamu memiliki tanggung jawab atas dirinya, kamu harus bisa membimbingnya sesuai dengan syariat islam, menuntunnya ke jalan Allah. Kami sebagai orang tua tidak ingin jika kamu nantinya akan gagal dalam ikatan pernikahan kalian, pernikahan tidak bisa di putuskan begitu saja, akan ada banyak masalah yang datang dan kamu sebagai pemimpin harus bisa menanganinya dengan baik, tanpa harus ada kata perpisahan, karena perpisahan adalah sifat dan bisikan dari syaitan," lanjutnya

Ayla tersenyum, menggengam tangan Azmi, "betul kata Abi, untuk sekarang kami sebagai orang tua hanya bisa memberikan kamu nasihat agar kamu tidak gagal kedepannya. Ummi dan Abi sangat senang jika kamu sudah menemukan jodohmu, dan ingin segera menyempurnakan ibadahmu, siapapun perempuan yang kamu maksud itu, pasti dia adalah perempuan terbaik pilihan Allah untukmu, kami merestukan kamu, Nak,"

QIANDRA [END]Where stories live. Discover now