35. Hadiah Istimewa

15.6K 2.2K 151
                                    

*
*
*

Azmi mengernyitkan keningnya bingung, ia menatap petugas keamanan rumahnya yang berada di hadapannya bersama dengan seorang pria berseragam Kurir paket.

"Ada apa Pak Didi?" Tanya Azmi

"Mohon maaf, Pak. Bapak Kurir ini mencari Mba Qiandra, katanya paket yang dikirim harus di terima langsung oleh Mba Qiandra nya," jelas Pak Didi

Kurir tersebut mengangguk, "benar, Pak. Kata pengirimnya ini surat penting dan harus diterima langsung sama orang yang dituju,"

"Boleh Saya tahu surat penting apa?" Tanya Azmi

"Mohon maaf, Pak. Kalau untuk itu Saya kurang tahu,"

Azmi mengangguk paham, "saya suaminya, istri Saya sedang istirahat. Bisa kan kalau Saya aja yang menerima?"

"Hmm.. tapi boleh minta foto sebagai bukti nanti Pak kalau paketnya sudah Saya antar pada seseorang yang amanah?" Tanya sang Kurir

"Oh boleh-boleh,"

Kurir tersebut tersenyum, menyerahkan ponselnya pada Pak Didi, "boleh tolong fotoin, Pak?"

"Boleh,"

Setelah itu Kurir mendekat pada Azmi, keduanya berfoto dengan memegang barang tersebut,

"Oh iya tanda tangan sebagai penerima nya, Pak," ucap Kurir dengan memberikan nota dan pulpen

Azmi pun menandatangani atas nama dirinya sebagai penerima.

"Terima kasih banyak, Pak. Kalau gitu Saya permisi,"

"Iya, terima kasih kembali," ucap Azmi

Setelah melihat sang Kurir yang sudah pergi, Azmi beralih menatap Pak Didi, "makasih ya Pak Didi,"

"Sama-sama, Pak,"

Lalu Azmi kembali masuk kedalam rumah, ia segera menuju kamar dimana Qiandra tengah tertidur. Azmi sangat penasaran dengan isi barang ini, tetapi ia tak bisa membukanya begitu saja karena barang ini milik Qiandra.

Azmi pun menaruhnya di atas meja kerjanya.

****

Qiandra menyimpan mukena yang baru saja ia gunakan, karena dirinya terbangun disaat 10 menit setelah adzan Ashar, alhasil ia shalat seorang diri. Saat ia terbangun, Azmi sudah berangkat ke Masjid.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam," jawab Qiandra

Ia segera menghampiri Azmi, sesampai dihadapan Azmi iapun mencium tangan Azmi.

"Nyenyak?" Tanya Azmi

Qiandra mengangguk, "iya, Mas. Kok kamu gak bangunin aku?"

"Biar kamu nyenyak," ucap Azmi

Azmi menyerahkan kantung plastik berisi buah-buahan, "tadi aku sekalian beli buah-buahan untuk buka puasa,"

Qiandra menerimanya, "makasih, Mas. Aku taruh ini dulu," ucapnya sebelum berlalu pergi menuju dapur

Azmi mengikuti kepergian Qiandra, ia memperhatikan Qiandra yang tengah menaruh buah-buahan di lemari pendingin.

"Sayang,"

"Hm?"

"Tadi ada Kurir paket nganter barang katanya untuk kamu. Tadinya barang itu harus diterima sama kamunya langsung, tapi karena kamu lagi tidur ya aku yang nerima. Katanya sih surat penting, surat apa?" Jelas dan tanya Azmi

Qiandra terdiam, ia membeku beberapa saat sebelum akhirnya menghampiri Azmi yang tengah duduk di pantry,

"Itu sertifikat, maaf ya Mas aku gak bilang Mas Azmi," ucap Qiandra

QIANDRA [END]Where stories live. Discover now