19. Istri Seutuhnya

21.7K 2.8K 85
                                    

Esok harinya selepas Azmi berangkat bekerja, Qiandra terus-terusan melamun. Memikirkan kembali perkataan teman Azmi, sungguh itu sangat mengganggu pikiran Qiandra.

Rumah tangganya diancam oleh teman suaminya sendiri. Apa yang harus Qiandra lakukan? Jika ia bercerita pada Azmi, pertemanan suaminya itu pasti akan hancur, tetapi jika tidak maka rumah tangga nya yang akan hancur.

"Aku harus apa?" Ia mengerang frustasi

Ia kembali teringat kejadian semalam, saat dirinya salah paham pada Azmi. Padahal suaminya itu berniat baik, hanya ingin mengganti pakaian Qiandra, tetapi entah mengapa Qiandra sangat takut.

"Aku dosa gak sih gak memberikan hak Mas Azmi?" Gumam Qiandra

Ia pun beranjak menuju perpustakaan, mencari buku kitab hadits milik Azmi, lalu mencari jawaban disana.

Qiandra membelakkan mata, "astaghfirullah, ya Allah maafkan hamba," gumamnya

Jantungnya berdegup kencang, ia kembali menaruh buku tersebut di rak buku. Lalu berjalan gontai keluar dari perpustakaan. Ia menuju kamar untuk mengambil laptopnya, mencari sesuatu disana,

Bagaimana cara membuat suami tergoda?

Qiandra memejamkan mata rapat-rapat, merasa geli sendiri dengan apa yang ia cari.

Dan ternyata jawaban dari apa yang ia cari ada banyak. Ia membaca satu persatu cara tersebut, rasa mual langsung menyerangnnya.

Memakai pakaian seksi

Bermanja dengan suami

Mengalihkan perhatian suami

Sudah cukup, itu semua bukan keahlian Qiandra. Bagaimana ia memakai baju seksi? Mengetahui Azmi yang akan menggantikan pakaiannya saja sudah membuat Qiandra histeris, bermanja dengan Azmi? Hey, menatap mata Azmi saja membuat jantung Qiandra berdegup kencang, dan mengalihkan perhatian Azmi? Bagaimana?

"Kalau Mas Azmi gak berpengaruh gimana? Aku pasti malu banget," ucap Qiandra

"Tapi yang namanya laki-laki pasti membutuhkannya, kalau aku gak memberikan nanti Mas Azmi malah mencari diluar rumah gimana dong? Ah gamau!" Ucapnya lagi

Ia menjatuhkan diri di sofa, kepalanya terasa ingin pecah.

****

Pukul 5 sore, Azmi sudah pulang. Pria itu berkata jika ia tak ingin berlama-lama di kantor, karena kasihan pada Qiandra yang hanya seorang diri dirumah.

Saat ini mereka baru saja selesai melaksanakan shalat Isya, dan tengah menyantap makan malam. Sedari tadi Qiandra terus-terusan mencuri pandang pada Azmi yang masih sibuk makan,

Ia ingin berbicara pada Azmi, tetapi ia bingung bagaimana memulainya?

Baru saja Qiandra hendak berbicara, tetapi tidak jadi karena Azmi sudah berbicara terlebih dahulu,

"Kamu nanti tidur duluan aja gapapa kok, aku masih ada banyak kerjaan dan menyelesaikan diruang kerja. Setelah selesai aku nyusul ke kamar,"

Qiandra mengatupkan kembali bibirnya, ia tersenyum kecil, "iya, Mas,"

Ia memperhatikan Azmi yang sudah selesai makan, pria itu beranjak dari kursinya, "aku ke ruang kerja dulu ya,"

Qiandra hanya membalas dengan anggukan, ia pun melanjutkan makan dan setelah itu mencuci piring. Lalu menuju kamar untuk beristirahat.

Tetapi ia sama sekali tidak bisa tenang, dirinya terdorong ingin berbicara dengan Azmi tentang apa yang ia rasakan.

Qiandra mengerang frustasi, ia keluar kamar menuju dapur untuk membuat teh hangat untuk Azmi, setelah itu menghampiri Azmi diruang kerja,

QIANDRA [END]Where stories live. Discover now