43. Hal Tak Terduga

13.4K 1.9K 141
                                    

Tengah malam, Qiandra terbangun. Entah mengapa hatinya merasa gelisah dan tak bisa kembali tertidur. Alhasil ia keluar kamar dan duduk di kursi teras villa.

Ia menatap banyak bintang di langit, perlahan senyumnya merekah.

Dilain sisi, seseorang terbangun karena merasa haus. Ia segera keluar kamar untuk mengambil minum, dan saat hendak kembali ke kamar, ia mengernyit melihat adanya Qiandra yang duduk di kursi teras villa.

Tama ingin menghampiri Qiandra, tetapi ia urungkan ketika melihat kedatangan Azmi.

"Allah baik banget, dulu aku merasa semua orang gak berpihak sama aku, tapi sekarang aku merasa bersyukur karena Allah memberikan Mas Azmi," gumam Qiandra

Sebuah selimut menutupi bahu Qiandra, membuat wanita itu mendongak dan semakin merekahkan senyumnya.

"Kenapa disini? Gak dingin?" Tanya Azmi

"Kan ada selimut dari suami aku," ucap Qiandra

Azmi terkekeh, ia ikut duduk di sebelah Qiandra, merengkuh tubuh Qiandra membuat Qiandra bersandar di bahu Azmi.

"Kok gak bangunin aku?" Tanya Azmi

"Gak mau ganggu Mas Azmi,"

"Liat bintang-bintang gini buat aku merasa kalau semesta ini emang indah banget, Masya Allah," ucap Qiandra

"Emang, ciptaan Allah itu semuanya Masya Allah, apalagi perempuan yang ada disebelah aku sekarang," ucap Azmi

Qiandra terkekeh, "gombal nya kumat lagi,"

"Kamu mau jadi bintang?" Tanya Azmi

Qiandra menggeleng, "aku mau jadi bulan, bukan bintang,"

"Kenapa? Katanya bintang itu indah banget?" Tanya Azmi bingung

"Bintang itu indah banget, tapi ada banyak. Kalau bulan cuma ada satu, dan dia mampu menyinari kegelapan di malam hari," ucap Qiandra

"Aku gak ingin jadi salah satu dari banyaknya perempuan cantik, aku cuma mau menjadi satu-satunya wanita yang ada dihati kamu," lanjutnya

"Tau gak sih, Mas? Aku merasa bersyukur banget karena Allah mempertemukan kita, Allah mempersatukan kita, Allah membuat kehidupan kita bahagia,"

"Tapi.. ada satu hal yang akan sangat membuat aku sedih,"

"Apa?" Tanya Azmi

"Perpisahan oleh kematian, ketika Allah memisahkan kita kelak."

Azmi merasakan raut sedih di wajah Qiandra, ia mengusap kening Qiandra, berusaha menenangkan.

"Kita bisa dipersatukan lagi," ucap Azmi

"Kuncinya, percaya sama Allah, saling mencintai karena Allah, dan jika nanti waktunya kita berpisah, kita harus yakin kalau kita akan dipersatukan oleh Allah,"

Qiandra merasa hatinya berdesir ketika mendengar penuturan lembut Azmi, ia mengangguk setuju.

"Insya Allah kita bisa melakukan itu, walaupun ada banyak ujian yang akan kita lalui," ucap Qiandra

Tama mendadak susah bernapas, hatinya terasa sakit melihat dan mendengar itu semua. Entahlah perasaan apa ini, tetapi ia sudah tidak sanggup lagi, ia segera berlalu untuk kembali ke Kamar.

****

Dentingan sendok terdengar menghiasi sarapan pagi mereka semua. Husain menahan diri agar tidak merusak suasana yang sangat tenang dengan kelakuan dirinya yang memang bisa tiba-tiba mendadak aneh.

QIANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang