16. Perkataan

18.9K 2.8K 100
                                    

Azmi dapat merasakan tubuh Qiandra menegang setelah Azmi mengatakan hal tersebut, isakan Qiandra pun terhenti. Azmi melepaskan pelukan mereka, ia menatap wajah Qiandra yang sudah dipenuhi air mata, ia pun menghapus semua air mata itu.

Qiandra hanya diam mematung, tak berani membuka suara ataupun bergerak sedikitpun, sapuan lembut tangan Azmi diwajahnya membuat Qiandra merasa nyaman.

Azmi mendekatkan wajahnya pada wajah Qiandra, dan saat jarak mereka sangat dekat, Qiandra memejamkan mata. Ia memberikan izin jika memang Azmi ingin menciumnya.

Tetapi, bukan ciuman di bibir yang ia rasa, melainkan bibir Azmi yang menempel di keningnya, cukup lama. Entah mengapa hati Qiandra berdesir, ia sendiri tak tahu perasaan apa ini.

"Aku udah bilang, gak akan menyentuh kamu sebelum kamu memberikan izin," gumam Azmi setelah ia melepaskan kecupannya di kening Qiandra

Rasanya Qiandra ingin berteriak jika ia telah mengizinkan Azmi, tetapi mulutnya tetap terdiam membisu. Tak bisa mengucapkan sepatah katapun.

"Aku anterin kamu ketemu anak-anak itu ya,"

"Tapi.."

"Qiandra, aku ini suami kamu,"

Qiandra tak bisa membantah, ia hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

Azmi ikut mengembangkan senyum, ia mengusap pucuk kepala Qiandra, "istri yang baik,"

****

Saat ini Qiandra dan Azmi tengah berada di jalan pulang, mereka baru saja dari tempat anak-anak bawah kolong jembatan yang biasa Qiandra datangi. Disana, Qiandra memperkenalkan Azmi, dan sedikit dari mereka mengenali wajah Azmi karena pernah melihat Azmi di televisi.

Azmi pun diterima dengan baik oleh anak-anak disana, mereka sangat cepat akrab. Bahkan pada saat Azmi dan Qiandra hendak pulang, anak-anak itu merajuk karena tak ingin Azmi dan Qiandra pulang.

"Aku kan ambil cuti tambahan 2 hari, berarti lusa aku masuk. Dan malamnya ada acara peresmian restoran temen aku, kita ke toko baju dulu yuk, sekalian cari hadiah untuk anaknya," ucap Azmi

"Qiandra kurang paham, Mas,"

Azmi terkekeh kecil, ia kembali menjelaskan, "temenku itu janda anak 1, anaknya masih berumur 2 tahun. Dan lusa acara peresmian restoran dia, jadi aku mau kamu hadir diacara itu. Nah, sekarang aku ajak kamu ke toko baju, sekalian mau cari hadiah untuk anaknya temenku,"

Qiandra mengangguk paham, "Qiandra temenin cari hadiahnya aja ya, gak ikut ke acara itu,"

"Kok gitu?"

"Nanti Mas Azmi malu punya istri kayak Qi--"

"Hey, jangan ngomong begitu," ucap Azmi tak suka

Qiandra terdiam, ia menunduk tak berani menatap wajah Azmi, Azmi pun menghentikan mobilnya di tepi jalan membuat Qiandra bingung.

Azmi mendekatkan tubuhnya pada Qiandra, "Qiandra, lihat aku,"

Qiandra tak menurut, ia tetap menunduk seraya memainkan jemarinya, Azmi pun tak bisa menahan tangannya, ia memegang dagu Qiandra dan menolehkan wajah gadis itu menjadi menghadapnya, mata mereka saling beradu pandang.

"Kamu tau sesuatu gak?" Tanya Azmi

"Apa?"

Azmi tersenyum kecil menatap wajah polos Qiandra, "kamu perempuan tercantik dari sekian banyaknya perempuan, sebab itu aku beruntung memiliki kamu, Ra,"

QIANDRA [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon