Kesaksian

431 80 7
                                    

"hah...hah...hah..." Seorang gadis demi human berambut pirang yang memiliki telinga anjing terbangun di sebuah kasur.

Gadis itu mengamati tubuh telanjangnya yang ditutupi sebuah selimut. Setelah beberapa saat gadis itu merasakan kesakitan di lengan kirinya "aduh!".

"apa?" Dia pun terkejut melihat sebuah perban yang terbalut di lengan kirinya.

"Ah, rupanya kau sudah bangun" Lucy mendapati gadis demi human itu "ah!" Dengan refleks gadis itu mulai menjauh dari Lucy.

"Jangan takut. aku tidak akan menyakitimu" Lucy menenangkan gadis itu "Aku bersama pemimpin party ku menemukanmu tidak sadarkan diri di jalanan kota. Jadi dia memutuskan untuk membawamu ke penginapan tempat kami singgah dan menyembuhkanmu".

"Begitu, terima kasih".

"Akan kupanggil pemimpin party ku agar kamu bisa berbicara dengannya" Lucy berdiri dari kursi yang sedari tadi dia duduki dan meninggalkan kamar tempat demi human itu berada.

Setelah beberapa saat, Lucy kembali ke kamar itu ditemani Akira bersama Elise, Colette, Ashley, Iris, dan Alexia.

"Syukurlah kau sudah siuman" Akira memperhatikan demi human itu "ya, terima kasih atas bantuan kalian semua".

"Kalau boleh tahu, siapa namamu?" Elise mulai bertanya.

"Na-namaku Ena" Demi human itu memperkenalkan dirinya.


"Ena-san" Colette mulai bertanya "Apa yang kau lakukan sampai kau terkapar di jalanan dan terluka seperti itu?"

"aku... aku adalah seorang budak milik manusia yang rumahnya berada di dalam hutan itu" Ena menceritakan keadaannya sambil menunjuk pepohonan lebat di tengah kota.

"Manusia yang memiliki rumah di tengah hutan itu?" Alexia menatap pepohonan yang ditunjuk Ena "Apa maksudnya Edward Hunt?".

"ya, bukannya pemilik bar itu sudah bilang kalau hutan di sana adalah miliknya?" Ashley menanggapi perkataan Alexia.

"Dia melakukan permainan berburu dengan aku dan budak-budak demi human lainnya sebagai target buruannya. Dia sendiri bilang kalau pilihannya hanya ada 2, mati dibunuh olehnya atau anjing-anjingnya yang tidak dia beri makan selama 3 hari".

"...!" Akira terkejut mendengar penjelasan Ena "Edward Hunt menggunakan budak-budaknya sebagai sasaran berburu!?" Nada suara Akira mulai meninggi.

"Manusia macam apa dia!?" Elise juga mulai marah.

"Lalu, kenapa kau bisa ada di sini, Ena-san?" Colette bertanya pada Ena.

"Aku ditolong temanku yang seorang budak, Priscila-san. dia menjadi umpan agar aku bisa lolos dari hutan itu".

"Namun manusia itu tetap dapat memanahku sesaat sebelum aku keluar dari tempat itu" Ena mengelus lengan kirinya yang diperban.



Setelah beberapa saat, Ena pun teringat akan sesuatu "ah, sudah berapa lama sejak aku pingsan?".

"Kira-kira 20 menit" Jawab Lucy "Gawat! Aku harus segera menolong Priscila-san!" Ena hendak bangkit dari tempat tidur namun ditahan oleh Lucy "Kau masih terluka, jangan banyak bergerak".

"Aku tidak punya waktu untuk itu! Priscila-san membahayakan nyawanya demi diriku!" Ena mulai protes.

"Akan kami tolong temanmu" Akira mulai berbicara.

"eh, benarkah?"

"ya, kami sudah diberi wewenang dari Putri Mahkota untuk mengungkap tindakan kriminal Edward Hunt. Berkat kesaksianmu, kita punya bukti kuat".

"Tapi kita harus membagi kelompok dulu" Akira mulai berpikir.

"Ashley dan Alexia, kawal Ena-san ke kantor walikota agar dia bisa melaporkan kesaksiannya. Kita tidak punya waktu untuk memberikannya pakaian jadi berikan dia alas kaki dan kain besar untuk menutupi tubuhnya".

"Baik"

"Siap"

"Colette, Elise, Iris, Lucy, ikut aku. Kita akan bebaskan Priscila-san dan para budak malang itu serta membunuh Edward Hunt".

Keenam perempuan itu mulai bergerak ketika Akira memberi perintah untuk mereka "Kira-kira aku masih punya cadangan sepatu, tapi ada di mana ya?" Alexia berjalan keluar dari kamar tempat Ena dirawat.

"Maaf kami tidak bisa memberikan pakaian untukmu. Untuk sementara pakai ini dulu, ya" Elise menutupi pundak Ena yang telanjang menggunakan sebuah kain "ah..."

"Mungkin aku akan disuruh menggambar lagi, kalau begitu aku harus bersiap-siap" Ashley mulai membawa sebuah buku gambar dan sejumlah pensil.

"Minum ini, ini akan menghilangkan rasa sakit sekaligus menambah energimu" Lucy memberikan sebuah ramuan berwarna biru keunguan pada Ena.

"Kalau semuanya sudah siap, ayo kita berangkat" Ajak Akira.


Daerah pepohonan itu rindang dan gelap. Sampai-sampai tidak terjamah oleh sinar matahari.

GUSRAK

Seorang gadis demi human berambut hitam pendek yang memiliki telinga kucing berbaring di sekitar pepohonan itu. Tubuh telanjangnya tersembunyi oleh rindangnya dedaunan dan semak-semak di sekitar pohon itu.

"akh, sakit sekali!" Gadis itu merintih kesakitan sambil menatapi kaki kanannya yang tertancap sebuah anak panah.

bersambung

I (♀) Somehow got Reincarnated as an Eroge ProtagonistWhere stories live. Discover now