Extra Chapter: Sebuah Salam Perpisahan

1.1K 122 2
                                    

"hmm..." Uriel yang mengenakan sebuah mantel hangat berwarna coklat melihat sebuah tanda kecil terpasang di sudut trotoar dan membaca tulisan di tanda tersebut.

" Uriel yang mengenakan sebuah mantel hangat berwarna coklat melihat sebuah tanda kecil terpasang di sudut trotoar dan membaca tulisan di tanda tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"MONUMEN PERINGATAN KECELAKAAN LALU LINTAS. KORBAN: SUZUKI AKIRA (15 TAHUN)"

"Oh, siapa anda?" Seorang gadis berambut hitam yang mengenakan jas cardigan sekolah berwarna hitam dan rok pendek berwarna abu-abu melihat kelakuan Uriel ditemani dua orang gadis berambut merah muda dan berambut pirang.

"Apa kalian bernama Matsumoto Hana, Satsuki Junko, dan Daichi Yumi?" Tanya Uriel kepada tiga gadis itu.

"i-iya, aku Yumi" Kata gadis berambut merah muda.

"Hana, siapa dia?" Tanya gadis berambut pirang pada gadis berambut hitam.

"Kenapa anda bisa tahu nama kami bertiga?" Tanya gadis berambut hitam.

"Maaf membuat kalian takut. Sebenarnya, Suzuki Akira adalah temanku" Uriel mengarang cerita.

"Apa?" Junko terkejut "Akira tidak pernah cerita tentang anda" Kata Hana.

"..." Uriel melihat sebuah karangan bunga yang dibawa Hana di tangan kanannya "Akan kujelaskan. tapi sebelumnya, kuberi waktu kalian melakukan urusan kalian" Uriel bergeser dari tempat berdirinya dan memberi ruang pada ketiga gadis itu.

"Aneh sekali..." Komentar Yumi.

Ketiga gadis itu meletakkan karangan bunga di dekat monumen itu dan mulai mengatupkan kedua tangan mereka untuk berdoa.





Setelah beberapa menit, ketiga gadis itu kembali menanyai Uriel "Siapa anda? Kenapa anda bilang anda kenal Akira padahal dia tidak pernah cerita tentang anda?" Tanya Hana.

"Namaku Anna, aku dari Amerika yang datang ke Jepang berkuliah di Universitas Tokyo" Uriel mencoba mengarang cerita menggunakan nama palsu.

"Waktu itu aku tersesat saat hendak ke Akihabara, saat itu aku bertemu Suzuki Akira yang bersedia mengantarku ke sana. di perjalanan kami pun akrab karena memiliki hobi yang sama. Pada akhirnya kami berteman, bertukar nomor hp dan tetap berhubungan dengannya".

"Oh, rupanya dia orang asing" Komentar Junko.

"Bahasa Jepangnya fasih sekali" Komentar Yumi.

"yah, Akira itu otaku kan? Mungkin saja dia memang punya teman sehobi selain kita" Kata Hana.

"Aku baru saja mendapat berita bahwa Suzuki Akira tewas tertabrak mobil. Tapi saat itu aku sedang melakukan studi di Hokkaido dan baru tiba hari ini" Kata Uriel.

Ketiga gadis itu mulai sedih "Sudah sebulan lebih sejak dia tewas tiba-tiba" Kata Hana.

PUK

Uriel memeluk ketiga gadis itu "a-ada apa, Anna-san?" Hana kebingungan.

"Akira selalu bercerita tentang kalian lewat chat. aku yakin kalian bertiga adalah teman yang baik" Kata Uriel.

"Aku juga sedih atas kepergian Akira, namun waktu terus berjalan. Kalian tidak bisa selamanya bersedih" Uriel memberi nasehat "Aku yakin Akira telah bahagia di alam sana".

"Omongan anda ada benarnya" Kata Hana "Tapi, kami butuh sedikit waktu..." Kata Yumi "Tentu saja, semua orang berduka dengan waktu yang berbeda-beda" Kata Uriel.

"Sampai nanti, Anna-san!" Hana, Junko dan Yumi meninggalkan tempat itu sementara Uriel hanya melambaikan tangannya "Sekarang tinggal satu lagi..."







Beberapa saat kemudian, Uriel telah duduk di ruang tamu bersama seorang pria berambut hitam, anak laki-laki yang juga berambut hitam, dan seorang wanita berambut coklat sambil membawa sebuah koper.

"..." Uriel melihat sebuah butsudan, altar yang digunakan untuk menghormati anggota keluarga yang telah meninggal dunia berisi foto Akira di sudut ruang tamu itu.

"ano, ada keperluan apa anda berkunjuk ke sini?" Tanya pria itu "Ijinkan saya memperkenalkan diri saya. Nama saya Anna, mahasiswi Universitas Tokyo dan teman Suzuki Akira." Uriel memperkenalkan diri menggunakan nama palsu.

"Apa Akira pernah bilang dia berteman dengan orang asing?" Tanya ibu Akira pada adik Akira

"Entahlah. nee-san tidak pernah bilang begitu" Jawab adik Akira.

"Saya datang ke sini untuk mengucapkan turut berduka cita" Uriel membungkukkan badannya "Namun sepertinya saya hanya mengungkit luka lama, ya".

"i-itu tidak benar" Kata ayah Akira "Kami menerima semua pelayat yang berduka pada Akira".

"Ini hanya pendapat saya. walaupun kalian semua sayang Akira dan sedih saat dia tewas, namun ada saatnya kalian harus move on dari keadaan ini" Kata Uriel.

"..." Keluarga Akira hanya terdiam.

"Saya yakin Akira adalah gadis yang baik semasa hidupnya. Mungkin dia telah bahagia di kehidupan berikutnya".

"Mungkin anda benar" Kata ibu Akira.

"Saya tahu ini mungkin tidak sesuai dengan tradisi kalian, tapi saya harap kalian mau menerima uang duka ini" Uriel memberikan koper yang dia bawa pada keluarga Akira.

Begitu koper itu dibuka, terlihat uang kertas bernilai ratusan ribu Yen di dalam koper itu "ba-banyak sekali!" Komentar adik Akira.

"Te-terima kasih banyak atas kebaikan anda" ayah Akira membungkukkan badannya "Tidak masalah. saya yakin Akira bahagia semasa hidupnya karena memiliki keluarga yang baik seperti kalian" Kata Uriel.

"Akhirnya selesai juga" Uriel mulai keluar dari rumah keluarga Akira "Sekarang waktunya ke Akiba dan beli manga yuri lagi!" dengan gembira Uriel berjalan meninggalkan tempat itu.

Extra Chapter Tamat

I (♀) Somehow got Reincarnated as an Eroge ProtagonistWhere stories live. Discover now