Seorang Penyihir Pengelana

205 28 2
                                    

Hembusan angin semilir yang sejuk”.

“Langit biru indah yang tak berujung”.

“Daratan yang berisi kemungkinan tak terduga”.

“Dan ditengah-tengah semua itu terdapat seorang gadis, seorang penyihir cantik dengan rambut keemasan”.

“Namanya adalah, Vanda!” Seorang gadis berambut pirang panjang melakukan pose ‘peace’ sambil mengedipkan mata kanannya. Gadis itu mengenakan rok pendek berwarna ungu, sebuah kemeja putih yang ditutupi jas yang juga berwarna ungu. Gadis itu juga mengenakan sebuah topi penyihir besar yang juga berwarna ungu.

“yap, itu bagus. Akan kutulis ke buku harianku” Vanda pun mengambil pensil dan menulis di sebuah buku.

“Gadis ini, sedari tadi dia bicara apa saja sih?” Komentar seorang pria yang mengendarai karavan yang ditumpangi oleh Vanda.

Setelah beberapa saat, karavan yang ditumpangi Vanda tiba di sebuah kota “Baik, ojou-chan, kita sudah sampai di kota terdekat”.

“Terima kasih paman!” Vanda menuruni karavan yang dia tumpangi sambil memberikan sekantong uang logam kepada pria pengendara karavan tersebut “Ini, biaya mengantarku!” Terima kasih banyak paman!” Vanda pun mulai menghilang di balik kerumunan penduduk kota.





“2997, 2998, 2999, 3000 Aurum...” Beberapa saat kemudian, Vanda duduk di sebuah kedai sambil menghitung sisa uang yang dia miliki.

“Sedikit juga...” Gadis berambut pirang itu mulai merajuk “aah, dengan sisa uang segini bagaimana caranya aku berkelana ke seantero benua ini seperti Cecilia-sama!? Aku ingin mengunjungi Franska! Aku ingin jalan-jalan ke Hispalis! Aku juga mau berlibur di Hinomaru!”.

Setelah beberapa saat, Vanda pun kembali tenang “haah, tidak ada gunanya merajuk. Mungkin aku akan cari tahu ke sesama penyihir apa mereka punya pekerjaan untukku atau tidak” Gadis pirang itu pun berdiri dari kursi yang dia duduki di kedai sambil memasukkan kantung berisi uangnya di jas yang dia kenakan.

KLING

Vanda memasuki sebuah toko obat-obatan “Selamat datang” seorang wanita berambut hitam panjang yang mengenakan topi penyihir “oh!” Wanita itu memperhatikan topi penyihir yang dikenakan Vanda “Sesama penyihir rupanya”.

“Halo” Vanda menyapa wanita itu.
Gadis berambut pirang tersebut mulai bersandar ke meja kasir “Tolong bantu aku! kita sesama penyihir, bukan?”.

“hah?” Wanita berambut hitam itu terkejut mendengar Vanda mengiba sambil melihat Vanda menarik baju wanita itu “Kita memang sesama penyihir tapi bukan berarti aku langsung setuju membantumu!”

“Aku cuma sedang butuh uang!” Pinta Vanda “Apa kau perlu bahan untuk ramuanmu? Aku bisa ambilkan, tapi kau harus membayarku!”.

“haah, baiklah. akan kuperiksa dulu” Wanita itu menyerah dan mulai berjalan ke dalam tokonya. Di bagian dalam toko, terdapat rak berisi sejumlah botol kosong dan bahan-bahan berupa akar tanaman, buah, jamur, hewan kecil yang dikeringkan, beberapa batu dan sejumlah senyawa yang susah diketahui asal usulnya.

Wanita tersebut kembali ke kasir tokonya “Aku perlu akar Derevo Ursine”.



“Rupanya begini bentuknya ya?” Akira memperhatikan sebuah sampul buku yang baru saja dia beli di toko. Sampul buku tersebut bertuliskan “Perjalanan Cecilia volume 1”.

“Begitulah, Akira-sama” Kata Colette yang juga baru saja membeli buku dan sedang berjalan di samping Akira. “mungkin nanti malam akan kucoba baca ini” Kata gadis berambut coklat tersebut.

I (♀) Somehow got Reincarnated as an Eroge ProtagonistWhere stories live. Discover now