Extra Chapter: Side Story Lucy

1K 112 0
                                    

"Terima kasih sudah mengantarku" Lucy membungkukkan badan kepada seorang supir kereta kuda "Tidak masalah, yang penting hati-hati di jalan, nak" kata supir itu.

"Tempat ini rasanya sejuk" Lucy melihat padang rumput yang luas sambil berjalan di jalan setapak.

"Oh itu..." Lucy melihat sebuah desa dari kejauhan "Kebetulan sekali. Aku bisa singgah di sana sambil mencari tumpangan ke kota berikutnya" Lucy mulai mempercepat jalannya.

Pada akhirnya Lucy tiba di desa itu namun dia disambut oleh keadaan desa yang sepi. Hanya sedikit orang yang mengurusi ternak, merawat ladang, ataupun sekedar berlalu lalang.

"eh, apa yang terjadi di desa ini?" Lucy kebingungan sambil berjalan di desa itu "Mereka semua terlihat lelah dan lesu. apa mereka kekurangan gizi?".

"Tidak mungkin. Mereka punya makanan yang cukup" Lucy melihat toko uang masih buka di pasar memasang sejumlah sayur, buah, roti dan sejumlah daging.

"Permisi, di mana rumah kepala desa?" Tanya Lucy kepada seorang wanita yang lewat "Dia ada di sana" Wanita itu menunjuk pria tua yang berjalan menggunakan tongkat.

Lucy pun mendekati pria tua itu "Permisi, aku Lucy seorang petualang" Lucy menunjukkan tanda pengenalnya "Aku lihat ada yang aneh di desa ini. bisa jelaskan padaku?".

"Namaku George, ojou-san" kepala desa itu memperkenalkan dirinya "ada peristiwa aneh yang menimpa desa ini, entah mengapa banyak penduduk yang kelelahan sampai tidak bisa melakukan rutinitas sehari-hari sampai akhirnya mereka tertidur hingga beberapa hari".

"Begitu, mungkin aku harus membuatkan ramuan penambah energi untuk para penduduk" Pikir Lucy "Apa ada tempat kosong yang bisa kupakai?"

"Ada gudang tak terpakai di sebelah sana" George menunjuk menggunakan tongkatnya "Terima kasih, George-san" dengan segera Lucy menuju gudang yang dimaksud.




Begitu Lucy tiba di gudang itu dia langsung mengambil beberapa botol gelas, alat pemasak air dan sejumlah tanaman dari tas pinggangnya.

"Biarlah mengalir, air sumber kehidupan" Lucy mulai membaca mantra. kemudian air mulai keluar dari tangan kirinya dan memenuhi botol gelas yang dia pegang di tangan kanannya.

Setelah itu lucy mulai merebus air yang dia keluarkan dan mengolah tanaman dan mencampurnya menjadi ramuan.

"Ojou-san, kau tidak usah repot-repot membuatkan ramuan untuk setiap penduduk desa ini" Kata George yang memasuki gudang tempat Lucy bekerja.

"Tapi aku tidak bisa membiarkan orang lain menderita tanpa kubantu sama sekali" Lucy memberi alasan "Tidak lagi..."

Beberapa saat kemudian, Lucy telah berhasil membuat beberapa botol ramuan "Akhirnya jadi juga. Ramuan penambah energi" Lucy melihat botol ramuan buatannya.

"Ini George-san, tolong bagikan ke semua penduduk yang terkena penyakit ini sementara akan kubuat lebih banyak lagi" Lucy memberikan sekotak kayu berisi ramuan penambah energi buatannya.

Beberapa saat kemudian, seorang pemuda mendatangi gudang tempat Lucy bekerja "Kepala desa, gawat!" teriak pria muda itu.

"Efek ramuan itu hanya bertahan selama 1 jam?" Lucy terkejut mendengar perkataan pemuda itu "Begitulah, ramuan itu juga tidak berefek jika mereka meminum ramuan itu lagi".

"Apa yang terjadi? Berarti ini bukan penyakit biasa" Lucy mulai berpikir "Ojou-san, kau sudah cukup membantu. Setidaknya kami bisa menyediakan tempat untukmu menginap" Kata George.

"Baiklah, aku juga sudah kelelahan" Lucy mengemasi peralatannya dan keluar dari gudang "ng?" Lucy mengambil sebuah kelopak bunga berwarna kuning yang tergeletak di tanah.

"Aneh sekali" Lucy mengamati kelopak-kelopak bunga yang berserakan di jalan.






"Sepertinya ini petunjuk penyakit aneh desa ini" Lucy mengamati kelopak bunga berwarna kuning itu di kamar penginapannya.

"Kucoba periksa" Lucy mengeluarkan sihirnya sendiri ke kelopak bunga itu "...!" Tiba-tiba, Lucy merasa kelelahan dan membatalkan sihirnya.

"Rupanya memang benar, kelopak ini memiliki sihir yang bisa menyerap energi penduduk desa ini" Lucy mengambil kesimpulan.

"Tapi besok saja investigasinya. Aku jadi kelelahan juga karena kelopak ini" Lucy pun berbaring di kasurnya dan mulai tertidur.

Keesokan harinya, Lucy mulai melaporkan apa yang dia alami kemarin malam pada George di rumahnya "Begitu ya?" George mulai berpikir.

"George-san, apa ada tempat di dekat desa ini yang mungkin bisa menjadi sarang monster?" Tanya Lucy.

"Ada satu, tapi tempatnya jauh" George mulai membuka sebuah peta "Ini, ada lembah tersembunyi di pegunungan yang berada sekitar 2 kilometer dari sini. orang-orang yang pernah ke sana bilang mereka melihat monster di tempat itu" Kata George.

"Mungkin saja itu sumber penyakit ini" Lucy melihat tempat yang ditandai peta itu.

"Kepala desa, ada tiga orang petualang perempuan yang baru saja tiba di desa!" Lapor seorang pemuda.

"Ah, kebetulan sekali" George mulai berjalan keluar dari rumahnya "Tunggu George-san, aku juga ikut" kata Lucy.

Extra Chapter Tamat

I (♀) Somehow got Reincarnated as an Eroge ProtagonistWhere stories live. Discover now