Jalan Buntu

341 63 0
                                    

BUK BUK BUK

Sullyn, seorang budak Dark Elf yang bertarung arena pertarungan rahasia di kota Lehringen menggunakan pedang di tangan kanannya sedang menyerang seorang budak pria yang sedang bertahan menggunakan tameng kayu.

"hiih!" Budak pria itu tidak tinggal diam. Dia berusaha menyayat Sullyn menggunakan kapak yang dia bawa.

Namun dengan lincah Sullyn menghindari sayatan kapak tersebut dan mulai mengambil kuda kuda untuk kembali menyerang budak pria itu.

"hm!" Sullyn menusuk tameng kayu yang digunakan budak pria itu untuk melindungi diri.

BRAK

Dengan satu tusukan yang sangat keras, tameng kayu budak pria itu pecah berkeping-keping. Tidak berhenti di situ, dengan secepat kilat Sullyn berhasil melucuti kapak yang dibawa oleh budak pria tersebut.

"Yak! Karena Eogart sudah tidak bisa bertarung lagi, maka ronde ini dimenangkan oleh Sullyn!" Kata seorang pria yang sedari tadi mengamati dan mengumumkan pertarungan Sullyn dan budak pria itu.

Sejumlah penonton yang melihat pertarungan itu bersorak gembira.

"Yatta! Kita dapat uang banyak!"
"Sudah kubilang pasang taruhan untuk dia saja".

Namun juga tidak sedikit penonton yang menggerutu dan mengomel.

"aah, padahal aku kira dia bisa kalah hari ini jadi kita bisa menggarapnya".
"cih, gaji kerjaku pagi ini hilang!".


Lima orang pria pun tiba di arena itu dan menangkap budak pria yang baru saja dikalahkan Sullyn menggunakan sebuah jaring berat yang terbuat dari besi "akh! Lepaskan!" Budak pria itu pun memberontak "diam, dasar budak!" Kekuatan lima orang pria itu lebih kuat dari si budak yang berusaha kabur sehingga mereka dengan mudah menyeret budak pria itu ke luar arena.

"..." Sullyn pun dengan tenang menjatuhkan pedangnya ke lantai arena dan mulai berjalan ke pintu lain yang ada di ujung arena itu.

Begitu Sullyn memasuki pintu itu dia disambut dengan ruangan sempit yang dilapisi jeruji besi "Budak, lepaskan senjata serta semua pelindung dan pakaian yang kau kenakan!" Perintah seorang pria di balik jeruji besi itu.

"..." Tanpa berkata apa pun Sullyn segera meletakkan pedang dan tameng kayu yang dia bawa serta melepaskan pelindung dada serta cawat yang dia kenakan.

"Sekarang cepat kembali ke selmu!" Perintah pria yang sedari tadi memperhatikan Sullyn melepaskan pakaiannya.

Sullyn yang telah telanjang bulat dan hanya mengenakan kalung besi pun memasuki pintu di ujung ruangan itu yang mengarah pada lorong panjang yang remang-remang dan hanya diterangi sejumlah obor kecil.

Di ujung lorong itu terdapat sejumlah sel dimana para budak ditahan.

"Sullyn-san, selamat kamu menang lagi!" Puji seorang budak perempuan berambut coklat panjang "Ras Dark Elf memang kuat, ya".

"ya..." Jawab Sullyn dengan suara kecil.

"Ke sini, budak!" Perintah seorang pria yang berdiri di depan sel kosong.

Begitu Sullyn menuruti memasuki sel kosong tersebut, pria itu dengan segera menutup pintu sel itu dan menguncinya.

"haah!" Dengan segera Sullyn berbaring di kasur yang ada di dalam sel tersebut.

Tidak lama kemudian, seorang pria yang barusan mengunci pintu sel Sullyn memasukkan sebuah piring berisi dua buah roti dan sebuah paha ayam yang digoreng "Ini, makan malam untuk si pemenang pertarungan!".

Tanpa pikir panjang, Sullyn langsung turun dari ranjang yang dia tiduri dan memakan makanan yang diberikan pria itu dengan lahap "nyam nyam nyam".

Setelah sedikit tenang, Sullyn pun menatap langit-langit selnya "ah, aku rindu hutan tempatku berasal..."

"Kami semua juga rindu rumah kami, Sullyn-san" Seorang budak berambut coklat panjang yang berada di sebelah sel Sullyn ditahan menyahut gumaman Dark Elf itu.



Di sebuah kamar penginapan, terlihat Akira sedang berkumpul bersama keenam anggota party nya untuk berdiskusi.

"Jadi, kalian bilang kalian sudah dapat informasi dari kediaman Ronald Vought, oleh karena itu kalian memanggil kami ke sini" Akira berbicara kepada Colette, Lucy, Elise dan Ashley.

"ya, soal itu..." Lucy terdengar ragu "Akira-sama, kami tidak menemukan satu bukti pun bahwa Ronald Vought menjalankan bisnis arena bertarung budak itu" Colette menyelesaikan perkataan Lucy.

"Apa!?" Alexia, Iris dan Akira terkejut dalam waktu yang bersamaan.

"Berdasarkan apa yang kami temukan di kediamannya, bisnis yang dijalankan Ronald Vought adalah pertanian dan perkebunan anggur" Ashley menunjukkan sebuah ilustrasi lumbung dan ladang.

"Jika itu memang benar, berarti kita tidak bisa bekerja sama dengan walikota untuk menangkap orang itu..." Akira mulai kecewa.

"Akira, bukannya kamu punya izin dari Henrietta-sama untuk membunuh Ronald Vought?" Alexia bertanya pada Akira.

"Memang Henrietta-himesama sudah memberiku izin untuk membunuhnya, tapi..."

"Tapi apa, Akira?" Iris penasaran.

"Aku ingin membebaskan para budak itu dari arena bertarung barusan. Bayangkan setiap malam mereka disuruh bertarung satu sama lain dan yang kalah terpaksa disiksa atau diperkosa".

"..." Colette hanya bisa diam mendengar perkataan Akira.

"Kalau begitu" Elise memberi saran "Bagaimana kalau kita merdekakan mereka dengan usaha kita sendiri saja?".

"Memerdekakan mereka dengan usaha kita sendiri? Memangnya kita bisa?" Akira ragu. Namun dengan segera Alexia mengelus pundak Akira "Kamu kan pemimpin party kita, dan sudah sering membuat strategi brilian. Kamu hanya tinggal memikirkan rencana untuk memerdekakan para budak ini".

"Ah..." Akira melihat Alexia, Colette, Elise, Lucy, Iris dan Ashley menatapnya dengan tatapan penuh kepercayaan.

"Kalian benar..." Akira mulai berdiri dari ranjang tempat dia duduk "Akan kita susun rencana untuk memerdekakan para budak itu".

"Akira-sama..."

"Itu baru pemimpin kita!" Puji Elise.

"Pertama-tama akan kutulis surat dulu ke Henrietta-himesama. Semoga saja dia mendukung rencanaku ini" Akira mulai mengeluarkan secarik kertas, pena bulu dan sebotol tinta dari tas pinggangnya dan meletakkan ketiga benda itu ke atas meja.

bersambung

I (♀) Somehow got Reincarnated as an Eroge ProtagonistWhere stories live. Discover now