I T N L W I D U A P U L U H S A T U

4.3K 692 88
                                    

       "Dari sekian banyak hotel di Bajo?" Itu yang Ervest katakan dengan penuh sinis ketika ia tiba di dekat Killian yang menunggunya di salah satu lounge chair di belakang hotel yang langsung menghadap ke laut Flores. Mereka berada di Inaya Bay Komodo tempat resepsi pernikahan Mellys dan Niko digelar, dan juga kebetulan yang sungguh mengejutkan bagi Ervest di sini juga Pevita—si kekasih Killian—merayakan ulang tahun ke dua puluh lima.

      Siang tadi saat melakukan persiapan untuk resepsi Mellys dan Niko, Ervest membuat instagram story kegiatannya di rooftop hotel—tempat resepsi dilangsungkan malam harinya—dan Killian tiba-tiba membalas story tersebut. Meet me at the back of the hotel after your friend's wedding party. I'm here too.

    "Where's your room?" tanya pria itu dengan tatapan protes. Dan hanya lewat tatapan semacam itu saja Ervest sudah tau apa yang diprotes Killian. Lelaki ini mungkin sudah lama menunggunya—hal yang tidak dia suka. Kira-kira mungkin ... dua menit.

    "Lantai tiga." Ervest duduk di salah satu kursi terdekat dengan Killian, sambil menggigit churros dan menatap pria itu yang baru saja mendengkus. "Gue punya urusan kali."

    "Kamar sendiri?"

    "Berdua," bohong Ervest.

    Killian mengambil churro dari tangan Ervest. Mengabaikan pelototan wanita itu, ia membuang gigitan terakhir tersebut tanpa gurat jahil sama sekali. "Sama siapa? Kok nggak ikut turun?"

    "Punya acara sendiri dan seharusnya gue gabung. Ini malah lo ganggu, nyadar nggak sih?" Saking kesalnya Ervest, ia bahkan tidak ingin menanyakan maksud pria itu membuang churros-nya.

    Pesta resepsi Mellys berakhir pukul sepuluh malam, sekitar satu jam yang lalu. Para tamu kembali ke kamar hotel, ada juga yang langsung check out dan meninggalkan hotel untuk kepentingan yang lain. Seharusnya kini Ervest dan teman-teman mempelai berada di The Bay untuk after party, akan tetapi acara tersebut dibatalkan beberapa hari lalu karena, ya, ... kesalahan dari pihak hotel sehingga membuat Mellys harus memindahkan acara tersebut ke UNIQUE di Ayana Komodo Resort yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Inaya Bay Komodo. Ervest memutuskan untuk tidak ikut after party tersebut karena pesan dari pria ini—pria yang sekarang tampak santai sekali dengan celana pendek berwarna biru tua dan kaos V-neck abu-abu gelap yang membuat kulitnya tampak semakin bersih di bawah langit gelap.

   "Since we coincidentally met here, I want to talk about your stupidity."

   Ervest tidak mengambil jeda untuk mendengkus. "Sekali lagi lo ngomong di depan gue kalau implan pantat itu kebodohan, I'll slap you."

    "Bodoh. Idiot."

    Plak!

    Sekejap semua jadi hening. Dua orang yang duduk di dekat mereka menoleh karena suara tamparan tersebut, begitupun tiga remaja yang sedang bercengkrama di pinggir kolam renang yang berada tepat di sebelah mereka duduk. Untuk sesaat bahkan gelombang laut seperti ikut terpengarah karena suara itu.

    Detik berikutnya Ervest tertawa puas dan sebelum Killian berhasil meraihnya, ia sudah berdiri untuk melarikan diri dari pria itu. Killian jelas tak hanya diam. Ia menyusul Ervest dan dengan mudah memeluk leher wanita itu dari belakang. Ervest berhenti tertawa seketika. Ia terkejut. Jantungnya bahkan ikut berhenti memompa. Namun ia segera menyangkal keterkejutan yang membawa banyak kupu-kupu di dalam perutnya itu.

   Itu hanya sebuah alibi agar Killian tidak malu, Er. Agar orang menganggap tamparan itu hanya candaan.

   "Sialan!" maki pria itu di telinganya. Ervest kembali tertawa, meski hatinya tidak.

I T N L W I #KILLER01Where stories live. Discover now