I T N L W I L I M A B E L A S (2)

5K 746 99
                                    

          Dari rak minuman, Ervest beralih ke kanan pada deretan figura foto di sepanjang nakas dengan tinggi hingga sepinggang dan rak-rak tertutup di bawahnya. Foto-foto masa remaja Tierry menarik perhatian Ervest untuk kesekian kalinya ia berada di sini, terutama foto-foto pria itu bersama Killian saat mereka masih senior high school. Tentu yang sebenarnya, hanya potret Killian yang menarik perhatiannya, tapi dia tidak akan mengakui itu. 

          "Killian cerita sekacau apa kalian dulu." Killian kini mengambil alih pikirannya. Ervest tertawa karena lagi-lagi melihat wajah pria itu saat remaja. Monyet ini bahkan sudah memiliki seringai berengsek sejak remaja. Yang mana, bukannya memuakkan itu malah sangat menarik apalagi untuk ukuran siswi-siswi senior high school. Ervest yakin dia bisa menebak berapa banyak siswi yang mungkin menaksir lelaki ini dulu. Sungguh. Itu mudah sekali dan pasti, sebanyak jumlah siswi di sekolah itu. "Kalian hampir selalu berurusan sama polisi." 

          "We boys know how to have fun with life and enjoy it."

          "Benar. Itu kenapa wanita enggak menikah dengan boys,"  balas Ervest tanpa jeda lama. "Wanita menikah dengan pria, a mature man, yang tau hidup tidak cuma main-main dan have fun saja." 

          Ervest tidak sedang meragukan keakuratan pepatah boys will always be boys. Namun untuk urusan serius seperti hal-nya pernikahan dan rumah tangga, bagi Ervest tidak ada pemakluman untuk pepatah itu. Dua manusia yang menikah dan berumah tangga adalah dua manusia yang seharusnya dan sepantasnya sadar mereka harus menjadi dewasa. Komitmen menjadi sangat penting di dalam pernikahan dan butuh kedewasaan untuk membuat itu bekerja. Saat lelaki sudah mengambil komitmen, dia tidak bisa bermain-main dengan itu apalagi mempermainkannya. Ervest tidak sedang berusaha mengatakan lelaki yang sudah menikah tidak boleh bermain mobil remote lagi, membuat kolam penuh dengan beer dan celana dalam teman-temannya, atau berkumpul dengan temannya yang lain dan menjaili habis-habisan salah satu temannya, tidak. Yang Ervest maksud adalah lelaki tidak bisa nyeleneh dan bertingkah semaunya sendiri dalam pernikahan lalu akan mencari pembenaran dengan alasan boys always be boys, itu sangat tidak bisa.

         "Boys akan mengentengkan pernikahan mereka, pria tidak."   

          Tierry mendesah karena Ervest mengganggu konsentrasinya dan membuatnya tiga kali menekan tuts yang salah. Ia berhenti memainkan jarinya dan kini menatap Ervest penuh. Penuh geram. "Tiba-tiba kamu yang dikenal paling anti dengan pernikahan, membicarakan soal menikah padahal kita tidak sedang membicarakannya."

          "Oh, terlepas dari ibumu mengundangku ke mari, aku di sini untuk membicarakan itu." Sebut saja Ervest sedang memberi Tierry pernyataan perang saat ini. Meski sebenarnya bendera perang sudah ia kibarkan sejak ia tidak menolak apapun yang dikatakan Iksan Salim di ruang meeting siang ini. "Pernikahanku." 

          Tierry yang sepertinya sudah tau itu hanya menggeleng. "Kamu bisa jangan terlalu rendahan?"

          "Ter, kamu membingungkan sekali." 

          "Aku memang memintamu untuk menikah," pria itu kembali geram karena Ervest berlagak tidak tau apa yang dia lakukan, "agar kamu menemukan orang yang bisa menjadi temanmu seumur hidup. Tapi kamu sudah menolak itu dari awal, lalu tiba-tiba karena papa menjanjikan hal bodoh ini, kamu langsung ingin berubah pikiran."

          "Aku sudah berubah pikiran. Pernikahan sepertinya membuatmu lebih baik."

          "Karena pernikahanku berdiri di atas hati dan ketulusan."

I T N L W I #KILLER01Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora