I T N L W I T I G A P U L U H T U J U H (4)

2.3K 392 55
                                    

Saat masih remaja, saat ia masih suka melamun malam hari, Ervest kerap berimajinasi dan mengarang ulang kematian ibunya menjadi beragam versi untuk dirinya sendiri.

Pernah terpikir olehnya jika ibunya mati karena dicelakai oleh keluarga Salim atau Armandhito. Sebab sejak ia dan Rojovan hadir di antara mereka, kedua keluarga itu terang-terangan sekali membencinya. Mereka tidak segan memperlakukannya seperti dosa. Bahkan kegiatan menyiksa Rojovan dan dirinya seperti kesenangan buat mereka.

Benar saja, ternyata imajinasi Ervest itu adalah kenyataan yang sebenarnya. Ibunya memang korban wanita keji dari keluarga kejam itu.

Ervest sudah menyimpan benci yang sangat besar pada Nata sejak pertama kali bertemu. Sampai saat ini, seisi dunia pun tidak bisa mengalahkan rasa bencinya. Luka di kepalanya, mimpi-mimpi buruknya, luka disekujur tubuh kakaknya dan juga mental lelaki itu, dan yang baru terungkap hari ini ... kematian ibunya semua penyebabnya adalah wanita iblis itu. Wanita itu adalah setan yang membuat dunia Ervest menjadi neraka selama ini. 

Tak habis pikir, Ervest sampai bertanya-tanya pada dirinya sendiri sakit seperti apa yang Nata rasakan sampai bisa bertindak seburuk itu?

Pengkhianatan memang begitu menyakitkan. Ervest tak menyangkal. Mungkin seperti dihujam pedang sepanjang tiang neraka. Lukanya tentu sangat dalam. Untuk menyembuhkan luka hingga ke ujungnya, berarti harus tenggelam sedalam neraka, siapa yang mampu?

Nyawa Rose saja tidak. 

Lalu apa ditambah nyawa Ervest akan cukup?

***

Melihat raut nelangsa temannya, Killian ikut merasa nelangsa.

Ervest hanya diam sejak mereka keluar dari ES Tower. Bahkan saat Killian memutuskan sepihak membawa wanita itu ke daerah paling timur Tuas yang terletak di bagian barat pulau, bukannya Orchard—kawasan condominium mereka, wanita itu tetap cuma diam.

Killian gemas sedari tadi, ingin sekali membedah kepala wanita itu sekarang. Ia ingin mencari tahu isi dan keadaannya agar dia tau apa yang Ervest inginkan darinya sekarang. Atau paling tidak dengan membedah kepala temanya itu, Killian akan tau apakah Ervest setuju dengan idenya untuk naik yacht atau tidak sama sekali?

Killian menghentikan yacht tidak terlalu jauh dari dermaga yang tak seramai siang hari. Air Selat Jurong yang gelap gulita karena malam menjadi alasannya tidak ingin terlalu jauh dari daratan. Tujuannya membawa Ervest ke sini hanya untuk menjauhkan wanita itu dari keramaian yang mungkin akan mengganggu. Di sini sangat damai dan tenang.

Mengabaikan segala rasa canggung dan bingungnya, Killian lantas menghampiri Ervest di luar. Wanita itu bersandar di pembatas dek dengan pandangan melamun ke dalam yacht.

Killian mendekat hingga berdiri tepat di hadapan wanita itu. Tubuh mereka berdiri rapat. Killian nekat mendekat hingga tak ada jarak di antara mereka. Ia sempat membayangkan Ervest akan mendorongnya atau langsung pergi, tapi ternyata wanita itu diam saja. Jadi ia tidak juga mundur meski sekarang merasa posisi mereka terlalu aneh.

Reaksi Ervest ini, diam dan ketidakpeduliannya, semakin membuat Killian tersiksa. Ervest seolah tidak ada di tubuhnya. Ervest pasti berpikir sedang membunuh Nata di mana pun istri Iksan itu berada sekarang. Killian menggapai pipi wanita di hadapannya itu untuk mengajaknya kembali ke tubuhnya.

Berhasil. Manik mata Ervest bergerak dan menatapnya.

"Now what?" tanya wanita itu mengejutkan Killian. 

"Apa yang nyokap lo tau itu ternyata bukan kebenarannya, K. Jadi apa rasanya menjauhkanku dari kebenaran palsu itu? Merasa sia-sia?"

Killian terdiam. Tangannya kembali ke sisi badannya. Pertanyaan itu memukulnya. Ia merasa bodoh lebih tepatnya. "How do you feel now?"

I T N L W I #KILLER01Where stories live. Discover now