I T N L W I S E M B I L A N

5.8K 877 61
                                    

          Ketika Ada—sekretaris Ervest—baru saja duduk di depannya untuk menjelaskan mengenai agendanya hari ini, Ervest melihat sekilas ke luar ruangan lewat partisi kaca yang dipasang di sebagian dinding. Killian dan Tierry baru saja keluar dari ruang meeting dan keduanya masuk ke ruangan Tierry sambil mengobrol cukup intens. Begitu kedua pria itu tidak lagi dalam jangkauan penglihatannya, Ervest kembali menatap Ada yang meminta izin untuk memulai. "Silakan," ungkap Ervest sambil melepas blazer yang ia kenakan.

          Ada berdeham kecil memastikan tenggorokannya bersih agar suaranya jelas. Karena sang bos yang amat detail ini akan langsung menegurnya kalau ada satu kata saja yang tidak terdengar jelas keluar dari mulutnya. "Ibu pagi ini ada beberapa teleconference, dengan ES Australia yang pertama mulai jam delapan, setelah itu dengan ES KL jam sembilan, dan ES Indonesia jam sepuluh. Setelah makan siang, Ibu ada meeting dengan CRO DBS Bank di Shange Place, Shangri-La." Ervest mengangguk sebagai tanda ia mengingat semua jadwalnya. "Dan jam empat ibu ada satu teleconference lagi dengan ES Europe."

          "Thank you, Ada. Tolong setelah ini kamu ganti jadwal keberangkatan saya ke Tokyo minggu depan jadi Kamis besok. Kalau ada meeting minggu ini yang susah kamu reschedule, tolong kamu atur agar kita bisa teleconference saja. Akan saya handel dari Tokyo." Ervest berpesan.

          Mengingat saat meeting tadi Tierry memintanya untuk mempercepat kesepakatan dengan salah satu perusahaan teknologi dari Jepang yang akan melakukan investasi ke Elephant Star. Ekspansi Elephant Star Healthcare yang dipimpin Killian mendapat sambutan sangat baik dari pemerintah dan rumah sakit-rumah sakit di Vietnam, sehingga Tierry berencana menambah nilai ekspansinya dengan investasi tersebut.

          "Satu lagi," imbuh Ervest, "tolong pesan penerbangan ke Jakarta untuk malam ini, saya kembali besok sekitar tengah hari." Ervest ingin istirahat, ia butuh berenang.

          Ada segera melihat kembali layar iPad-nya untuk memastikan agenda Ervest besok. Terbiasa dengan permintaan cukup mendadak yang sama, Ada tidak lagi kaget. Sudah satu tahun menjadi sekretaris Ervest dan merangkap sebagai PA wanita itu selama tiga bulan terakhir, karena PA Ervest sebelumnya mendapat kesempatan untuk melanjutkan S2 di Australia dari Ervest, Ada hafal kebiasaan Ervest satu ini. Bermalam di Jakarta di sela-sela jadwal penting wanita itu yang tidak ada habisnya.

          Tidak cuma itu, ia juga sudah hafal watak perempuan tegas itu saat bekerja dan menjadi atasan. Saya atasan kamu, yang saya perintahkan adalah hal yang pasti bisa dan akan dan harus kamu lakukan untuk saya. Dan memang terbukti selama ini. Sebagai atasan, Ervest selalu memerintah hal yang rasional di koridor profesional dan selalu bisa Ada lakukan meski harus dengan effort sangat besar.

          Setelah memastikan, Ada mengangguk karena besok Ervest tidak memiliki agenda meeting hingga makan siang. Benar kan. Ervest pasti sudah melihat jadwalnya sendiri sebelum meminta hal itu. "Baik, Bu. Ada lagi? Ibu mau kopi?"

          "Enggak." Ervest melirik Hublot di pergelangan tangan kirinya. Pukul delapan kurang lima belas menit. "Sambungan udah ready, kan? Itu aja dulu, nanti saya hubungi kamu lagi." Setelah mendapat kalimat final itu, Ada pamit dengan sopan, lalu keluar dari ruangan Ervest.  

          Ervest mengambil sebotol Evian yang sudah disediakan Ada di mejanya, meminumnya dua teguk dan kembali meletakkan botol itu di meja. Ia menghela napas mengingat presentasi Killian saat rapat tadi. Oh, bukan presentasinya, tetapi sang presentator yang amat bersemangat dan penuh gelak bahagia sebenarnya. Ervest penasaran, apa karena permainan semalam-nya dengan si pacar?

          Pintu ruangannya tiba-tiba terbuka dan wajah Killian jadi perhatiannya begitu ia menoleh. Ada keheningan beberapa saat membuat Ervest bertahan menatap wajah berstruktur tegas dan pas itu dengan rasa terkejut. Pria itu muncul saat Ervest memikirkannya, bagaimana Ervest tidak terkejut?

I T N L W I #KILLER01Where stories live. Discover now