I T N L W I T I G A B E L A S (2)

4.9K 801 51
                                    

Pendek.

          Ervest masih tidak tau jelas sebenarnya apa posisinya di dalam keluarga Salim. Anak dari keluarga Salim, satu-satunya putri Iksan Reino Salim? Oh, Ervest tidak ingin terlalu berharap. Dan jangan sampai ada keluarga Salim yang mendengar itu, atau mereka semua akan marah besar. Anak Iksan hanya Tierry, ingat itu.


          Lalu untuk apa Ervest di dalam keluarga ini? Dan untuk apa Ervest sekarang ada di sini, di ruangan yang sama dengan pasangan Iksan-Nata dan anak mereka Tierry? Kenapa Bastian pula ada di sini, duduk dengan tenang, menatapnya dengan senyum yang jarang di wajah pria itu?

          Kenapa semua keluarga Iksan harus di sini, kecuali Rojovan, dan mereka mendengarkan Erwin Ghani, pengacara pribadi Iksan, membacakan nama para pemegang saham Elephant Star Group? Sebenarnya ada apa?

          "Empat puluh dua persen saham ES Group atas nama Iksan Reino Salim. Dua puluh tujuh persen atas nama Tierry Equitio Salim. Lima persen atas nama Ibu Nathalia Inggrid Salim. Rojovan Chesterio Salim, Ervesten Ratio Salim, dan Sebastian Edictio Salim masing-masing memegang  dua persen."

          "Terimakasih, Ghani." Iksan menyilakan Ghani kembali duduk di sebelahnya.

          "Untuk apa ini?" Nathalia, Nyonya Salim, terlihat sangat tidak sabar mendengar jawaban suaminya.

          Iksan menatap istrinya sejenak. Ervest mengernyit terhibur saat pria itu langsung mengalihkan pandangan ketika bertemu mata dengan istrinya yang menuntut. "Aku akan mengalihkan separuh saham ES Group yang ada atas namaku kepada Ervest." Tierry membelalak. Nathalia Salim sontak menggebrak meja dan membentak suaminya dengan suara nyaring. Namun Iksan tetap pada tekadnya, kembali bicara. "Jika Ervest menikah tahun ini."

          Seketika ruangan menjadi sangat tidak kondusif hanya karena seorang Nathalia Salim menatap penuh marah suaminya. Sementara kedua putra Iksan saling melempar tatapan, masing-masing mencoba mencari tau dari mata yang lain. Ervest hanya terkekeh terhibur. Terkejut. Tidak pernah dia bayangkan hal seperti ini terjadi.

          "Dan bertahap setelah itu, sebagian milik Tierry akan dialihkan menjadi atas nama Ervest."

          "Anakmu adalah Tierry," potong Nata tidak lagi ingin mendengar omong kosong suaminya, "hanya Tierry. Hanya Tierry yang berhak mendapat seluruh asetmu, bukan anak selingkuhanmu, bukan anak sekretarismu. Dengarkan aku Iksan!"

          Dan seorang Iksan Reino Salim hanya berani menggeleng tanpa menatap wajah istrinya yang sudah berang. "Aku punya empat anak. Kita tidak memperdebatkan itu lagi."

          Nata berdiri dengan tatapan tajamnya yang terus menyorot sang suami. Ia kemudian beralih pada Ervest yang duduk di sebelah pria itu. Anak itu membuatnya merasa masih diselingkuhi sampai detik ini meski wanita itu sudah mati. Dan sakit karena pengkhianatan itu sekarang terasa berkali lipat setelah dia mendengar suaminya yang tidak tau diri itu mengambil keputusan bodoh. "Itu tidak akan terjadi sampai kapan pun. Aku dan Tierry tidak akan pernah menyetujui itu."

          Ervest harus membentangkan senyumnya saat itu juga. Akan bagus kalau itu terjadi. Ia menatap Tierry yang belum jelas berpihak kepada siapa.

          "Kamu cuma akan membuat semua orang tau kebusukanmu, kebusukan keluargamu. Kamu pikir stakeholders lain tidak akan bertanya kenapa hal seperti itu bisa terjadi? Apa yang kamu pikirkan?" 

         "Kurasa Mama benar, Pa."

          Ervest tersenyum mendengar suara Tierry. Jadi sudah jelas di mana pria itu berdiri. 

          "Kamu bukan anak pertama Papa, Ter. Rojovan yang seharusnya mendapat posisi ini, tetapi kita tau dia bukan orang yang bisa kita percaya. Sementara Ervest, Papa percaya dia mampu."

          Ervest menatap Nata yang ikut menatapnya. Ia tersenyum miring.

          Ia tidak akan pernah melepas apa yang bisa menjadi miliknya. 

          Ia akan menikah.
 

B E R S A M B U N G




I T N L W I #KILLER01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang